Kembangkan Keanekaragaman Wastra Jawa Tengah Melalui Semarang Fashion Trend

Fimela Reportersherly halim diperbarui 22 Agu 2023, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setelah sekian lamanya Indonesia berada pada masa pandemi dan akhirnya sekarang Indonesia sudah di titik enemy. Akibat dari permasalahan tersebut, segala hal yang ada di Indonesia terutama di daerah Jawa Tengah dan semarang mengalami perubahan yang signifikan. Khususnya pada peminat fesyen lokal, peningkatan keterampilan khususnya di bidang seni, banyak pilihan fesyen terutama yang sesuai dengan kegiatan, kolaborasi antara seniman lokal dan merek fesyen ternama, fesyen berkelanjutan, dan inovasi serta digitalisasi.  

Melihat perkembangan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mengadakan Semarang Fashion Trend (SFT) dengan tujuan dapat meningkatkan ekonomi syariah berkelanjutan khususnya untuk masyarakat Jawa Tengah. Tujuan ini direalisasikan melalui pengenalan global dan penjualan lokal terhadap produk fesyen lokal.

Jawa Tengah sendiri memiliki satu karya seni fesyen yang sudah banyak orang ketahui dan daya saingnya besar jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia. Keberagaman yang menjadi buah hati Jawa Tengah adalah kain tradisional nusantara seperti batik, tenun, sulam, bordir, dan ecoprint. Bukan hanya itu, Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di bidang fesyen seperti desainer juga sudah diakui oleh asosiasi nasional maupun internasional.

2 dari 3 halaman

Panggung Semarang Fashion Trend

Perpaduan antara moderen dan wastra Jawa Tengah. (Foto: Dokumen/ Semarang Fashion Trend)

Maka dari itu, Semarang menjadi ibu kota dari Jawa Tengah akan di deklarasi menjadi tempat Creative Center Hub. Intinya tempat yang digunakan untuk mempromosikan produk-produk khususnya artisan Jawa Tengah yang akan menginstalasikan produknya di panggung SFT 2023.

Melihat peluang yang besar  dalam mempromosikan dan mengembangkan industri fesyen dari Jawa Tengah, Indonesia Fashion Chamber (IFC) berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Vokasi Produktivitas (BBPVP) kota Semarang dan Bank Indonesia resmi meluncurkan SFT dengan tema “Java Heritage”. Tema tersebut ingin mengangkat dan memperkenalkan budaya dan keragaman Jawa Tengah Khususnya pada produk wastra (kata lain kain tradisional Indonesia) yang siap pakai.

SFT digelar mulai dari Rabu, 9 Agustus sampai Sabtu, 12 Agustus, pukul 13.00 sampai 21.00 WIB di Fashion Runway Hall, BBPVP Semarang. Selama 4 hari acara berlangsung, SFT 2023 akan menampilkan desain dari 106 desainer terbaik yang sudah tergabung dalam asosiasi desainer nasional dan internasional. Selain menampilkan hasil karya wastra, SFT 2023 juga menghadirkan berbagai macam acara seperti konferens dan talk show, project runway, dan galeri fesyen.

3 dari 3 halaman

Harapan Semarang Fashion Trend

Model yang mengenakan hasil jadi wastra Jawa Tengah. (Foto: Dokumen/ Semarang Fashion Trend)

Selama Semarang Fashion Trend, desainer dan brand yang akan ikut serta dalam menampilkan karyanya adalah Ina Priyono, Deden Siswanto, Hannie Hananto, Maima x Roro Kenes, Ria Miranda, David Yan, Elkana Gunawan, Sudarna Suwarsa, dan lain-lain. Tidak ingin ketinggalan, Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto juga menghadirkan karya dari para desainer yang mengungsung merek “Banyumasanku”.

Menambahkan, Siti Atikoh Gangar Pranowo, istri Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah dan Hevearita Gunaryanti Rahayu Walikota Semarang juga hadir dalam Semarang Fashion Trend.

Sebagai acara tahunan, Semarang Fashion Trend (SFT) bersama dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC) mengharapkan dapat membuat halaman baru yang diproyeksikan dengan karya-karya fesyen terkini sesuai dengan tren global. Menambahkan, seni karya fesyen ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur perkembangan fesyen di Jawa Tengah khususnya Semarang.

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim