Stop Bullying! Tips Mendidik Anak agar Tidak Menjadi Pelaku Bully

Fimela Reporter diperbarui 28 Sep 2024, 09:34 WIB

Fimela.com, Jakarta Bullying adalah semua perilaku agresif atau perilaku mengintimidasi yang dilakukan oleh seseorang guna untuk mendapatkan kekuasaan atas seseorang yang dirasa tidak memiliki kendali, kemampuan, atau memiliki keunikan menonjol. Biasanya tindakan bullying ini sering terjadi saat seseorang masih menduduki masa persekolahan. 

Tindakan bullying biasanya berupa omongan verbal, tindakan kekerasan, dan bisa berupa omongan via media sosial yang memiliki makna negatif serta menyakitkan hati. Biasanya tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat membekas dan merusak mental serta fisik orang yang dibully. 

Jika bullying dibiarkan dan tidak di tanggapi dengan serius, orang yang dibully akan merasa tertekan sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Bukan hanya itu, biasanya orang yang melakukan bullying secara fisik akan melakukannya terus menerus tanpa menyadari kekuatan manusia, alhasil dapat menimbulkan korban jiwa.

Semua orangtua tidak mau jika anaknya harus tumbuh sebagai seorang pembully. Mungkin akan menjadi suatu hal yang mengejutkan jika mengetahui bahwa anak kamu melakukan bullying di sekolahnya. Meskipun, di rumah anak kamu terlihat sebagai anak yang baik, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau sifat itu akan berubah sesampainya di sekolah.

Meskipun sudah melakukan berbagai macam cara pola didik, orangtua akan merasa sedih saat mengetahui bahwa anaknya adalah seorang pembully. Maka dari itu, berikut adalah pola didik khusus menurut Verywellfamily.com yang bisa dilakukan untuk mendidik anak agar tidak tumbuh sebagai seorang pembully.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berikut adalah cara yang bisa dilakukan

Ilustrasi orang yang di bully. (Foto: Unsplash/Ilayza)

Berikan perhatian tambahan untuk anak

Salah satu alasan anak-anak bisa menjadi seorang bully adalah karena kurangnya perhatian dari orangtua. Memang tampak sederhana, tetapi nyatanya banyak orangtua tidak secara aktif terlibat dalam kehidupan anak mereka. Bahkan, nyatanya orangtua lebih banyak menghabiskan waktunya untuk terjun di dunia pekerjaan dari pada anaknya.

Sangat penting untuk orangtua untuk memberikan perhatian lebih untuk anak-anak khususnya dalam kegiatan pendidikan mereka, entah itu akademik atau non-akademik. 

Ajari anak untuk menghargai orang lain

Ajari anak kamu tentang konsep menghargai sesama. Ajari anak kamu kalau semua orang itu tumbuh dengan keunikannya masing-masing dan semua orang juga harus dilakukan dengan baik. Ajari mereka bagaimana cara menanggapi keunikan itu dengan positif. Bukan hanya itu, tegaskan kepada anak kamu jika mereka tidak suka dengan orang tersebut, jangan sampai mereka melakukan tindakan yang membuat orang sedih atau menyakitkan. Intinya jangan ajari mereka sebagai sosok yang pandai menghargai orang, tidak terlalu jujur, dan baik hati.

Jangan abaikan perkelahian antar saudara

Meskipun normal untuk kakak atau adik untuk berkelahi, berdebat,  mengganggu satu sama lain, atau perilaku kekejaman yang kronis (entah itu fisik atau verbal) tetap tidak boleh untuk diabaikan. Perilaku kecil ini yang antar saudara inilah yang kemudian akan menular ke dalam aktivitas persekolahan. Bisa saja anak kamu menjadi pencetus bullying di sekolahnya. Maka dari itu, sebagai orangtua harus tahu bagaimana cara membatasi perilaku antar saudara dan memberikan konsekuensi jika anak anda melakukan tindakan yang diluar batas wajar. 

Berkenalan dengan teman-teman anak kamu

Memang bukanlah cara yang mudah untuk membuat anak kamu untuk terbuka dan memberitahu siapa saja teman-teman mereka. Akan tetapi, cara awalnya bisa dengan cara memperhatikan siapa saja yang bersama anak kamu saat kamu menjemputnya dari sekolah. 

Undanglah teman anak kamu untuk kerumah dan mengajak mereka untuk melakukan beberapa aktivitas rumah, salah satunya adalah sleepover. Bahkan kamu bisa memulai dengan menawarkan tumpangan untuk mengantarnya pulang rumah. Dalam perjalanan tersebut kamu bisa mengetahui lebih banyak tentang anakku dan temannya.

Jika anda menyadari kalau temannya ini berpotensi untuk memberikan pengaruh yang buruk untuk anak kamu, usahakan untuk langsung berbicara dengan anak kamu dan mencoba menjelaskan dengan cara yang baik, serta tekankan kembali konsep apa itu menghargai dan berbuat baik. 

Berikan anak kamu kendali terhadap pada pilihan mereka, intinya kamu sudah melakukan bagian yang seharusnya kamu lakukan. Jangan terlalu menuntut mereka, karena hal tersebut bisa saja membuat mereka semakin menjadi-jadi.

 

 

3 dari 3 halaman

Bukan hanya itu

Ilustrasi orang yang menyembunyikan perasaannya. (Foto: Unsplash/Sydney Sims)

Jelaskan konsep bullying dengan anak kamu

Komunikasi yang konsisten merupakan kunci yang paling penting dalam pola asuh yang baik. Jelaskan kepada mereka tentang apa itu konsep bullying, mulai dari apa itu bullying, cara tidak menjadi seorang bully, dan bagaimana cara mencegah bullying. 

Ingat, kamu tidak bisa selalu melindungi anak mu dari setiap pengaruh jahat, tetapi yang bisa kamu lakukan adalah untuk mempersiapkan mereka saat menghadapi situasi-situasi ini  dengan cara membicarakan apa itu intimidasi dan kenapa itu tidak boleh dilakukan. Pastikan anak kamu tahu kalau hidup tidak seindah apa yang ada di pikiran mereka. Pastikan anak kamu tau bagaimana cara menghadapi situasi yang negatif dan ajari mereka untuk melawan kedegativan dengan kepositifan. 

Menumbuhkan empati

Bullying bisa ada karena seseorang tidak memiliki rasa empati. Oleh karena itu, pastikan dan ajari anak kamu tentang apa itu konsep dari empati. Anakmu pasti akan menyadari bagaimana perilaku mereka mempengaruhi anak lain. Pastikan untuk memberikan pertanyaan kepada anak kamu perihal tindakan apa yang akan mereka rasakan jika mereka berada pada posisi tersebut. Ajari mereka bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang membutuhkan bantuan dan doronglah anak kamu untuk memberikan bantuan.

Cara terbaik untuk membangun empati pada anak adalah dengan cara mengetahui emosi anak kamu terlebih dahulu. Jika mereka sudah paham konsep ini, anak kamu akan tau bagaimana cara mengidentifikasi  perasaan orang lain.

Ketahui tanda-tanda bullying

Tidak hanya penting untuk mengetahui tanda-tanda bullying untuk mencegah anak kamu untuk melakukan bullying. Akan tetapi, menjaga keselamatan anak kamu juga penting untuk diperhatikan. Ada beberapa kasus dimana seseorang bisa menjadi seorang bully adalah karena mereka juga di bully oleh orang lain. Maka dari itu, pastikan mereka tahu cara menghentikan siklus ini agar tidak menjadi korban bullying atau menjadi seorang bully.

Akhiri perilaku penindasan

Jika suatu hari kamu menemukan anak kamu melakukan bullying atau anak kamu menjadi korban bullying di dunia maya, segera lakukan tindakan pencegahan dan menghentikan perilaku tersebut. Kamu perlu mengambil tindakan cepat dengan konsekuensi yang sesuai. Jika anak kamu mengalami bullying, segera laporkan ke pihak sekolah atau jika anak kamu adalah seorang bully, lakukan tindakan disipliner. Memang sulit, akan tetapi anak kamu haru mengetahui konsekuensi mereka saat melakukan bullying. Jangan coba untuk melindungi dan memberikan pembenaran untuk tindakan mereka.

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim