Fimela.com, Jakarta Perasaan tidak tahu apa yang akan terjadi dalam suatu hubungan selanjutnya merupakan fase yang menakutkan. Ketidakpastian mendatangkan kecemasan dan menimbulkan kekacauan dalam pikiran. Ada ketidakpastian dalam hidup di setiap sudut. Itu tergantung pada kita apakah kita mengkhawatirkan hal itu setiap saat atau mencari solusinya atau berhenti mengkhawatirkannya sama sekali.
Ketidakpastian dalam suatu hubungan terkadang membuatmu bertanya-tanya apakah kamu ingin mempertahankannya dan apakah pasanganmu adalah orang yang tepat untukmu. Sayangnya, jika kamu bingung tentang suatu hubungan, pada akhirnya kamu malah menjauhi calon pasangan karena keinginan untuk menghindari disakiti.
Kamu dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan merasa lebih nyaman jika kamu sedang berjuang mengatasi ketidakstabilan hubungan. Dan berikut ada beberapa cara untuk mengatasi fase meragukan pasangan dalam hubungan. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Perhatikan Perubahannya dan Komunikasikan
Ketika kamu menghadapi fase di mana kamu terlalu banyak berpikir tentang suatu situasi atau menganalisis atau membayangkan skenario yang mungkin terjadi di masa depan, kamu perlu mengendalikan diri dan segera mengomunikasikan perasaanmu kepada pasangan dan memberi tahu mereka ketakutanmu. Sekadar berkomunikasi dan menjernihkan awan kesalahpahaman bisa menjadi solusi atas kekhawatiranmu.
2. Bersedia Memberi
Kita sering kali tidak mau memberikan sesuatu tanpa menerima imbalan. Dalam setiap hubungan, pada akhirnya kamu harus menawarkan tanpa mengharapkan apa pun. Nikmati memuaskan pasangan. Daripada bertanya apa yang bisa diberikan pasanganmu, kamu harus rela memberikan kejujuran dan cintamu padanya tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Terima tanggapan mereka tanpa berusaha mengubahnya agar sesuai dengan tanggapanmu. Daripada mencintai pasangan apa adanya, kamu harus menerima dia apa adanya.
3. Hindari Menuduh Pasangan
Hindari menuduh pasangan saat sedang marah, tahan keinginan untuk menghukum mereka. Daripada menahan kasih sayang, diam, atau menuduh, ungkapkan perasaanmu dengan tenang. Lewati pernyataan yang bisa diperdebatkan dan frasa yang menghakimi seperti "kamu tidak pernah" atau "kamu selalu". Gantikan kritik dengan pengertian dan cinta. Daripada menjauhi mereka, tunjukkan penerimaan dan upayakan keintiman dengan mencari pemahaman atas perilaku mereka.
4. Perlakukan Sebagaimana Kamu Ingin Diperlakukan
Perlakukanmu sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Pimpin dengan memberi contoh, tunjukkan perilaku yang kamu inginkan. Berempati dengan perasaan mereka dan hadir selama rasa sakit mereka. Identifikasi kebutuhan unik mereka untuk meningkatkan koneksimu. Daripada menuntut, tawarkan apa yang mereka butuhkan. Temukan cara menciptakan keamanan dan kasih sayang. Dengarkan dengan penuh kasih sayang saat mereka kesal, sehingga meringankan kesusahan mereka. Rangkullah ketidakpastian sebagai peluang untuk membangun kepercayaan dan keintiman yang lebih dalam dengan melepaskan ekspektasi.
5. Pelajari Kebutuhan dan Keinginanmu
Kenali keinginan dan kebutuhanmu. Jika ketidakpastian mengganggu hubungan, hal itu mungkin berasal dari kebutuhan yang tidak diungkapkan. Identifikasi dengan jelas apa yang kamu butuhkan dan inginkan, lalu komunikasikan dengan jujur dan jelas kepada pasanganmu. Hindari bahasa yang menuduh; fokuslah pada kebutuhanmu, bukan perilaku mereka. Pendekatan ini menumbuhkan pemahaman, mengundang mereka untuk mengetahui dan mendukung kebutuhanmu. Komunikasi yang lebih baik menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih dalam.
6. Kepercayaan Adalah Kuncinya
Merangkul kepercayaan pada pasangan dan hubungan, terutama pada saat ketidakpastian, memiliki nilai yang sangat besar. Ini melibatkan pilihan sadar untuk percaya pada kebaikan niat pasangan dan kekuatan ikatanmu. Daripada terus memikirkan keraguan, berusahalah untuk mempertahankan pola pikir positif yang memperkuat gagasan bahwa pasanganmu berkomitmen terhadap kesejahteraan hubungan.
Meskipun ketidakpastian mungkin timbul, membuat keputusan yang disengaja untuk memercayai pasangan bisa menjadi pendekatan transformatif. Hal ini tidak berarti mengabaikan kekhawatiran yang sebenarnya atau menutup mata terhadap tanda-tanda bahaya, melainkan memberikan keraguan pada pasangan sampai bukti nyata menunjukkan sebaliknya.