Fimela.com, Jakarta Pola asuh orangtua memiliki pengaruh terhadap kecerdasan anak baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional dan spiritual. Pola asuh orangtua sangat penting untuk perkembangan anak kedepannya, termasuk kesehatan mental anak, gaya hidup, kesehatan fisik, hubungan sosial dan pencapaian pendidikan anak.
Dilansir dari laman jurnal.poltekkespalembang.ac.id, pola asuh terbukti memiliki pengaruh terhadap kendali diri anak, empati, pengungkapan dan pemahaman perasaan, pengendalian amarah, kemandirian, kemampuan beradaptasi, kemampuan memecahkan masalah, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat.
Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku tersebut dapat memberi efek negatif maupun positif. Secara umum, terdapat tiga pola asuh yang biasanya dimiliki orangtua, yaitu pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Banyak hal yang mempengaruhi pola asuh orangtua, di antaranya adalah lingkungan tempat tinggal.
What's On Fimela
powered by
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga menjadi faktor pendukung terpenting bagi kecerdasan anak. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sehingga pola asuh orangtua sangat menentukan tingkat kecerdasan anak. Orangtua yang memberikan stimulus dengan tepat akan memberikan motivasi yang positif untuk anak.
Rutinitas keluarga seperti waktu makan yang teratur, waktu tidur, aktivitas bersama keluarga, aktivitas individu yang teratur, membentuk iklim emosional anak yang stabil dan mendorong perkembangan yang sehat. Selain itu, rutinitas keluarga dikaitkan dengan berkurangnya kecemasan, berkurangnya gejala depresi, dan kecerdasan anak yang lebih tinggi.
Kecerdasan anak bermula dari periode golden age, di mana kapasitas kecerdasan anak mencapai 50% bahkan mencapai 80%. Untuk itu pada masa golden age, anak harus distimulus dan diasuh dengan benar. Kecerdasan anak pada masa golden age tidak hanya kecerdasan kognitif saja, tetapi juga kecerdasan lainnya. Pengasuhan, pendidikan, dan stimulus yang baik pada periode ini akan mendorong perkembangan anak secara optimal.
Jenis pola asuh dengan kecerdasan anak
Jenis pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap anak akan menentukan tumbuh kembang dan tingkat kecerdasan anak kedepannya. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa 41,4% anak diasuh dengan pola asuh otoriter. Menurut Santrock, pola asuh otoriter adalah gaya membatasi dan menghukum ketika orangtua memaksa anak-anak untuk mengikuti arahan.
Orangtua yang memberikan pola asuh otoriter membuat anak merasa tidak percaya diri, tertekan secara psikis, sehingga potensi kreativitasnya dan kecerdasan intelektual anak tidak dapat disalurkan. Anak dari orangtua yang otoriter sering merasa tidak bahagia, takut, dan ingin membandingkan dirinya dengan orang lain, gagal memulai aktivitas dan memiliki komunikasi yang lemah serta perilaku agresif.
Dilansir dari klikdokter.com, pola asuh demokratis dinilai sebagai yang paling ideal dalam mendukung tumbuh kembang serta kecerdasan anak. Pola komunikasi dua arah terjalin baik antara orangtua dan anak. Dengan begitu, anak yang tumbuh dengan pola asuh ini memiliki kepribadian mandiri, bertanggung jawab, disiplin, percaya diri, serta tingkat prestasi akademik yang baik.
Meski demikian, semua jenis pola asuh anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pola asuh yang paling efektif untuk membesarkan anak yang cerdas secara emosional dan sosial dapat dilakukan dengan kombinasi semua jenis pola asuh yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan anak. Selain itu, penerapan pola asuh juga perlu mempertimbangkan usia dan kondisi perkembangan anak. Stimulasi atau rangsangan yang tepat juga dibutuhkan untuk mendudkung perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesSeptember