Fimela.com, Jakarta Hubungan adalah ikatan indah yang terkadang menjadi rumit. Hal-hal tersebut dapat mendatangkan kegembiraan dan cinta yang luar biasa, tetapi terkadang juga menimbulkan kecemasan yang sangat besar. Meskipun setiap hubungan itu unik, ada beberapa faktor yang dapat membuat siapa pun, bagaimana pun kepribadiannya, merasa cemas. Inilah saat yang tepat untuk mewaspadai pemicu yang dapat menyebabkan kecemasan dalam hubungan dan bekerja sama dengan pasangan untuk memastikan bahwa hubunganmu adalah aman, sehat dan memuaskan bagi kalian berdua. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Ketidakpastian Tentang Masa Depan
Ketidakpastian mengenai arah hubungan adalah salah satu sumber kecemasan yang paling umum. Ketidakpastian ini dapat muncul dari berbagai alasan, termasuk tidak mengetahui apakah pasangan benar-benar menginginkan komitmen jangka panjang, meragukan kecocokan, atau bertanya-tanya apakah keadaan eksternal seperti jarak jauh, pilihan profesional, atau masalah di rumah suatu hari nanti akan terjadi dan datang di antara kamu dan pasangan.
Misalnya, dua orang yang telah berpacaran selama lebih dari setahun tidak pernah membicarakan tujuan masa depan, aspirasi, atau bagaimana mereka berencana membangun kehidupan bersama di tengah perubahan keadaan. Ketika satu orang ingin berumah tangga dan yang lain selalu mengelak, ketidakpastian tentu bisa menimbulkan kecemasan.
What's On Fimela
powered by
2. Masalah Komunikasi
Komunikasi yang efektif membentuk fondasi dan jembatan dalam hubungan yang sehat. Kesalahpahaman dapat meningkat ketika komunikasi gagal, sehingga menyebabkan rasa jengkel, kecemasan, dan kekhawatiran. Kurangnya komunikasi setelah kesalahpahaman menunjukkan keengganan untuk mengomunikasikan emosi atau kebutuhannya, atau menyelesaikan konflik secara efektif.
Misalnya, ketika pasangan sering bertengkar dan bukannya menyelesaikannya dengan komunikasi, salah satu malah menutup diri dan menghindari pembicaraan tentang masalah tersebut, hal ini dapat menimbulkan stres dan kekhawatiran bagi pasangannya.
3. Masalah Kepercayaan
Kepercayaan juga merupakan landasan dari sebuah hubungan yang kuat, dan jika hal ini dikompromikan, rasa cemas bisa muncul. Masalah kepercayaan adalah akibat dari pengkhianatan, kecurigaan, atau terkadang rasa tidak aman di masa lalu. Biasanya muncul sebagai rasa iri, kebutuhan akan kepastian, atau kegelisahan.
Meskipun pasangan saat ini mungkin bukan penyebab permasalahan tersebut, sebagai pasangan, keduanya bertanggung jawab untuk berjuang mengatasi permasalahan tersebut guna mencegah konflik di masa depan.
Misalnya, salah satu pihak dalam suatu hubungan mungkin memiliki pengalaman traumatis di masa lalu terkait hubungan seksual dan kini menjadi tanggung jawab keduanya untuk berjuang melaluinya dengan cara mereka sendiri. Namun, penting untuk mengatasi masalah tersebut untuk memiliki hubungan yang sehat.
4. Menyeimbangkan Kemandirian dan Kebersamaan
Menemukan keseimbangan yang tepat antara individualitas dan kebersamaan dalam suatu hubungan dapat menjadi sebuah tantangan. Ketika salah satu pasangan merasa tercekik oleh kebutuhan pasangannya akan perhatian terus-menerus dan pasangannya merasa kecewa karena tidak menghabiskan waktu berkualitas bersama, hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan frustrasi.
Misalnya, meskipun bahasa cinta seseorang bisa berupa sentuhan fisik dan waktu berkualitas, orang lain mungkin pergi keluar dan bersenang-senang. Dan ketika konflik-konflik ini muncul dan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhannya, hal ini dapat menimbulkan stres. Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang bagi keduanya untuk mewujudkan keinginan mereka dan menjalin hubungan damai.
5. Tekanan Ekspetasi
Tekanan masyarakat, keluarga, dan teman sebaya semuanya dapat berkontribusi terhadap kecemasan dalam hubungan. Terkadang, lingkungan eksternal dapat menimbulkan stres pada pasangan terutama ketika mereka memaksakan ekspektasi pada pasangan. Baik itu menikah, memiliki anak atau bahkan bertukar cincin janji, hal itu mempengaruhi sifat hubungan mereka dan dapat menyebabkan perselisihan di antara keduanya.
Oleh karena itu, penting untuk memperjelas ekspektasi satu sama lain dan menetapkan batasan seberapa besar pengaruh eksternal harus memengaruhi kalian berdua.