Fimela.com, Jakarta Kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EI) atau bisa disebut juga emotional quotient (EQ) adalah kemampuan untuk memahami, mengekspresikan, dan mengelola emosi dengan benar sekaligus menghargai perasaan orang lain. Kecerdasan emosional membantu semua orang, termasuk anak-anak, untuk mengelola emosi, berhubungan dengan orang lain, dan merespons situasi dengan bijak.
Kecerdasan emosional pada anak harus dilatih sejak dini. Maka dari itu, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Orang tua perlu membimbing anak supaya anak memiliki kecerdasan emosional yang baik. Berikut adalah lima kebiasaan yang bisa dilakukan untuk melatih kecerdasan emosional pada anak.
What's On Fimela
powered by
1. Mengenali emosi
Ajarkan anak untuk mengenali emosinya sendiri. Bantu anak dalam mengidentifikasi emosinya dan kenalkan kepada anak nama-nama emosi yang bisa dirasakan. Misalnya, ketika anak terlihat marah, orang tua dapat mengatakan atau menanyakan bahwa anaknya sedang merasa marah. Selain itu, mengenalkan emosi kepada anak juga dapat dilakukan saat menonton film atau mendengarkan cerita.
Kata-kata emosional, seperti marah, kesal, Mmalu, sakit, dsb, dapat menambah kosakata anak untuk mengekspresikan perasaannya. Ajarkan juga kata-kata emosional positif, seperti senang, bersemangat, dsb. Dengan demikian, anak akan mudah mengekspresikan emosinya.
Sering kali anak mengalami tantrum karena mereka tidak tahu cara mengekspresikan emosinya. Saat anak mengalami tantrum, merasa kesal, marah, atau emosi negatif lainnya, validasilah perasannya. Kemudian, bantu anak untuk meredakan emosi negatifnya dan alihkan emosi tersebut ke hal-hal yang positif.
2. Menunjukkan empati
Rasa empati membantu anak untuk peduli terhadap orang lain. Saat anak mampu menunjukkan rasa empati, anak jadi lebih bijak dalam berperilaku terhadap orang lain.
Orang tua dapat membangun rasa empati anak sedari kecil. Orang tua dapat memberi contoh untuk menunjukkan rasa empati. Biasakan anak untuk merasakan perspektif orang lain. Berikan pertanyaan seperti "Bagaimana perasaanmu kalau hal itu terjadi kepadamu?" lalu bimbing anak sikap positif yang harus dilakukan dalam menanggapi hak tersebut. Dengan demikian, anak akan paham mengenai perasaan orang lain dan cara memperlakukannya.
3. Menghargai orang lain
Salah satu kebiasaan untuk melatih kecerdasan emosional anak adalah dengan menghargai orang lain. Edukasikan kepada anak tentang perbedaan, misalnya seperti perbedaan pendapat, ras, suku, dll. Dengan begitu, anak akan lebih memahami dan menghargai orang lain.
Selain itu, ajarkan juga untuk berperilaku positif kepada orang lain. Contoh kecilnya adalah dengan mengajarkan anak untuk selalu mengucapkan kata "maaf" jika melakukan kesalahan, "tolong" jika ingin meminta bantuan, dan "terima kasih" jika menerima bantuan. Orang tua juga harus menerapkan ini dalam kehidupan sehari-hari supaya anak dapat mencontohnya.
4. Mengembangkan keterampilan problem solving
Salah satu kebiasaan yang dapat melatih kecerdasan emosional anak adalah mengasah keterampilan problem solving atau pemecahan masalah. Ketika anak sudah mampu mengidentifikasi perasaannya, mulailah mengajarinya untuk memecahkan masalah.
Misalnya, saat anak sedang merasa marah karena diganggu temannya ketika bermain, bantu anak untuk mengidentifikasi solusi-solusi yang akan mereka gunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Solusi-solusi tersebut tidak harus ide yang bagus karena tujuannya hanya untuk brainstorming. Setelah anak mengidentifikasi solusi-solusi tersebut, bantu mereka untuk menilai pro dan kontra dari masing-masing solusinya. Kemudian, dorong mereka untuk memilih opsi terbaik.
5. Mengajak bekerja sama
Selalu libatkan anak dalam mengerjakan pekerjaan kecil sehari-hari. Misalnya dengan meminta anak untuk membantu membereskan mainan, mencuci buah atau sayur, merapikan tempat tidur, dll. Dengan demikian, anak akan terbiasa dalam hal bantu-membantu atau bekerja sama. Bekerja sama merupakan keterampilan yang dapat melatih kecerdasan emosional anak. Saat anak sudah terbiasa melakukan kerja sama, mereka dengan mudah akan membantu orang lain yang merasa kesulitan.
Itulah beberapa kebiasaan yang dapat melatih kecerdasan emosional anak. Perlu diingat bahwa pengembangan kecerdasan emosional adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan kesabaran serta konsistensi. Dukungan dan komunikasi yang terbuka dengan anak adalah kunci untuk membantu mereka tumbuh sebagai individu yang bijak secara emosional.
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundriesAgustus