5 Langkah untuk Hentikan Penyebaran Hoaks dengan Memperluas Kemampuan Literasi

Fimela Reporter diperbarui 17 Sep 2023, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kemudahan dalam akses informasi membuat publik cepat percaya dengan segala hal yang diberitakan. Segala platform media sosial tidak pernah luput dari perhatian para penggunanya. Dengan cepat, informasi terbaru bisa menyebar ke seluruh masyarakat hingga akhirnya menggiring opini baru yang belum pasti kebenarannya. Ditambah lagi, adanya perasaan untuk takut tertinggal membuat setiap orang akan selalu up to date dengan informasi yang tengah ramai dibicarakan. 

Mengutip dari situs Kementrian Komunikasi dan Informatika, hoaks dapat didefinisikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang benar. Penyebaran hoaks ini dapat terjadi karena masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam memberikan informasi. Maka dari itu, perluasan literasi pun sangat dibutuhkan di masa kini. 

Pada dasarnya, literasi sering dihubungkan dengan kemampuan individu dalam membaca. Namun, secara luas, literasi dapat berkaitan dengan kemampuan berbahasa seseorang, seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Berawal dari membaca, memahami isi bacaan, menuliskan kembali, hingga menuangkannya pada pendapat sederhana, kemampuan literasi akan berlanjut pada proses pemahaman yang tidak hanya melingkupi satu bidang saja, tetapi juga lintas bidang. 

Lalu, apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk dapat menghentikan penyebaran hoaks dengan mengandalkan pada literasi? Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan : 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Berpikir Kembali sebelum Membagikannya

Penyebaran hoax dapat dihentikan dimulai dari diri sendiri/copyright freepik/pressfoto

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memulainya dari diri sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan literasi yang dimiliki, maka lebih baik untuk membacanya secara keseluruhan terlebih dahulu sebelum membagikannya pada khalayak luas. Hindari untuk mengambil kesimpulan hanya berdasarkan pada judul yang tertera saja. 

3 dari 6 halaman

2. Lakukan Verifikasi

Akses untuk informasi yang semakin mudah membuat pengguna harus lakukan verifikasi/copyright freepik/tirachardz

Langkah selanjutnya adalah mencoba untuk memeriksa sendiri kebenaran dari berita tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan mencari kata kunci dari judul berita di penelusuran. Judul dan isi berita dapat diperbandingkan supaya memperoleh satu kesimpulan mengenai kebenaran informasi yang disampaikan. Maka dari itu, banyak membaca dan menyimak bisa membuat seseorang terhindar dari pengaruh hoaks. 

Kemudian, perhatikan sumber berita dengan melihat apakah berita tersebut dari sumber yang terpercaya. Alamat situs web harus dipastikan terdaftar dalam Dewan Pers agar lebih kredibel. 

4 dari 6 halaman

3. Cek Kembali Faktanya secara Detail

Segala berita di sosial media perlu ditelusuri kebenarannya/copyright freepik

Kemampuan literasi seseorang juga dibutuhkan dalam memeriksa kebenaran lainnya. Misalnya dari keaslian foto yang dimasukkan di dalam artikel, tanggal yang tertera, dan juga pernyataan mengenai fakta atau opini yang disampaikan. Pikirkan dengan baik apakah informasi tersebut sudah berdasarkan pada pernyataan dan bukti yang akurat atau belum. 

5 dari 6 halaman

4. Koreksi Publik

Jangan mudah terprovrokasi dengan berita di sosial media/copyright freepik

Ketika berita telah dibagikan oleh anggota keluarga atau kerabat terdekat, maka langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan koreksi publik. Saat Sahabat Fimela telah mengonfirmasi dan memeriksa bahwa informasi itu tidak benar, maka kamu dapat mengomentari secara pribadi.

Di sisi lain, saat postingan telah mendapatkan banyak like dan komentar, maka perlu untuk menautkan sumber dengan kredibilitas yang tinggi agar orang lain tidak terpengaruh dengan informasi yang salah. Cara ini bisa dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran hoaks agar tidak berlanjut semakin meluas. 

6 dari 6 halaman

5. Laporkan Konten yang Mengandung Hoaks dan Unsur Negatif

Berita hoaks bisa dilaporkan melalui fitur sosial media/copyright freepik

Fitur sosial media juga mempermudah para pengguna untuk melaporkan berita yang tidak sesuai fakta. Contohnya pada Instagram dan Twitter, terdapat fitur report untuk melaporkan konten hoaks atau konten negatif yang memancing huru hara publik.

Kemudian, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memberikan layanan untuk mengadukan konten negatif melalui email mereka. Jadi, tidak perlu khawatir apabila ingin menghentikan penyebaran hoaks. Selain dengan memperluas literasi dan menelusuri sumber yang berbeda, pengguna sosial media bisa melaporkannya melalui fitur yang tersedia agar dapat ditindak secara langsung. 

Semoga Sahabat Fimela dapat merealisasikan langkah-langkah tersebut agar dapat memberantas hoaks yang terus berdatangan. Keterampilan membaca dan analisis dari bermacam-macam sumber juga sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, pikir-pikir terlebih dahulu sebelum membagikannya, ya! Jangan sampai berita yang tidak benar malah menimbulkan konflik yang berkepanjangan. 

 

Penulis : Syifa Azzahra