Fimela.com, Jakarta Secara general kegagalan merupakan suatu hal yang kurang berhasil, tidak berhasil, atau suatu hal yang tidak sesuai harapan. Kegagalan sendiri bisa terjadi karena adanya dukungan sebuah permasalahan dari suatu tindakan. Jika rasa kegagalan sering dipendam makan seseorang akan merasakan kehilangan harga diri, kurang percaya diri, dan susah untuk menerima diri.
Pada dasarnya kegagalan itu dihadapi oleh semua orang tanpa melihat umur dan jenis kelamin. Bahkan anak-anak juga mengalaminya. Kebanyakan anak-anak takut untuk menaklukkan kegagalan, sebagai orangtua kita harus tahu cara untuk mengajari mereka agar si kecil tumbuh sebagai pribadi yang sukses.
Dilansir oleh Biglifejournal.com, kegagalan merupakan komponen utama yang penting untuk dialami semua orang termasuk anak kecil. Faktanya, otak tumbuh dan berkembang dengan setiap cara, entah itu dari kegagalan atau keberhasilan. Dimana, kegagalan akan dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran.
Akan tetapi tidak semua anak-anak dapat membungkus kegagalan sebagai hal yang positif. Maka dari itu, orangtua harus siap untuk mengajari dan mempersiapkan buah hati dengan matang untuk menghadapi kegagalan yang dilempar oleh kehidupan.
Melihat hal ini, berikut adalah pola didik untuk mengajari dan mempersiapkan si kecil untuk menakluki kegagalan yang sudah dirangkum sedemikian rupa oleh Biglifejournal.com.
What's On Fimela
powered by
Fokus pada Pola Pikir Pertumbuhan
Pola pikir merupakan salah satu hal yang paling penting untuk diterapkan orangtua kepada anak-anak. Dimana pola pikir akan membantu memberdayakan dan memperkembangkan daya tangkap otak. Dimana pembentukan pola pikir juga akan mengubah reaksi seorang anak saat di hadapi dengan kegagalan.
Berdasarkan studi yang diterbitkan oleh Developmental Cognitive Science mengungkapkan bahwa setelah anak melakukan kesalahan, khususnya anak yang memiliki pola pikir berkembang mendapatkan respon otak yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki pola pikir tetap. Alhasil, anak yang memiliki pola pikir berkembang akan memiliki kemungkinan dalam peningkatan kinerja otak.
Buatlah anak kamu paham, kalau kegagalan harusnya dihadapi dan bukannya dihindari. Fokuskan mereka untuk menemukan pokok permasalahan dan ajari mereka untuk memperbaikinya. Kegagalan pada dasarnya adalah adalah sebuah pembelajaran hidup, dimana seorang anak harus pahami dan belajar dari sebuah kegagalan agar kedepannya tidak terulang lagi, serta dapat melihat semua hal dengan pola pikir yang positif.
Biarkan Kegagalan Terjadi
Jika kamu menyadari kalau anak kamu anak menghadapi kegagalan sebelum itu terjadi, biarkan saja. Memang sebagai orangtua anak berat untuk menerima dan mengetahui hal ini. Fakta lapangannya, banyak sekali orangtua yang memiliki pola asuh yang baik, tetapi juga menggunakannya dengan mencegah mereka untuk mengalami kesulitan.
Dalam jurnal yang berjudul The Gift of Failure, penulis Jessica Lahey menjelaskan pengalaman yang menantang merupakan salah satu cara untuk membantu anak untuk mengembangkan keterampilan tertentu khususnya dalam mengatasi masalah dan memecahkannya. Maka dari itu, jika orangtua malah melindungi anak dari kesulitan, perkembangan otak anak tidak akan sempurna.
“Membiarkan si kecil menghadapi masalah kecil sekarang akan mengajarkan anak untuk menghadapi masalah dan bahkan dapat mengajari mereka untuk menghindarinya, jika orangtua menghindarinya, mereka mungkin saja akan menghadapi permasalahan yang lebih besar di kemudian hari,” Jessica Lahey.
Jika orangtua merasa takut untuk membiarkan anak-anak menghadapi kegagalan,
Bigerlifejournal.com menyarankan untuk menayakan pertanyaan berikut ke diri sendiri.
- Bagaimana saya seorang orangtua jika saya takut?
- Apakah kesalahan tersebut bersifat permanen atau mengancam nyawa?
- Apa yang akan anak pelajari jika saya membiarkan anak merasakan kegagalan?
Jelaskan 'Lubang Pembelajaran'
Kegagalan merupakan tahapan pembelajaran terpenting dalam kehidupan. James Nottingham selaku penulis buku "The Learning Pit" menyatakan kalau kegagalan merupakan cara sederhana dan efektif untuk membantu anak anak menyusun ide dalam menaklukkan suatu kejadian.
Saat menghadapi tantangan, I semua pastinya harus masuk dalam jurang ketidakpastian. Hal tersebut akan menimbulkan pemikiran “saya telah gagal” atau “saya terjebak” Di mana tidak akan membuat otak kita belajar untuk menganalisa kegagalan ini dan mencari cara yang tepat untuk menghadapinya.
Ajari anak anak perihal metafora “lubang”, jadikan perkataan itu sebagai kosakata sehari-hari. Contohnya saat anak dihadapi dengan aktivitas yang menantang, tanyakan siapa yang berada di dalam lubang tersebut dan siapa yang akan keluar dari lubang tersebut.
Ajari anak-anak metafora 'lubang', dan jadikan itu bagian dari kosakata sehari-hari mereka. Misalnya, saat melakukan aktivitas yang menantang, tanyakan, “Siapa yang ada di dalam lubang? Siapa yang keluar dari lubang itu?”
Buat anak anak kamu dengan makna ini. Di mana jika mereka sudah memahami mereka akan mencari cara untuk keluar dari lubang tersebut dan menemukan bagaimana cara keluar dari permasalahan ataupun lubang tersebut.
Tekankan bangkit kembali
Kegagalan merupakan suatu hal yang sama berharganya dengan keberhasilan. Hal ini terjadi tanpa bisa dihindari. Intinya daripada melindungi anak anak dari kegagalan akan lebih baik jika kamu membantu mereka untuk menghadapi permasalahan.
Sesederhana mempertanyakan pertanyaan “apa yang kamu pelajari dari insiden ini?” Atau “apa yang akan kamu lakukan berbeda jika dihadapi dengan permasalahan yang sama?” Intinya mengalihkan fokus mereka ke aspek positif dari kegagalan.
Pelatih profesional pola asuh anak, Elaine Taylor Klaus, Menekankan untuk mengajari anak anak konsep gagal dan maju dalam kehidupan. Elaine Taylor Klaus Secara pribadi memiliki anak dengan kebutuhan khusus, ia membagikan pengalamannya saat anaknya mengalami kegagalan. Ia mengungkapkan sering mengatakan kata “kesalahan adalah hal yang manusiawi,” Banyak anak-anak memerlukan penekanan atau persetujuan dari orang yang lebih berpengalaman tentang suatu.
Pada dasarnya manusia dilahirkan tidak dinilai dari kegagalan. Akan tetapi manusia dinilai dari bagaimana cara kita menanggapi kegagalan tersebut dengan suatu hal yang positif. Intinya turunkanlah ini kepada anak-anakmu.
Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim