Fimela.com, Jakarta Selulit saat hamil memang jadi salah satu masalah kulit yang umum terjadi. Meskipun begitu, ketika mengalami kondisi ini biasanya menyebabkan rasa kurang percaya diri pada ibu hamil. Soalnya kondisi tersebut menimbulkan tanda khas, yaitu munculnya lemak di bawah kulit yang muncul ke permukaan sehingga terlihat bergelombang.
Lalu, apa sih yang harus dilakukan bumil untuk mengatasi hal tersebut? Apakah selulit yang muncul nantinya bisa hilang dengan sendirinya? Cari tahu informasi selengkapnya di sini yuk, Sahabat Fimela!
What's On Fimela
powered by
Selulit Terjadi Karena Apa Sih?
Selulit saat hamil merupakan kondisi normal yang terjadi sebagai akibat dari meningkatnya hormon estrogen dan progesteron secara drastis. Hal ini membuat tubuh menghasilkan lemak tambahan yang berperan untuk melindungi janin.
Secara sederhana, selulit merupakan timbunan lemak yang berada di kantong bawah kulit. Kondisi tersebut terbentuk karena serat kolagen yang menghubungkan lemak ke kulit meregang, memecah, menarik dan membuat sel lemak terlihat menonjol keluar. Inilah yang membuat selulit punya tampilan khas yang mirip kulit jeruk. Pada ibu hamil, selulit biasanya muncul di area paha, perut, bokong dan bawah lengan.
Secara umum, perempuan memang punya risiko munculnya selulit yang lebih besar, bahkan saat tidak hamil sekalipun. Hal ini terjadi karena perempuan memiliki sel lemak yang lebih banyak, terutama di area perut, paha, dan bokong.
Apa Saja Pemicu Selulit Saat Hamil?
Meskipun umum dialami perempuan hamil, namun ternyata ada beberapa faktor pemicu yang mendorong munculnya selulit saat hamil. Apa saja?
1. Genetik dan Hormon
Dilansir dari situs KlikDokter, faktor genetik juga diduga jadi pemicu munculnya selulit saat hamil. Yang dimaksud faktor genetik itu sendiri antara lain jenis kelamin, ras, metabolisme, dan distribusi lemak di bawah kulit.
Beberapa jenis hormon seperti estrogen, insulin, noradrenalin, tiroid dan prolaktin juga diduga memiliki peranan penting dalam proses terbentuknya selulit. Ketika usia bertambah, produksi hormon estrogen pada perempuan mulai berkurang yang menyebabkan kolagen lebih sedikit dan alirah darah di kulit juga ikut terhambat.
2. Gaya Hidup
Nggak hanya faktor genetik, gaya hidup juga dinilai menjadi salah satu hal yang menyebabkan munculnya selulit. Bagi yang sering mengonsumsi makanan berlemak, karbohidrat dan garam tinggi juga berisiko mengalami selulit. Memakai pakaian yang terlalu ketat di sekitar bokong, paha dan lengan juga bisa menyebabkan timbunan selulit karena pakaian tersebut menghambat aliran darah di area tersebut.
3. Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan
Bumil umumnya mengalami kenaikan berat badan. Nah, bagian tubuh yang mengalami penumpukan lemak paling banyak ini bisa memicu munculnya kondisi yang menyerupai kulit jeruk tersebut.
4. Kurang Olahraga
Bagi yang nggak biasa melakukan olahraga, terutama latihan kekuatan, ternyata bisa memiliki risiko mengalami selulit yang lebih besar, lho. Hal ini karena olahraga dan latihan kekuatan dapat membantu meningkatkan kekencangan otot dan mengurangi lemak di tubuh. Disarankan untuk melakukan olahraga rutin selama hamil yang nggak hanya dapat membantu melatih kekuatan bumil saja, tapi juga membantu mengatasi selulit.
Beda Selulit dan Stretch Mark
Banyak yang mengira kalau selulit itu sama dengan stretch mark. Padahal sebenarnya kedua hal tersebut berbeda, lho. Dengan mengetahui perbedaannya, bumil bisa menentukan perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kulit yang dialaminya.
Jika selulit muncul karena kumpulan lemak yang terjadi di bawah kulit dan menyebabkan perubahan tekstur, lain halnya dengan stretch mark. Kondisi tersebut dipicu oleh peregangan kulit yang menimbulkan garis kemerahan atau kecokelatan di bagian tubuh tertentu. Nah, kondisi ini biasanya muncul karena membesarnya baby bump.
Tips Meminimalisir Munculnya Selulit Saat Hamil
Selulit yang muncul selama masa kehamilan memang nggak bisa dihindari. Tapi, setidaknya ada beberapa kebiasaan dan gaya hidup yang bisa diterapkan untuk meminimalisir pembentukan selulit. Apa saja sih?
1. Olahraga yang Melatih Kekuatan
Bukan rahasia lagi kalau olahraga rutin sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama saat kehamilan nih. Latihan fisik ini bisa membantu mempersiapkan tubuh untuk menghadapi masa persalinan sekaligus menjadikan badan lebih sehat.
Nah, latihan kekuatan merupakan olahraga yang disarankan untuk meminimalisir pertumbuhan selulit karena dapat memperkuat jaringan otot secara signifikan. Jadi, bisa membantu memperbaiki tekstur kulit yang mengalami selulit juga. Jika dilakukan secara rutin juga bisa membantu membakar lemak yang mengontrol kenaikan berat badan selama kehamilan.
Nggak cuma itu saja, menjaga tubuh tetap aktif selama kehamilan juga penting untuk meningkatkan aliran darah, mengelola retensi cairan, serta mempertahankan berat badan agar tetap sehat dan ideal.
2. Perhatikan Asupan Makanan yang Dikonsumsi
Makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi kondisi selulit saat hamil. Batasi asupan kalori untuk mencegah penumpukan lemak yang ada di dalam tubuh. Hal ini juga termasuk mengurangi konsumsi gorengan dan makanan berlemak lainnya, lho.
Sebaiknya bumil mulai memperbanyak konsumsi makanan berserat tinggi seperti yang ada dalam buah dan sayur. Hal ini dapat membantu menurunkan kadar lemak dalam tubuh dengan cara yang lebih sehat dan aman, sehingga diet tidak mengganggu kehamilan.
Selain itu, kandungan asam lemak omega-3 juga memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh. Termasuk mengikat selulit. Jadi, masukkan makanan yang mengandung omega-3 ke dalam diet sehari-hari seperti alpukat atau telur.
3. Selalu Pantau Perkembangan Berat Badan
Memperhatikan kenaikan berat badan selama hamil sebenarnya juga sangat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyelurh. Namun, hal ini juga ada pengaruhnya pada selulit yang muncul, lho.
Pertambahan berat badan yang berlebihan berisiko membuat kulit jadi lebih melar dan ketarik hingga 'pecah'. Hal ini bisa membuat kemungkinan munculnya selulit jadi lebih besar. Nah, perhitungan berat badan ideal bisa mengikuti beberapa panduan berikut ini:
- Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 18,5 atau underweight sebaiknya menaikkan berat badan sekitar 12,5-18 kilogram.
- Perempuan dengan IMT 25-29,9 (overweight) sebelum kehamilan, disarankan menjaga kenaikan berat badan antara 7-11,5 kilogram.
- Jika memiliki IMT lebih dari 30 atau obesitas sebelum kehamilan, pastikan kenaikan berat badan hanya sekitar 5-10 kilogram.
4. Jaga Hidrasi Tubuh Selama Kehamilan
Selama menjalani kehamilan, pastikan untuk selalu menjaga kebutuhan hidrasi tubuh. Selain membantu menjaga metabolisme tubuh agar tetap maksimal, memenuhi asupan air putih juga membantu mengurangi risiko retensi cairan, di mana tubuh kelebihan cairan atau zat tertentu. Keadaan tersebut ternyata bisa memicu munculnya selulit yang mengganggu penampilan, lho.
5. Suplemen dengan Kandungan Kolagen
Kolagen menjadi salah satu zat yang diperlukan untuk meningkatkan elastisitas kulit dan menjaga jaringan ikat tetap kenyal dan sehat. Nah, untuk mengatasi selulit di masa kehamilan, suplemen yang kaya akan protein kolagen bisa jadi pilihan.
Namun, jangan lupa konsultasikan terlebih dulu dengan dokter terkait suplemen yang akan dikonsumsi. Bila diperlukan, minta resep dari dokter untuk memastikan kandungan suplemen yang dikonsumsi aman untuk janin.
6. Berikan Pijatan pada Kulit
Ada yang bilang salah satu cara untuk meminimalisir selulit adalah dengan memberikan pijatan kepada kulit. Nah, ritual yang satu ini dipercaya bisa merangsang sel fibroblast yang bisa mengurangi pertumbuhan sel lemak di dalam tubuh.
Nggak cuma itu saja, pijatan juga bisa mengurangi edema atau kondisi pembengkakan bagian tubuh tertentu yang sering dialami ibu hamil. Namun, pastikan pilih terapis pijat profesional yang memang sudah berpengalaman memberikan pijatan untuk ibu hamil, ya. Hal ini penting agar tidak memberikan dampak buruk pada kondisi kandungan.
7. Rutin Menggunakan Pelembap dan Losion
Penggunaan pelembap dan losion juga bisa membantu meminimalisir pertumbuhan selulit saat hamil. Supaya hasilnya maksimal, pastikan kandungan utamanya memiliki manfaat untuk menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Terlebih di sekitar area yang mengaami peregangan selama hamil, seperti perut, pinggul, bokong, dan payudara.
Bisa juga dengan menggunakan losion yang memiliki kandungan kolagen ke seluruh tubuh, setelah mandi, minimal 2 kali sehari. Hal ini bertujuan untuk mencegah perobekan kolagen akibat peregangan lapisan dermis. Jika tidak memiliki losion kolagen, bumil juga bisa memanfaatkan minyak zaitun atau baby oil.
Perawatan Selulit Setelah Melahirkan
Mengatasi selulit saat hamil memang memiliki keterbatasan karena banyak hal yang harus diperhatikan demi kesehatan ibu hamil dan janin. Nah, jika setelah melahirkan kamu masih mengalami masalah yang satu ini, ada beberapa opsi perawatan yang bisa dicoba, lho.
1. Laser
Teknik menghilangkan selulit dengan laser bertujuan untuk memecah pita keras dan jaringan lemak di bawah kulit. Hal inilah yang menyebabkan selulit terlihat muncul di permukaan kulit.
2. Subcision
Prosedur medis lain yang bisa dicoba adalah subcision. Lewat treatment ini, dokter kulit akan memasukkan jarum tepat di bawah kulit yang membantu memecah pita keras yang ada di bawah kulit.
3. Carboxytherapy
Selanjutnya adalah perawatan mengatasi selulit yang memanfaatkan gas karbon dioksida. Treatment ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sedikit gas karbondioksida ke dalam lapisan kulit untuk menyingkirkan berbagai masalah kulit. Nggak hanya selulit saja tapi juga untuk mengatasi lingkaran hitam di sekitar mata yang sifatnya non invasif.
Itu tadi beberapa tips perawatan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir selulit saat hamil. Jangan lupa terapkan gaya hidup sehat yang penting untuk menjaga tubuh agar tetap prima selama masa kehamilan ya!