Fimela.com, Jakarta Selain kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), orangtua juga perlu melatih kecerdasan spiritual anak. Spiritual Quotient (SQ) ini sangat penting untuk membantu anak sadar akan dirinya sendiri, berwawasan luas, dan belajar akan diri sendiri.
Dilansir dari Sg.theasianparent.com, kecerdasan spiritual disebut juga sebagai kebijaksanaan spiritual. Perlu diketahui bahwa kecerdasan spiritual tidak selalu berbasis pada kegiatan relijius. Akan tetapi, kecerdasan spiritual ini berkaitan dengan batin, kesejahteraan diri, keyakinan, dan keinginan sendiri. Mempunyai kecerdasan spiritual yang kuat membantu nilai batin diri kita untuk mengarah pada kedamaian dan pandangan positif terhadap hidup. Intinya, kecerdasan spiritual ini dapat membantu individu, baik anak-anak, maupun orang dewasa, untuk menjaga pedoman moral.
Mempunyai kecerdasan spiritual yang kuat akan membantu kita mencapai tiga aspek penting dalam hidup, yaitu kebahagiaan, kerendahhatian, dan tanggung jawab. Membangun kecerdasan spiritual pada anak sejak dini akan membantu anak mencapai pertumbuhan pribadi yang baik. Dengan menguasai kecerdasan spiritual, anak-anak akan mampu menjaga cinta dan kepercayaan dalam hidup, meningkatkan self-awareness, mengelola penerimaan, rasa penasaran, dan rasa cinta, mendekatkan diri dengan Tuhan, dan memiliki tujuan dan ambisi yang jelas diiringi dengan kebijaksanaan dan kasih sayang.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk melatih kecerdasan spiritual anak sejak dini. Nah, berikut adalah tips untuk melatih kecerdasan spiritual pada anak yang dilansir dari Babycenter.com. Yuk, simak informasinya!
1. Ajarkan nilai-nilai moral dan kepercayaan
Salah satu cara untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak adalah dengan mengajarkan nilai-nilai moral. Berikan edukasi kepada anak tentang kejujuran, empati, belas kasihan, dan toleransi. Bicarakan bersama anak tentang tindakan baik dan buruk yang akan memengaruhi orang lain dan lingkungan di sekitar kita.
Selain itu, orangtua juga perlu memupuk kepercayaan agama atau keyakinan. Ajarkan anak tentang ajaran dan praktik agama atau kepercayaan yang dianut. Berdiskusi tentang agama atau kepercayaan akan membantu anak lebih memahami tujuan dan makna hidupnya. Selain itu, orangtua juga perlu memberikan kebebasan kepada anak untuk menjelajahi berbagai keyakinan agama lain sehingga anak dapat memahami perbedaan dalam hidup.
2. Bacakan cerita-cerita inspiratif
Membacakan anak cerita-cerita inspiratif dapat membantunya lebih memahami nilai-nilai dan moralitas. Berikan anak buku-buku dengan cerita-cerita tersebut sehingga anak dapat belajar mengenai konsep-konsep kebaikan, kejujuran, kebijaksanaan, dan kerendahan hati. Setelah selesai membacakan cerita kepada anak, penting bagi orangtua untuk berdiskusi kepada anak tentang cerita tersebut bersama anak. Dengan begitu, anak akan memahami pesan yang disampaikan cerita tersebut.
3. Dorong untuk peduli terhadap lingkungan
Salah satu cara yang baik dalam melatih kecerdasan spiritual pada anak adalah dengan mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengobservasi lingkungan di sekitarnya. Aktivitas seperti menjaga kebersihan lingkungan, menanam pohon, atau merawat hewan peliharaan dapat membantu anak-anak merasakan keterhubungan mereka dengan alam dan merangsang pertanyaan tentang kehidupan dan eksistensi.
4. Berlatih meditasi
Dorong anak untuk berlatih meditasi sekali dalam sehari atau sekali dalam seminggu. Ajarkan kepada anak teknik dasar bermeditasi sesuai dengan usia mereka. Aktivitas ini akan membantu anak belajar merasakan ketenangan dalam diri mereka dan mengembangkan koneksi dengan diri mereka sendiri.
5. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
Untuk melatih kecerdasan spiritual anak, orangtua perlu mengajarkan anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti pelayanan sukarela, bakti sosial, dan sebagainya. Terlibat langsung dalam aksi pengabdian terhadap orang-orang yang membutuhkan dapat membantu anak untuk menumbuhkan rasa empati dan lebih memahami pentingnya memberi serta berbagi.
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundaries