Fimela.com, Jakarta Tingginya polusi udara di kota besar, seperti di Jakarta turut berdampak pada meningkatnya jumlah pengidap ISPA. Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau yang dikenal dengan sebutan ISPA ini merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Dimana ISPA ini dapat menyerang dua bagian saluran pernapasan mulai dari yang atas sampai bawah.
Gejala yang disebabkan oleh kedua bagian pernapasan biasanya juga berbeda. Biasanya orang yang terkena ISPA saluran pernapasan bawah akan mengalami batuk-batuk sebagai gejala utama. Sedangkan ISPA saluran pernapasan atas akan merasakan gejala terutama di bagian atas leher, seperti bersin, sakit kepala, dan sakit tenggorokan, bahkan terkadang orang akan mengalami nyeri tubuh, jika sampai terpapar demam.
Dilansir oleh medicalnewstoday.com, ISPA sendiri bisa terjadi karena terpapar oleh virus, seperti flu atau respiratory syncytial virus (RSV). Selain itu, ISPA bisa terjadi karena terpapar bakteri Streptococcus dan Staphylococcus aureus, infeksi jamur, dan mycoplasma.
Bukan hanya itu penyebabnya, ISPA bisa saja timbul karena pemantik zat-zat kimia yang mengiritasi dan menyebabkan peradangan saluran paru-paru dan udara, beberapa pemantik ini berupa asap tembakau, debu, bahan kimia, uap dan asap, alergi, dan polusi udara.
Ada beberapa faktor yang membuat orang-orang akan lebih mudah terpapar oleh ISPA, yaitu pilek atau pernah terpapar oleh flu, sistem kekebalan tubuh yang melemah, orang-orang yang berusia 65 tahun, anak kecil di bawah 5 tahun, dan orang yang baru saja melakukan operasi.
What's On Fimela
powered by
Cara Mencegah
Dilansir oleh cdc.gov, ada beberapa cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah terpapar atau penyebaran dari ISPA. Salah satu caranya adalah dengan menghindari droplet dari air liur, lendir, dan air mata. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah ISPA:
- Meminimalkan kontak dengan orang yang memiliki penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin,
- Meminta orang yang terpapar dengan ISPA untuk menggunakan masker demi droplet cairan tidak tersebar,
- Cuci Tangan,
- Handiri berbagai barang pribadi yang telah digunakan oleh orang yang terpapar oleh ISPA, seperti peralatan makan dan minum, sikat gigi, serta handuk,
- Menjaga kebersihan lingkungan.
Semua orang tahu, untuk menjaga kesehatan juga memerlukan tubuh yang sehat. Maka dari itu, menjaga keteraturan makan dan memantau nutris. Menambahkan, olahraga juga hal yang garus dilakukan demi menjaga tubuh agar selalu sehat.
Pandangan dokter
Dalam pemeriksaan khususnya dalam permasalahan ISPA, saat memeroksa dokter akan sangat fokus untuk memperhatikan pernapasan kamu. Dokter akan memeriksa cairan dan pembengkakan di paru-paru dengan cara mendengarkan suara abnormal di paru-paru saat bernapas. Selain itu dokter juga akan memeriksa di bagian pengecekan cairan yang ada di daerah hidung dan telinga serta tenggorokan.
Jika diketahui kamu terkena saluran ISPA di bagian bawah mungkin kamu akan disarankan untuk melakukan rontgen atau CT scan guna memeriksa konsisi paru-paru.
Selain itu, pengecekan fungsi paruh-paruh juga akan dilakukan sebagai alat pengukur dianostik. Tes yang dilakukan seperti Pulse Oximetry untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk kedalam paru-paru. Terakhir dokter juga akan meminta sample dahak atau swab di daerah hidung atau mulut, hal ini digunakan untuk menentukan jenis virus atau bakteri apa yang menyebabkan ISPA.
Berikut adalah virus yang menyebabkan ISPA,
- virus badak,
- Adenovirus
- Enterovirus
- Virus parainfluenza
- Virus pernapasan syncytial (RSV)
Dilansir oleh topdoctors.co.uk, sebagian besar permasalahan pernapasan seperti ISPA akan sembuh sendiri secara perlahan dan tidak membutuhkan pengobatan antibiotik. Namun, tindakan pencegahan juga penting untuk dilakukan, mulai dari mengkontrol demam, harus selalau terdehidrasi, dan mendapatkan istirahat yang cukup.
Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim