Christine Hakim Bicara Ilmu Matematika dan Kesuksesannya di Dunia Perfilman

Sagita Randistya diperbarui 22 Sep 2023, 19:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Nama Christine Hakim pasti sudah tidak asing di telinga warga Indonesia. Beliau merupakan aktris senior yang sudah dibanjiri penghargaan termasuk Piala Citra. 50 tahun bekarya pada dunia perfilman, ternyata Christine kecil tidak suka hal-hal yang berbau kesenian. Aktris tersebut lebih menyukai mempelajari matematika.

Peraih Piala Citra ini sempat muncul pada podcast Denny Sumargo di YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo (20/9). Dalam perbincangan tersebut Christine membagikan cerita di balik kesuksesannya pada dunia perfilman.

“Ibu tuh senang mengamati, suka berfikir. Makanya di sekolah pun dari SD senangnya sama matematika,” kata Christine.

Christine kecil juga mempunyai cita-cita untuk menjadi arsitek atau psikolog. “Tapi interest ibu dari dulu tuh jadi apa?” tanya Denny. “Arsitek atau psikolog,” jawab sang aktris.

2 dari 3 halaman

Keajaiban Matematika

Pulang sekolah, aktris senior yang telah menyabet berbagai ajang penghargaan ini mulai memperdalam agama dari jam 3 sore hingga jam 5. Istirahat sebentar, habis magrib, ia kembali belajar ngaji. [Youtube/CURHAT BANG Denny Sumargo]

Duduk pada bangku SMP, Christine mempunyai guru aljabar yang membuat dirinya semakin jatuh cinta terhadap matematika. Dari situ sang aktis sadar bahwa mempelajari matematika bisa memperkuat struktur berfikir seseorang.

“Ibu sangat bersyukur mempunyai guru aljabar yang luar bisa bagusnya, yang menjelaskan secara clear,” kata Christine.

“Lah ibu makin jatuh cinta lagi kan sama pembelajaran matematika dan itu lah yang semakin memperkuat struktur berfikir,” tambahnya.

Mempunyai struktur berfikit yang kuat berkat mempelajari matematika terbawa oleh Christine untuk menjalani hidup, termasuk dalam mengerjakan sesuatu saat produksi film.

“Bahkan sampe ibu sampe jadi aktris, produser. Dasar struktur berfikir itu selalu terbawa, artinya ada rumus untuk mengerjakan setiap persoalan hidup atau persoalan produksi,” ucap Christine.

3 dari 3 halaman

Film Sebagai Sumber Ilmu

"Dari kecil udah diajarin ngaji. Saya paling tertib ngajinya. Orang tua udah panggilkan guru ngaji seminggu dua kali," kata peraih Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 1988 ini. [Youtube/CURHAT BANG Denny Sumargo]

Sejak kecil Christine tidak menyukai hal-hal mengenai kesenian. Singkat cerita dirinya bermain pada film pertamannya yang berjudul ‘Cinta Pertama’ dan langsung mendapatkan Piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik di film tersebut. Dari situ namanya mulai banyak dikenal sebagai seorag aktris.

Pada awalnya dia ingin selesai pada dunia perfilman karena dia merasa itu bukan yang dia suka walau sudah mendapatkan Piala Citra. Christine akhirnya tersadar pada saat film kelimanya ‘Kawin Lari’ bahwa banyak juga ilmu yang bisa diambil pada dunia perfilman.

“Ibu juga menyadari ‘wah tolol sekali ya ibu kalau tidak bisa memgambil manfaat dari dunia film menjadi sebuah pembelajaran buat ibu’ apakah itu menambah wawasan atau menambah pengetahuan,” ucap Christine.

“Dari situ cita-cita ibu sebagai arsitek dan pesikolog ibu pendam karena ibu melihat opportunity dunia film sebagai pengganti bangku kuliah. di situlah ibu jadi belajar mati-matian,” tambahnya.

Dirinya menyadari bahwa untuk menjadi aktris dan memerankan suatau tokoh itu tidak semudah membalikan tangan. Harus banyak ilmu pengetahuan yang dikuasi untuk menjadi seorang aktris yang hebat.

“Tidak mudah ternyata (menjadi aktirs), karena film itu syarat dengan ilmu pengetahuan, teknologi, sikologi, politik, sosial, bahkan struktur yang ibu dapatkan di itu (sekolah) juga itu yang dibutuhkan bagi seorang aktor atau filmmaker,” ucap Christine.

“Dan itu terbukti pada saat kita dituntut untuk memerankan berbagai macam peran, semua ilmu itu harus kita pake,” tambahnya.