Nutrisi yang Wajib Ada dalam Susu untuk Cegah Anemia pada Anak

Fimela Reporter diperbarui 08 Sep 2023, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat ini Indonesia tengah menghadapi berbagai masalah kesehatan, salah satunya anemia . Jika ditelusuri lebih lanjut, anemia merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menghambat perkembangan otak anak. Indonesia termasuk dalam lima negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya kasus anemia ini disebabkan karena seringkali pada tahap awal anemia yang tidak memiliki gejala.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, anemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Anemia tanpa gelaja dan kurangnya pemahaman akan pentingnya skrining anemia, seringkali membuat orangtua tidak menyadari bahwa anak mereka sebenarnya sedang mengalami anemia. Skrining anemia dapat dilakukan dengan melalui pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) darah.

Anak-anak, terutama pada usia balita yang terkena anemia dapat berpengaruh pada perkembangan otaknya. Sementara di usia balita tersebut, merupakan usia yang sangat krusial terhadap perkembangan otak anak. Pada usia tersebut, anak sedang mengalami pertumbuhan kembang yang sangat pesat. Sehingga, ketika anak terkena anemia dan tidak segera ditangani, akan memberikan dampak yang berkepanjangan.

2 dari 3 halaman

Penyebab dan dampak anemia pada anak

Anemia dapat mempengaruhi seluruh aspek tumbuh kembang anak. (Foto: Unsplash/Chinh Le Duc)

Dr.dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), Presiden Persatuan Gizi Indonesia mengatakan, “1 dari 3 anak Indonesia rentan menderita anemia. Anemia disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi harian si Kecil. Ketika asupan zat besi tidak tercukupi dalam makanan harian si kecil maka dapat terjadi gangguan perkembangan kognitif atau otak, dan pertumbuhan anak, seperti salah satunya menurunnya kecerdasan, fungsi otak, serta fungsi motorik anak seperti mudah lelah. Hal ini tentu tidak dapat dianggap enteng oleh orang tua, apalagi di masa-masa sampai usia 5 tahun, dimana perkembangan otak anak masih berkembang pesat”.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis Anak dan Keluarga menyampaikan bahwa anemia dapat mempengaruhi seluruh aspek tumbuh kembang anak, mulai dari kemampuan fisik-motorik, kognitif-bahasa, hingga emosi-sosial anak. “Dalam jangka pendek, secara kognitif anak cenderung kurang konsentrasi, tidak mudah menangkap dan mengingat, serta emosinya cenderung lebih negatif, mudah sedih, marah, dan rentan stres. Jika kondisi anemia pada anak tidak segera teratasi, dalam jangka panjang tumbuh kembangnya dapat terhambat, prestasinya cenderung rendah dan tidak optimal karena mengalami kesulitan dalam belajar,” ujar Anna.

Dampak anemia berkaitan dengan produksi hormon dopamin, dimana anak yang terkena anemia akan memproduksi hormon dopamin yang lebih sedikit. Sehingga, konsentrasi anak menurun dan memunculkan emosi yang cenderung negatif. Jika berkelanjutan, hal ini dapat menghambat kemampuan bersosialisasi anak, hingga dapat menimbulkan masalah kesehatan mental anak seperti munculnya kecemasan, stres, hingga depresi.

3 dari 3 halaman

Upaya mengatasi masalah anemia

Danone Indonesia melalui SGM Eksplor jalankan inisiatif “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju”. (Foto: Danone Indonesia)

Penting bagi setiap orang untuk memastikan asupan nutrisi anak tercukupi dan diimbangi dengan stimulasi yang dibutuhkannya dengan menjaga hubungan yang baik dengan anak. Asupan gizi seimbang bisa didapat dari makanan yang bervariasi, mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lainnya. Susu menjadi salah satu pilihan mudah bagi orangtua untuk memenuhi kebutuhan protein anak.

Dalam upaya pencegahan anemia, Danone Indonesia melalui SGM Eksplor telah menginisiasikan berbagai program edukasi berskala nasional dan telah menjangkau lebih dari 3,5 juta masyarakat. Dr.dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia mengatakan, “Danone Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia dan mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan generasi emas Indonesia, inisiatif dan edukasi untuk mendukung kebutuhan gizi anak Indonesia sebagai bentuk pencegahan anemia khususnya pada anak.”

Tanasha Suhandani, Brand Manager SGM Eksplor mengatakan, “Salah satu inovasi SGM Eksplor untuk menjawab permasalahan anemia yang masih dihadapi anak Indonesia di bawah 5 tahun adalah dengan menghadirkan inovasi satu-satunya produk yang mengandung IronC – kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C, yang teruji dapat membantu penyerapan secara maksimal hingga dua kali lipat, serta dilengkapi dengan nutrisi penting lainnya seperti DHA, minyak ikan tuna, Omega 3&6, serta nutrisi penting lainnya, dukung si Kecil agar tumbuh maksimal jadi Generasi Maju dan mencegah anemia.”

Tahun ini, Danone Indonesia melalui SGM Eksplor akan menyelenggarakan program inisiatif baru “Bersama Cegah Anemia, Optimalkan Kognitif Generasi Maju” yang berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengedukasi melalui platform digital antara lain melalui website www.generasimaju.co.id. Tidak hanya itu, SGM Eksplor juga mendukung Bunda yang memerlukan saran mengenai nutrisi dan stimulasi anak melalui layanan Careline SGM Eksplor yang terdiri dari para ahli terpercaya.

 

Penulis: Maritza Samira.

#Melanggar BatasSeptember