Fimela.com, Jakarta Seiring dengan perkembangan zaman, pergerakan fashion juga semakin berkembang. Munculnya berbagai macam pakaian yang disesuaikan dengan pasar masyarakat membuat masyarakat saat ini menjadi lebih leluasa untuk memilih. Dari sana hadirlah koleksi berjenis modest fashion yang sedang populer di komunitas muslim.
Tidak hanya itu, permintaan pasar mengenai produk fesyen halal juga semakin meningkat. Saat ini koleksi fashion dengan tatanan muslimah juga semakin berkembang. Contoh model yang memiliki latar belakang muslim seperti Halimah juga menjadi contoh berkembangnya industri fashion saat ini.
Untuk memenuhi permintaan produk fesyen yang halal ini, Indonesia juga turut serta dengan membawa 8 desainer terpilih pada IN2MF Paris. Berikut informasinya.
Permintaan produk fashion halal menjadi meningkat di pasar global
Dilansir melalui laman resmi Bank Indonesia, potensi pasar modest fashion tidak hanya diakui oleh negara-negara mayoritas muslim tetapi juga oleh berbagai negara lainnya seperti Tiongkok, Singapura, Jepang, dan juga di Eropa. Permintaan produk halal yang menjanjikan di kalangan komunitas muslim di sektor fashion telah menjadi katalis besar bagi munculnya tren modest fashion di seluruh dunia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menekankan IN2MOTIONFEST tidak hanya menampilkan kekayaan produk modest fashion Indonesia, namun juga gaya hidup halal Indonesia ke pasar global, khususnya di bidang modest fashion yang bertujuan untuk mengakselerasi terwujudnya Indonesia sebagai hub industri halal global. Upaya sinergi ini diharapkan akan membuka akses global, mengoptimalkan potensi Indonesia yang besar untuk menjadi produsen produk halal, dan memperkuat perannya sebagai pelaku usaha global. Indonesia kini berdiri sebagai pemimpin global dalam industri halal, menawarkan berbagai produk dan layanan halal, dan modest fashion juga telah berkembang menjadi salah satu bidang utama di Indonesia.
Afirmasi tersebut didukung laporan State Global Islamic Economy Report 2022 yang menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-3 setelah Uni Emirat Arab dan Turki dalam sektor modest fashion. Untuk itu, industri modest fashion sebagai salah satu sektor utama dalam industri halal dengan potensi yang melimpah perlu dikembangkan lebih lanjut.
Indonesia turut membawa 8 desainer ke IN2MF Paris
IN2MF Paris akan menghadirkan koleksi Spring-Summer 2024 dari lima desainer terpilih hasil kurasi dari program IKRA Indonesia, yaitu Syukriah Rusydi, Sanet Sabintang, Wening Angga, Thiffa Qaisty, dan Anggia Handmade. Turut berpartisipasi Dewan IKRA, Itang Yunasz, bersama dengan desainer tamu, KHANAAN dan KAMI.
Kedelapan desainer dan jenama modest fashion ini siap menampilkan koleksi Spring-Summer 2024 dengan mengeksplorasi keragaman wastra Indonesia seperti batik, songket, tenun ikat dan ATBM, berikut penjelasannya.
1. Syukriah Rusydi
Tenun Aceh yang menggunakan benang sutra sebagai bahan utama serta benang emas dan perak untuk aplikasi motifnya, dipilih oleh desainer Syukriah Rusydi untuk koleksi bertema “Lost in Versailes”. Wastra tersebut telah berusia lebih dari 20 tahun dan berhasil selamat dari gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Perpaduan warna cerah dan berkilau dari wastra ini memperkuat kesan mewah dari gaya desain yang terinspirasi era Renaissance di Eropa, khususnya Prancis.
2. Sanet Sabintang
Pesona wastra Jawa Timur diangkat oleh desainer Sanet Sabintang untuk koleksi tertajuk “Hati yang Bersyukur”. Batik pewarna alam dengan motif tradisi Banyuwangi diselaraskan dengan tenun serta batik sutra dari Jember dalam koleksi ini. Sanet menerapkan konsep sustainable fashion melalui upcycling, yaitu mengelola sampah produksi menjadi produk yang lebih bernilai jual tinggi. Wastra dikombinasikan dengan bahan ramah lingkungan seperti linen, katun, dan eco-print yang didesain kasual sporty dengan sentuhan artistik.
3. Wening Angga
“Mixture of Wastra” merupakan tema koleksi persembahan Wening Angga yang memperlihatkan sebagian keragaman wastra Nusantara. Kain tradisional dari Bali, yaitu songket motif folklore khas Jembrana serta tenun Rang-rang dari Nusa Penida dikombinasikan dengan Wening Batik motif bunga warna natural, mulai dari oranye sampai coklat. Wastra tersebut dituangkan dalam desain kontemporer dengan inspirasi gaya pakaian Eropa Barat seperti detail pada kerah tinggi dan aksen ruffle, serta ornamen bordir.
4. Thiffa Qaisty
“Serenity” yang bermakna ketenangan merupakan tema koleksi Sakinah by Thiffa Qaisty dengan mengangkat keindahan wastra Melayu, khususnya tenun Riau dan songket Sumatera Barat. Wastra yang digunakan menyoroti teknik pengerjaan tumpal kain dengan motif tradisi sarat makna dan memakai pewarna alam pada benang tenunnya. Dalam budaya Melayu, penempatan tumpal kain menunjukkan identitas seseorang dalam memakainya. Wastra tersebut dituangkan dalam desain feminine chic bersiluet A-Line, terdiri dari dress, top, bottom, blazer panjang, dan outer yang dapat saling dipadu-padankan.
5. Anggia Handmade
Anggia Handmade yang memiliki konsep sustainable sebagai brand DNA, menerapkan konsep Women Empowering dengan pengrajin wastra. Terinspirasi dari bentuk dua sisi kehidupan pasangan jiwa yang belum pernah bertemu, Anggia Handmade merilis koleksi bertema “Soumade” dalam gaya rancangan feminine edgy dengan mengeksplorasi warna dan corak khas batik Cirebon. Permainan warna cerah serta motif kontemporer dan geometris khas batik Pesisir, khususnya bentuk pulauan, menjadi daya pikat koleksi ini.
6. KAMI
Kain Endek, warisan budaya lokal yang hampir punah dapat bergaung di langit kota Paris. Begitulah harapan KAMI. melalui koleksi bertema “Orva”. Sentuhan magis warna-warna kain Endek khas Bali dalam nuansa puitis ala Paris diaplikasikan dalam siluet feminin yang menampilkan pleats, draped layers, dan potongan asymmetrical melengkapi perpaduan rumit kain Endek dengan keanggunan gaya Paris yang modern. Motif bunga rain lily diselipkan untuk memperkuat simbol romantisme koleksi ini.
7. KHANAAN
KHANAAN menampilkan motif geometris kuno yang terinspirasi dari kreativitas multifaset kota dan warisan budaya yang tak ternilai. Siluetnya menggabungkan motif monogram dengan fitur lanskap yang indah. KHANAAN memadukan dua wastra Nusantara, yaitu tenun Garut dan batik Pekalongan.
8. Itang Yunasz
Motif wastra tersebut menjadi sorotan koleksi gaun panjang dan outer ini yang dikombinasikan dengan warna yang mewakili kilau lampu kota dan bangunan arsitektur Paris. Eksotika wastra Nusantara, khususnya motif dan warna tenun Gringsing Bali dan songket Palembang dihadirkan oleh desainer Itang Yunasz dalam koleksi bertema “Exotasia: Exotic Asia Through Divine Love”. Motif geometris khas tenun Gringsing diaplikasikan dalam bahan sutera alami yang ringan menjadi ragam dress yang anggun. Sedangkan songket Palembang yang biasanya digunakan sebagai kain dan selendang, dirancang menjadi dress dan jackets dengan desain modern kontemporer yang berkelas.
Penulis: Tisha Sekar Aji.
Hashtag: #Breaking Boundaries