Fimela.com, Jakarta Selain melihat pakaian dari segi merek, gaya, dan harganya, kita harus memperhatikan jenis bahan dari pakaian tersebut. Ternyata, jenis bahan pakaian berpengaruh terhadap keberlangsungan lingkungan, lho. Sahabat Fimela, perlu dikatahui bahwa banyak bahan pakaian yang tidak ramah lingkungan. Salah satunya yaitu bahan pakaian yang mengandung serat sintetis.
Serat sintetis ini mengandung mikroplastik yang tidak bisa terurai sehingga akan menjadi tumpukan sampah yang akan berdampak buruk bagi lingkungan. Proses pembuatan serat sintetis ini juga menghasilkan lebih banyak, seperti menggunakan minyak bumi yang limbahnya dapat mencemari udara dan air di lingkungan.
Maka dari itu, sudah saatnya kita beralih ke bahan pakaian yang lebih ramah lingkungan. Tekstur pakaian dengan bahan yang ramah lingkungan juga lebih bagus sehingga nyaman untuk digunakan. Dengan menggunakan pakaian berbahan ramah lingkungan, kita berkontribusi untuk keberlangsungan lingkungan yang lebih baik.
Saat ini, banyak industri tekstil yang telah memproduksi kain yang ramah lingkungan. Mereka berinovasi untuk meciptakan jenis bahan kain yang minim menghasilkan limbah dan tidak merusak lingkungan. Berikut adalah jenis-jenis bahan pakaian ramah lingkungan yang bisa menjadi pilihan.
What's On Fimela
powered by
1. Rayon viscose
Rayon viscose merupakan jenis bahan pakaian yang berasal dari serat selulosa yang terkandung dalam pulp kayu. Bahan tekstil ini tampilannya terlihat mengilap seperti sutra. Maka dari itu, dalam industri kecil, bahan ini sering disebut sebagai sutra buatan. Rayon viscose teksturnya halus dan tidak membuat gerah saat digunakan. Bahan ini cocok dibuat sebagai kaus oblong dan pakaian olahraga.
2. Tencel (Lyocell)
Tencel merupakan merek dagang dari bahan tekstil lyocell. Bahan ini berasal dari serat pohon atau pulp kayu yang biasanya diambil dari Eucalyptus maupun Beech wood. Bahan Tencel 100% alami dari tumbuhan sehingga kain yang dihasilkan lembut, kuat, sejuk, dan aman untuk kulit sensitif. Bahan ini disebut juga sebagai sutra organik. Proses produksi bahan ini menekankan pada pengurangan emisi kabon sehingga lebih ramah lingkungan.
3. Katun organik
Tidak semua jenis katun termasuk bahan yang ramah lingkungan. Meski demikian, ada jenis katun yang ramah lingkungan, dari segi bahannya dan proses produksinya, yaitu katun organik. Berbeda dengan katun konvensional, katun organik sangat diperhatikan dalam proses produksinya. Proses produksi kain katun organik lebih ramah lingkungan karena tumbuhan kapasnya menggunakan pupuk dan pestisida organik. Dengan demikian, tidak ada limbah berbahaya yag dihasilkan.
4. Sutra
Bahan kain sutra tentunya sudah tidak asing didengar di kalangan umum. Kain sutra termasuk bahan kain yang ramah lingkungan. Bahan kain ini terbuat dari serat alami yangh dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Kain sutra terkenal dengan kehalusan dan kelenturannya. Kehalusan kain sutra membuatnya nyaman digunakan di kulit. Kain ini memiliki sentuhan kilau alami yang indah sehingga memberikan kesan kemewahan. Kain sutra telah umum digunakan untuk menghasilkan berbagai jenis pakaian, seperti gaun, blus, rok, syal, dan masih banyak lagi. Selain itu, kelembutannya membuat kain ini juga dijadikan sebagai pakaian tidur yang nyaman.
5. Pinatex
Pinatex merupakan bahan kain yang ramah lingkungan. Bahan ini terbilang unik karena berbeda dari bahan kain biasanya yang terbuat dari serat kayu, kapas, atau kepompong. Pinatex terbuat dari serat nanas, tepatnya bagian daunnya. Daun nanas memiliki lapisan yang terdiri dari berhelai-helai serat yang saling merekat dengan kuat seperti lem. Kain yang dihasilkan oleh bahan pinatex bertekstur halus dan nyaman di kulit. Meskipun kainnya tipis dan ringan, kain pinatex tetap kuat dan tahan lama. Kain ini sering digunakan untuk baju-baju mewah dan gaun-gaun formal.
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundariesAgustus