Fimela.com, Jakarta Sedari kecil, anak perlu untuk diajari agar mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang tuanya. Tidak perlu dengan tugas-tugas yang berat, Mom bisa membiasakan anak untuk melakukan beberapa kebiasaan sederhana secara sendiri. Misalnya dengan mengajari anak untuk makan sendiri, mandi sendiri, memakai baju sendiri, dan juga tidur di kamarnya sendiri.
Mengajarkan dan melatih anak untuk tidur sendiri bukanlah hal yang mudah. Kebiasaan ini juga tidak akan berlangsung dengan cepat. Mom perlu untuk melakukannya secara bertahap layaknya sebuah latihan yang membuat anak semakin terbiasa. Dalam hal membangun kebiasan ini, semakin dini Mom memulainya, maka akan semakin baik hasilnya.
Memang pada awalnya, anak akan merasa takut untuk bisa tidur sendirian, tetapi jika sudah dilakukan secara rutin dan konsisten, anak akan mulai berani hingga akhirnya merasa nyaman tidur sendiri. Dirangkum dari situs parents dan the clay center for young healthy mind, Mom bisa melatih kemandirian anak agar bisa tidur di kamarnya sendiri melalui tips seperti berikut ini.
What's On Fimela
powered by
1. Hilangkan Semua Distraksi
Tips pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan menyingkirkan segala distraksi pada anak, seperti laptop atau perangkat digital lainnya. Biasanya, anak bisa lupa waktu hingga larut malam jika Mom tidak mengawasinya. Ditambah lagi, stimulasi yang berkaitan dengan video game dan cahaya dari layar komputer akan membuat anak menjadi sulit tidur.
Ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman, kondusif, dan buat cahaya yang redup supaya anak bisa lebih cepat untuk tertidur. Gunakan tempat tidur anak untuk tempat beristirahat, bukan sebagai tempat bermain agar pikiran anak juga bisa menghubungkan tempat tidur sebagai tempatnya hanya untuk beristirahat.
2. Tetaplah Bersama Anak, Lalu Perlahan Menjauh
Melatih anak tidur sendiri memang perlu dilakukan secara pelan-pelan. Sebagai awalan, Mom harus tetap berada di sisi anak. Seperti dengan menempatkannya di tempat tidur, menyentuhnya, duduk di sampingnya, duduk lebih jauh, dan seterusnya. Hingga akhirnya anak akan tahu bahwa Mom akan ada di sana.
Dengan melakukan langkah tersebut secara bertahap dalam jangka waktu tertentu, anak bisa tertidur. Anak telah mengetahui bahwa Mom akan selalu di sana, bahkan ketika Mom tidak ada. Setelah anak telah merasa tenang dan aman, maka Mom bisa mengurangi kehadiran dengan berhenti berada di kamar sepenuhnya.
3. Temukan Cara agar Anak Tetap Tenang
Agar anak tidak takut tidur sendiri, tempatkan barang-barang yang disukainya di sebelah tempat tidur, contohnya seperti boneka. Cara ini bisa membantu anak untuk menenangkan emosinya dan memungkinkan anak untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Ketidakhadiran Mom mungkin saja bisa membuat anak merasa sepi. Maka, biarkan segala barang yang mereka sukai untuk menjadi temannya. Adanya kehadiran barang kesukaan di kamarnya bisa membuat anak lebih tenang dan cepat terlelap.
4. Pertahankan secara Konsisten
Apabila anak tiba tiba datang ke tempat tidur Mom di tengah malam, tetap temani mereka untuk kembali ke kamarnya, tanpa banyak interaksi. Katakan kepada anak untuk kembali ke tempat tidur. Bersikap tegaslah ketika sedang mengembalikan anak ke tempat tidurnya setiap kali hal tersebut terjadi. Semakin lama, anak pun akan mengerti bahwa ia memang harus tidur di tempat tidurnya.
5. Berikan Reward ketika Anak telah Berhasil Melakukannya
Beberapa anak akan menangis ketika pertama kali mencoba untuk tidur sendiri. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Terlebih lagi, masa anak-anak merupakan masa penyesuaian yang penuh dengan emosi. Anak harus belajar banyak dan memahami hal yang baru terjadi di sekitar mereka. Oleh karena itu, Mom bisa menghargai dan mengapresiasi usaha anak apabila mereka sudah terbiasa tidur sendiri. Biarkan anak untuk memilih sesuatu yang disukai karena sudah melakukan perilaku yang baik dan telah berusaha untuk mandiri.
Bagi sebagian besar anak-anak, belajar tidur sendiri bukan hal yang mudah. Setiap anak juga akan ada masanya ketika mereka merasa baik-baik saja untuk tidur sendiri, tetapi kemudian merasakan sesuatu yang berubah sehingga merasa kesulitan untuk melakukan hal tersebut. Oleh sebab itu, Mom perlu untuk mengawasi dan memperhatikan perkembangan anak secara rutin, supaya anak bisa bertumbuh secara matang hingga bertambah dewasa.
Penulis: Syifa Azzahra