Begini Cara Supaya Anak Terhindar dari Sikap Bullying

Denisa Aulia diperbarui 11 Okt 2024, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Perundungan atau bullying merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi kepada anak-anak. Masalah ini harus ditanggapi dengan serius karena jikat tidak, dampaknya bahaya bagi anak. Masalah bullying dapat merusak kesehatan mental anak dan mengubah perilaku anak.

Mustahil untuk mengawasi anak selama 24 jam sehari, apalagi jika anak sudah memasuki masa sekolah. Sebagai orang tua, perasaan khawatir kepada anak tentunya selalu muncul saat anak tidak sedang dalam pengawasan kita. Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah anak terjebak dalam masalah bullying, baik sebagai korban, maupun pelakunya.

Bullying adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Jika anak sudah terjebak dalam masalah bullying, pastikan selalu dampingi anak supaya anak tidak melakukan hal-hal lebih parah yang dapat menyakiti dirinya maupun orang lain. Segera berikan pertolongan kepada anak korban bullying dan tanggapi pelaku bullying dengan serius.

Orang tua pasti tidak ingin anaknya terlibat dalam masalah bullying, baik itu sebagai korban bullying, maupun sebagai pelakunya. Berikut adalah cara supaya anak terhindar dari sikap bullying.

2 dari 3 halaman

1. Edukasi anak tentang masalah bullying

Ilustrasi ibu dan anak (foto: Pexels/Julia M Cameron)

Pastikan anak memahami tentang masalah bullying. Saat anak sudah mengerti mengenai bullying, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk mendeteksi masalah bullying, baik itu yang terjadi dengan mereka, maupun orang lain. Ajarkan kepada anak bahwa perilaku bullying adalah tindakan yang tidak benar yang dapat menyakiti orang lain. Katakan kepada anak bahwa bullying adalah perilaku yang tidak dapat ditoleransi. Tetapkan konsekuensi tegas yang akan diterima anak jika menjadi perilaku bullying.

2. Ajarkan anak untuk berbicara terbuka dan sesering mungkin

Selalu jaga komunikasi dengan anak. Ajarkan anak untuk selalu menceritakan kegiatan yang mereka lakukan di rumah maupun di sekolah. Ajak anak untuk bercerita jujur mengenai perasaannya. Lakukan ini setiap hari supaya anak merasa nyaman saat berebagi cerita dengan orang tua.

3. Bangun karakter anak menjadi positif

Ajarkan anak untuk berperilaku sopan dan menghargai orang lain. Selain itu, tanamkan juga rasa empati kepada anak. Dalam kasus bullying, terdapat tiga pihak, yaitu korban, pelaku, dan penonton. Meskipun anak-anak bukan korban bullying, mereka dapat mencegah perilaku bullying dengan bersikap baik kepada teman-temannya. Jika mereka menyaksikan bullying, mereka dapat membela korban, menawarkan dukungan, dan mempertanyajan perilaku bullying.

3 dari 3 halaman

4. Bantu anak untuk percaya diri

Ilustrasi ibu dan anak-anaknya (foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Membantu anak untuk memiliki rasa percaya diri yang kuat dapat memiliki dampak positif dalam mencegah mereka menjadi korban bullying. Ketika anak merasa yakin tentang diri mereka sendiri, anak cenderung lebih mampu menghadapi tantangan sulit dengan kepala tegak, berbicara dan berkomunikasi mengenai perasaannya dengan baik, dan mampu membangun hubungan sosial yang positif.

5. Menjadi teladan yang baik

Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak karena mereka belajar dari perilaku orang dewasa. Perilakukan orang lain dengan baik dan selalu hargai orang-orang di sekitar. Dengan begitu, anak-anak akan melihat bagaimana orang tua mereka memperlakukan orang lain dan menjadikannya sebagai contoh.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua supaya anak terhindar dari sikap bullying. Perlu diingat bahwa bullying pada anak adalah masalah serius yang harus dicegah dan segera ditanggapi. Selalu dampingi anak baik secara langsung maupun tidak langsung karena peran orang tua sangat penting dalam kasus bullying anak.

 

Penulis: Denisa Aulia

#BreakingBoundariesAgustus