Tobatenun Berkolaborasi dengan Penenun Lokal untuk Mencapai Sustainable Fashion

Fimela Reporter diperbarui 26 Agu 2023, 08:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjadi trendi dan selalu up to date terhadap fesyen merupakan suatu hal yang paling sering dilakukan oleh orang-orang. Akan tetapi dikarenakan secara terus menerus membeli pakaian baru demi trend menyebabkan berbagai macam masalah seperti limbah cairan pewarna dan sampah tekstil. Maka dari itu, sustainable fashion  merupakan salah satu metode yang harus mulai diterapkan.

Sustainable fashion sendiri memiliki arti dasar yaitu produk fesyen yang terbuat dari bahan dasar ramah lingkungan. Cara menentukannya adalah dengan melihat arah serat yang digunakan itu aman untuk bumi, teknik pewarnaan, sampai ketahanannya. Maka Dari itu, untuk sekarang ini banyak sekali brand-brand yang sedang menerapkan metode ini dalam setiap produknya.

Alasan kenapa sustainable fashion penting untuk diterapkan adalah untuk menjaga ekosistem dunia agar tetap aman dan tidak menciptakan polusi. Dalam dunia fesyen, selain dari sampah sisa tekstil, limbah yang disebabkan karena pewarnaan kimia juga menjadi suatu masalah yang perlu diperhatikan.

Maka dari itu Tobatenun, melakukan kolaborasi dengan penenun lokal untuk membuat fesyen yang sustainable dan ramah serta aman untuk lingkungan.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tobatenun meluncurkan koleksi resort wear

Tobatenun Koleksi 'Terbit'. Melvi Tampubolon, Partner & COO. (Foto: Dokumen/Tobatenun)

Sesuai dengan janjinya Tobatenun, meluncurkan koleksi resort wear yang menggunakan teknik pewarnaan alami. Koleksi ini didukung oleh Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna yang kemudian koleksi ini diberi nama koleksi “Terbit”. 

Koleksi Terbit sendiri menampilkan warna-warna yang terinspirasi dari warna langit di pagi hari seperti warna biru, putih, dan krem yang indah. Dimana untuk mendapatkan hasil seperti ini, koleksi Terbit sudah melewati berbagai macam proses pewarnaan dengan bahan alami. Menambahkan, koleksi ini juga telah melalui berbagai macam teknik pewarnaan seperti pencelupan dan pewarnaan alam yang dipadukan dengan kain tenun batak. 

Dengan adanya Koleksi Terbit, Tobatenun ingin membuktikan keseriusan mereka untuk mengeluarkan produk yang sustainable serta tidak melupakan kualitas serta model pakaian tenun batak. 

“Tobatenun terus berkomitmen untuk mempertahankan budaya, khususnya kain tenun Batak dengan pendekatan yang berkelanjutan. Melalui Rumah Pewarnaan Alam Jabu Borna, yaitu program kami dalam pengembangan komunitas yang fokus untuk riset terkait pewarnaan alam dan proses produksi yang memperhatikan lingkungan,” ujar Kerri na Basaria, Founder dan CEO Tobatenun.

 

 

3 dari 3 halaman

Harapan Tobatenun

Melvi Tampubolon, Partner & COO. (Foto: Dokumen/Tobatenun)

Selain mengembangkan dan menerapkan proses pewarnaan yang alami, Tobatenun berjanji untuk tidak terlalu memfokuskan semuanya dalam aspek bisnis saja, melainkan bertekad untuk membangun dan mengembangkan komunitas khususnya dalam komunitas Jabu Bonang dan Jabu Borna. Kedua komunitas tersebut dinyatakan akan menjadi pijakan utama Tobatenun dalam menjalankan program-program pemberdayaan. 

Tobatenun juga memiliki harapan yaitu dengan adanya komunitas Jabu Bonang dan Jabu Borna, dapat membantu serta mendorong peluang untuk masyarakat demi mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka. Tobatenun yakin bahwa melalui sinergi dan kolaborasi antar perusahaan, masyarakat, dan lingkungan dapat memberikan perubahan yang positif untuk semua yang terlibat.

Maka dari itu, Tobatenun dengan bangga meluncurkan koleksi tenun Batak yang bertajuk “Pancarona”. Kolaborasi “Pancarona” merupakan kolaborasi antara Tobatenun dan mitra partonun yang merupakan praktisi seni dalam komunitas Jabu Bonang. 

Menambahkan, Tobatenun meyakini bahwa budaya Indonesia harus berkembang dan berevolusi agar bisa tetap lestari. Oleh karena itu meningkatkan kekreatifitasan khususnya dalam penenun menjadi salah satu upaya Tobatenun dalam mengembangkan dan mempertahankan seni tenun tradisional Indonesia hingga dapat mencuri pandangan dari pasar internasional dan juga mendapatkan apresiasi yang lebih gemilang.

“Tobatenun dibangun tak pernah sekadar sebuah bisnis, lebih dari itu kami memiliki tujuan untuk membangkitkan semangat kewirausahaan para pembuat ulos di desa-desa tradisional di Sumatera Utara melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, menghidupkan kembali teknik dan motif ulos yang hampir punah. Dalam menjalankan bisnis, kami menerapkan program penjualan yang adil bersama rekan- rekan pengrajin tenun dan pemasok kami. Selain itu, kami juga turut serta membantu mengembangkan potensi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan sosial dan perempuan.” ujar Kerri.

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim