Benarkah Standar Tinggi Pada Pasangan Penentu Bahagianya Pernikahan?

Mimi Rohmitriasih diperbarui 24 Agu 2023, 14:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernikahan adalah hal yang sakral. Kita harus mempersiapkannya dengan sangat matang. Sebagai salah satu langkah penting dalam kehidupan, persiapan yang matang menjadi kunci untuk memulai perjalanan ini dengan baik. Persiapan tidak hanya melibatkan kesiapan emosional, aspek finansial juga perlu diperhatikan. Termasuk apakah pasangan kita nanti mampu mencukupi kebutuhan kita atau tidak setelah menikah. 

Baru-baru ini di media sosial tiktok, ramai pernyataan seseorang mengenai pendapatnya mengenai pernikahan. Di akun tiktok @blinkcharm.official, dalam durasi 24 detik seorang perempuan mengungkapkan jika ia akan merasa siap menikah, ketika angka di rekening calon suaminya minimal 1 Miliar. Video ini pun berhasil menyita banyak perhatian publik dan diputar sedikitnya sebanyak 5,3 juta kali. 

Jelas, video tersebut menimbulkan banyak pro kontra di antara para pengguna tiktok lainnya. Beberapa orang setuju dengan pemikiran perempuan ini yang dianggap realistis. Tapi beberapa lainnya justru merasa kontra dan menilai ia berlebihan. Tapi sebenarnya, penting nggak sih pasangan yang memiliki standar tinggi? Salah satunya yakni punya angka tinggi di rekeningnya?

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Penting Memiliki Kesiapan Finansial Sebelum Menikah

ilustrasi pernikahan /Photo by Nick Karvounis on Unsplash

Tidak ada yang salah dengan perempuan yang menginginkan pasangan mapan atau memiliki pengelolaan finansial mengesankan. Di era milenial seperti sekarang ini, tak dipungkiri bahwa kesiapan finansial menuju pernikahan adalah hal yang tak boleh diabaikan begitu saja. Siap secara finansial bukan melulu harus punya banyak uang dan menggelar pesta pernikahan mewah, tapi seseorang memiliki pengelolaan serta perencanaan keuangan yang matang. 

Tidak ada angka pasti yang bisa diterapkan pada semua situasi dan orang. Tapi ada beberapa hal penting yang sangat perlu untuk diperhatikan mengenai kesiapan ini. Hal tersebut antara lain sebagai berikut: 

1. Pendapatan Stabil

Sebelum memutuskan menikah, untuk pria maupun perempuan sebaiknya memiliki pendapatan yang stabil dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta kemampuan untuk menabung. Dan ini sangat berlaku pada pria yang selama ini dituntut memiliki tanggung besar dalam memehuni kebutuhan anak istri setelah menikah. Apalagi jika ia termasuk pribadi yang tak memberi izin ke istri untuk ikut membantu dan mengangkat kondisi ekonomi keluarga nantinya. Atau dalam kata lain, suami yang meminta istri untuk full jadi ibu rumah tangga. 

2. Dana Darurat

Memiliki dana darurat yang cukup, bisa sebagai perlindungan finansial dalam menghadapi situasi yang tak terduga. Jika sebelum menikah seseorang sudah memikirkan akan hal ini, saat menikah nanti tentunya ia tak akan terkejut lagi dengan banyaknya pengeluaran darurat di keluarga kecilnya.

3. Bebas dari Utang Besar

Sebaiknya, seseorang bebas dari utang besar yang dapat memberikan beban finansial tambahan. Ini tak hanya berlaku pada pria tetapi juga pada perempuan. Sebelum menikah, kita harus benar-benar bijak mengetahui keadaan finansial calon pasangan termasuk apakah ia punya hutang besar atau bebas hutang. 

3 dari 4 halaman

Punya Standar Tinggi akan Pasangan Boleh, Tapi….

Ilustrasi konsep nikah sederhana dan simpel/Copyright unsplash/Julia Solonina

Setiap orang boleh memiliki standar masing-masing akan pasangan. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya standar tinggi akan pasangan dan mengungkapkan hal itu bisa menentukan bahagia tidaknya pernikahan mereka kelak? 

Mendenhall, R., & Johnson, D. R., dalam penelitiannya berjudul Economic Attainment of Married Couples and Children. The Role of Childhood Family Structure, dalam Journal of Marriage and Family diungkapkan jika standar tinggi pada pasangan bukan satu-satunya penentu bahagianya sebuah pernikahan. Tidak semua orang dengan harta melimpah menjamin bahagianya hubungan yang ia jalani. Pada kenyataannya, pernikahan bahagia bukan hanya sekedar dari kondisi finansial mereka. 

Seseorang sebaiknya memiliki standar pasangan yang sesuai dengan levelnya. Jika kamu perempuan sukses yang bisa cari cuan sendiri dan terbiasa hidup bergelimang harta, memiliki fasilitas terbaik setiap harinya dan circle pertemanmu memang orang yang berada, it’s ok menginginkan pasangan yang selevel. Hanya saja, jangan pernah menilai pria yang jauh berada di bawahmu sama sekali tak pantas untukmu. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

4 dari 4 halaman

Kunci Keberhasilan Pernikahan Bahagia

Ilustrasi pernikahan, menikah. (Gambar oleh Vu Toan dari Pixabay)

Ada beberapa kunci pernikahan bahagia di tengah kondisi finansial yang biasa saja. Ini tak hanya berlaku pada pasangan yang telah membina rumah tangga, ini juga berlaku pada mereka yang hendak mempersiapkan pernikahan dan memutuskan untuk berumah tangga. 

1. Komunikasi Terbuka

Pasangan bahagia penting memiliki kemampuan untuk berbicara terbuka pada satu sama lain. Mereka penting untuk saling mendengarkan dengan empati dan memahami perasaan satu sama lain. Hubungan yang memiliki komunikasi baik akan lebih sehat dan bahagia. Hubungan sehat sendiri meningkatkan potensi seseorang lebih sehat secara fisik pun psikis. 

2. Kepercayaan dan Kesetiaan

Kunci dari pernikahan bahagia adalah adanya kepercayaan dan kesetiaan yang kuat dalam pernikahan. Pasangan yang saling percaya cenderung memiliki ikatan yang lebih erat. 

3. Peduli dan Menghargai

Menghargai perbedaan pendapat, serta memberikan penghargaan dan rasa hormat kepada pasangan, menciptakan lingkungan yang positif. Ini menciptakan suasana pernikahan yang lebih manis, romantis serta bahagia. Ini juga meningkatkan ketulusan seseorang sebelum ia benar-benar menerima pasangan tersebut sebagai pendamping hidupnya. 

4. Komitmen

Mengambil komitmen untuk tetap bersama dalam suka dan duka adalah landasan dari pernikahan yang bahagia. Saat seseorang bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan, ini memungkinkannya sangat bahagia dengan pernikahannya. Bahkan jika ia harus berjuang bersama memperbaiki finansial keluarga kecilnya. 

Finansial keluarga bisa memengaruhi pernikahan, tetapi bukanlah satu-satunya faktor penentu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan pernikahan lebih dipengaruhi oleh faktor emosional dan komunikasi daripada kondisi finansial. Namun, stres finansial bisa memicu konflik jika tidak dihadapi dengan baik. Semoga informasi ini bermanfaat.