Fimela.com, Jakarta Ancaman sering kali diberikan kepada anak untuk menghindari mereka melakukan hal-hal yang buruk atau berada di luar batasan. Saat masih kecil, orang tua mungkin sering mengancam anak supaya mematuhi segala perintah yang diberikan dan membentuk mereka agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan. Namun, pada dasarnya ancaman selalu bersifat mengintimidasi sehingga tidak boleh digunakan sebagai cara untuk mendidik.
Selain itu, kemungkinan besar ancaman juga bisa membuat anak merasa bahwa mereka harus melawan atau melakukan pelanggaran untuk menghadapi ancaman tersebut. Pada kenyataannya, ancaman hanya dapat menimbulkan rasa takut pada anak sehingga bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan. Mengancam seorang anak sama saja untuk mengatur mereka pada area yang sebenarnya tidak dapat dikendalikan oleh orang tua.
Lalu, apa saja efek negatif yang dapat berpengaruh pada kesehatan mental anak ketika orang tua sering memberikan ancaman untuk mereka? Simak uraian di bawah in :
Ancaman Bisa Mempengaruhi Harga Diri Anak
Ancaman bisa mempengaruhi anak secara psikologis karena dapat berdampak negatif pada harga diri dan kepercayaan diri mereka. Ancaman sering kali berisikan kata-kata negatif yang membuat anak semakin merasa tidak mampu atau tidak memadai. Lebih dari itu, ancaman akan membuat anak berperilaku agresif dan menentang orang tua.
Merusak Hubungan antara Anak dan Orang Tua
Ancaman bisa membuat suasana hati anak semakin memburuk hingga timbul rasa kebencian kepada orang tua. Kondisi ini membuat hubungan antara anak dan orang tua semakin meregang. Terlebih lagi anak-anak tidak merasa dipahami dengan baik. Komunikasi pun tidak lagi berjalan secara efektif karena adanya rasa benci yang terpendam oleh anak.
Terkadang, orang tua juga akan merasa tidak dihormati sehingga menyebabkan masalah baru yang tidak berujung. Semakin lama orang tua dan anak akan bisa saling menyalahkan apabila masalah tersebut tidak dikomunikasikan secara baik-baik dan tidak menemukan titik terang.
Dapat Menghancurkan Motivasi
Pada benak orang tua, ancaman bisa digunakan sebagai motivasi supaya anak bisa berubah menjadi lebih baik lagi sesuai dengan keinginan mereka. Namun, pada kenyataannya, ancaman bukanlah bentuk motivasi yang efektif. Ketika anak sudah merasa terancam, mereka akan mengambil suatu tindakan tersembunyi agar tidak ketahuan. Bahkan, mereka bisa berbohong untuk menutupi tindakan yang telah dilakukan. Saat mereka telah melakukan hal tersebut, mereka umumnya tidak akan berubah. Jadi, orang tua perlu untuk menemukan bentuk motivasi yang lebih baik dan lebih efektif supaya anak-anak dapat berperilaku baik.
Bisa Mengurangi Rasa Empati
Orang tua yang menggunakan ancaman akan mengubah perspektif anak terhadap perlakuan orang tua tersebut. Ketika sedang mengucapkannya, anak-anak akan merasa bahwa orang tua tidak memiliki empati. Mereka pun bisa merasakan frustasi dan kekalahan hingga akhirnya merasa terpojokan. Pada dasarnya, orang tua bisa mempertimbangkan sudut pandang anak dan coba untuk memahami pikiran dan perasaan mereka supaya mereka tidak merasa sendirian.
Bisa Membuat Anak Stres
Ancaman yang berbentuk kemarahan dari orang tua juga bisa menyebabkan kemarahan pada anak. Jika hal tersebut terlalu sering untuk dilakukan, anak bisa merasakan stres. Stres karena memikirkan ancaman ini bisa membentuk karakter dan kepribadian mereka, terutama apabila semakin bertumbuh dewasa, mereka bisa menyimpan dendam dan kebencian. Rasa takut dan cemas yang dirasakan anak pada orang tua juga bisa mengarah pada kondisi stres yang menyulitkan anak untuk melakukan segala aktivitas mereka.
Itulah 5 efek negatif yang bisa terjadi pada anak apabila orang tua memberikan ancaman. Mungkin saja, ancaman dapat menjadi pilihan untuk orang tua sebagai bentuk pengendalian diri terhadap anak. Sayangnya, cara ini tidak sepenuhnya bisa berdampak baik, terutama untuk kesehatan mental anak ke depannya. Anak akan terus bertumbuh pada rasa kegelisahan, rasa takut, dan dendam yang bisa membentuk kepribadian mereka hingga dewasa.
Semoga informasi ini bisa membantu Mom untuk menerapkan pola asuh yang baik untuk perkembangan perilaku dan kesehatan mental anak.
Penulis : Syifa Azzahra