Sukses meluncurkan jenama KRATON, Auguste mengeksplorasi berbagai pendekatan baru dalam dunia mode. Ia kerap memadukan warisan budaya Jawa dan Cina serta pengaruh budaya Eropa, yang disuguhkan dalam beragam karya busana nan apik dan indah. [ Foto dok : Auguste Soesastro.]
Pemeran ini menjadi jejak langkah dan paparan karya dari seorang desainer yang tak biasa. Berakar dari sejarah keluarga, perjalanan hidup pribadi dalam pergulatan identitas, migrasi dan asimilasi budaya, Dayaningbudi menjelmakan pertarungan yang hening untuk mengguncang konvensi sosial dan merobohkan stereotip identitas rasial dan kelas. [ Foto dok : Auguste Soesastro.]
Terbagi dalam 3 tema yang saling berkaitan, yaitu: Njawani, Architecture, dan Minimalism. Karya dalam pameran ini tercipta melalui goresan rapih, pilihan tekstil mewah, dan siluet architectural yang selama ini menjadi ciri khas Auguste Soesastro. [ Foto: Adinda Tri Wardhani - Fimela.com ]
Di bagian Njawani, Auguste merangkul budaya, gaya hidup dan falsafah orang Jawa. Ia juga mengkaitkan dengan relasi kultur Peranakan dan keturunan pendatang lain. Dibekali pemahaman sejarah transnasional seraya tetap menaruh hormat pada tradisi, rancangan Auguste dapat berevolusi, bebas dari konvensi yang statis, lepas dari batasan, politik, dan ketabuan yang tidak berdasar. [ Foto dok : Auguste Soesastro.]
Pada tema Architecture, menggambarkan titik balik dalam riset Auguste untuk mencari diagram konstruksi yang
eksperimental, yang mendorong batasan-batasan tradisional dalam pembuatan pola. [ Foto dok : Auguste Soesastro.]
Sementara Minimalism menggarisbawahi obsesi Auguste untuk membuat pakaian dari pola tunggal. “Sederhana itu mudah,
minimalis itu rumit,” menurutnya. Pakaian dengan pola tunggal selalu ia sertakan dalam pergelaran busananya, yang tampil sangat bersih dan tidak mencolok walau nyatanya melibatkan pekerjaan tangan yang kompleks dan amat teliti, setelah melewati masa uji coba yang tak terhitung banyaknya. Bahkan ada pola jacket yang akhirnya terwujud setelah 10 tahun masa uji coba. [ Foto: Adinda Tri Wardhani - Fimela.com ]
Butuh waktu 1 tahun untuk mempersiapkan pameran ini. Bekerja sama dengan Dr. Sadiah Boonstra adalah seorang sejarawan dan kurator, juga Danny Wicaksono seorang arsitek, Auguste Soesastro berhasil mengemas pameran tunggal perdananya dengan istimewa. [ Foto: Adinda Tri Wardhani - Fimela.com ]