Tips Mendidik Anak yang Tepat Sesuai Usianya

Maritza Samira diperbarui 14 Okt 2024, 10:29 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendidik anak merupakan hal penting yang harus orangtua perhatikan. Orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, memberikan cinta kasih dan menjalin hubungan yang erat dengan anak-anak mereka. Mendidik anak terkadang menjadi hal yang cukup berat bagi orangtua. Terlebih ketika orangtua harus memberikan aturan-aturan tegas untuk membentuk kepribadian sang anak kelak.

Memberikan aturan dapat membuat jarak antara orangtua dan anak. Namun, perlu diingat bahwa anak akan tumbuh dan menghadapi dunianya sendiri. Dilansir dari laman parents.com, anak-anak membutuhkan batasan yang tegas dan konsisten untuk kesejahteraan emosional mereka. Kegagalan dalam mendisiplinkan anak dapat membuat anak tumbuh dengan karakter yang kurang baik hingga menimbulkan trauma mendalam bagi anak.

Aturan dipercaya dapat menumbuhkan kedisiplinan, memberi rasa aman di dalam diri anak, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri serta self-esteem. Penetapan aturan dan cara mendidik anak yang tepat akan mambantu anak tumbuh dengan kepribadian yang positif. Untuk itu, sangat penting bagi orangtua untuk membuat aturan-aturan dalam mendidik anak sesuai dengan usianya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Menetapkan Aturan pada Anak

Aturan bisa diperkenalkan sejak anak mampu berkomunikasi dua arah. (Foto: Unsplash/Katie Emslie)

Aturan bisa diperkenalkan kepada anak sejak anak bisa berkomunikasi dua arah. Jika anak masih terlalu kecil, bisa kenalkan aturan-aturan yang sangat sederhana dan mudah dimengerti anak. Dilansir dari laman caring.childstory.nsw.gov.au, bayi belum membutuhkan aturan. Ketika anak masih kecil, lebih baik untuk memberi anak apresiasi atas perilaku baiknya.

Pada usia ini, mengalihkan perhatian anak atau menawarkan aktivitas alternatif ketika anak melakukan sesuatu yang dianggap kurang baik, akan lebih efektif daripada mengatakan “jangan” atau menunjukkan kemarahan karena dapat menghambat kreativitas anak. Usia balita merupakan fase eksplorasi di mana anak ingin mencoba banyak hal. Oleh karena itu, memberi ruang pada anak di usia ini akan membantu mengembangkan krativitasnya. Jika terlalu banyak aturan, anak akan bingung dan takut untuk terus mengeksplor dirinya.

Begitu anak-anak memasuki usia sekolah, orangtua dapat mulai menerapkan aturan dan batasan yang tegas. Hal ini melatih kemandirian dan tanggung jawab anak, serta anak mulai belajar untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri. Menerapkan aturan pada anak akan efektif apabila dilakukan dengan konsisten, berkomunikasi secara terbuka, dan tetap menjaga lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang.

3 dari 3 halaman

Mendidik Anak Sesuai Usia

Bayi dan balita belum memerlukan aturan yang ketat. (Foto: Unsplash/Max Harlynking)

Dilansir dari kidshealth.org, berikut beberapa panduan menerapkan aturan pada anak sesuai dengan usianya:

Usia 0 hingga 2 tahun

Bayi dan balita memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini, orangtua dapat menjauhkan benda-benda yang berbahaya. Hindari penggunaan kata “jangan”, bicaralah dengan lembut tentang perilaku anak yang kurang baik seperti menggigit, melempar barang, memukul menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Alihkan perhatian anak dengan aktivitas alternatif lainnya.

Usia 3 hingga 5 tahun

Pada usia ini, anak mulai memahami hubungan antara tindakan dan konsekuensi. Mulai komunikasikan aturan-aturan sederhana di rumah. Jelaskan kepada anak apa perilaku yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan sebelum menghukumnya. Bantu anak menyelesaikan masalah yang dibuatnya. Latih anak mengenai konsekuensi atas perilakunya tanpa kekerasan.

Usia 6 hingga 8 tahun

Berikan batasan tegas dan konsekuensi merupakan strategi yang efektif untuk usia ini. Latih anak untuk bertanggung jawab atas perkataannya dan tindakannya. Namun, hindari perilaku-perilaku kasar yang dapat menyakiti anak. Tetap jaga kehangatan dan komunikasi yang terbuka dengan anak.

Usia 9 hingga 12 tahun

Anak dalam kelompok usia ini dapat didisplinkan dengan konsekuensi yang wajar. Latih lebih banyak kemandirian dan tanggung jawab anak. Ajarkan anak untuk menghadapi konsekuensi perilakunya sendiri. Pada usia ini anak sudah memahami mana perilaku yang baik dan tidak baik. Namun orangtua juga dapat memberikan konsekuensi untuk membantu anak mengubah perilaku buruknya.

Usia 13 tahun ke atas

Pada usia ini anak sudah mengerti semua konsekuensi perilakunya. Meskipun begitu, tetap perhatikan perkembangan anak. Berikan anak nasihat-nasihat baik maupun peringatan-peringatan. Jika ingin menghukum anak, hindari perbuatan kasar dan sertai alasan-alasan yang bisa membangun anak kedepannya. Di usia ini orangtua harus ekstra dalam memperhatikan anak, karena perubahan-perubahan dalam diri anak untuk mencari jati dirinya. Yang paling terpenting adalah tetap jaga komunikasi yang baik dengan anak.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesOktober