Fimela.com, Jakarta Memasuki usia enam bulan anak mulai diberikan MPASI atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Meski pendamping, namun gizi pada makanan MPASI harus tercukupi, terutama protein hewani.
MPASI sangat penting untuk masa pertumbuhan anak-anak agar tidak terjadi stunting. Sebab angka stunting di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut disampaikan Claudya Abednego selaku Brand Representative Belcube yang mengatakan bahwa saat ini angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi di 21.6%, sementara angka WHO di 20%.
“Karena itu sebagai bentuk nyata komitmen Belcube menemani orang tua di Indonesia dalam pemenuhan gizi anak, Belcube hadir melalui produk kejunya yang terbuat dari susu sapi asli dan memiliki kandungan dengan kualitas tinggi,” paparnya dalam acara Hari Anak Nasional, Belcube dari The Laughing Cow menggelar sebuah talkshow ‘Nutrisi Seimbang, Keharusan atau Kemewahan?’.
Defisiensi nutrisi yang paling banyak ditemukan di Asean, terutama Indonesia itu adalah kekurangan Kalsium, Vitamin A, Vitamin D, dan Zat Besi. 4 hal ini biasa banyak ditemukan di protein hewani termasuk susu, keju, dan yoghurt.
“Ironinya di Indonesia itu konsumsi susu dan turunannya, yang terendah di Asean per kapita sehingga banyak anak yang harus menderita stunting. Belcube merasa ini salah satu masalah yang bisa diatasi karena semua anak-anak di Indonesia berhak mendapatkan nutrisi yang baik dari orang tua. Dan Belcube hadir sebagai salah satu asupan nutrisi untuk anak-anak sampai dewasa,” ujar Claudya.
Claudya menambahkan bahwa Belcube menawarkan keju yang tinggi kalsium, tinggi protein, dan rendah garam sehingga aman dikonsumsi anak-anak, bahkan bayi yang baru memulai MPASI. Selain itu, rasanya yang creamy dan gurih sehingga cocok sebagai pendamping makanan manis maupun asin.
“Dari segi kreasi menu juga sudah banyak, ya, ibu-ibu pengguna setia Belcube membagikan resep olahan mereka, seperti risoles, nasi goreng, atau bubur MPASI sekalipun banyak yang menambahkan Belcube sebagai pelengkap nutrisi dan pengganti garam. Jadi, rasa tetap gurih namun rendah garam. Kami percaya dengan gizi yang seimbang, anak-anak dapat tumbuh dengan lebih bahagia dan optimal untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
What's On Fimela
powered by
Tekstur MPASI
Sementara itu, dr. Citra Amelinda, Sp.A menyampaikan bahwa tekstur yang tepat untuk MPASI itu harus bisa diremas pakai jari.
“Artinya, bisa digigit pakai rahang yang belum ada giginya. Contoh MPASI, ada beras, daging, sepotong keju, ditambah daun salam dan lengkuas biar enak. Kalau pakai slow cooker, pastikan suhunya di atas 60 derajat. Pemilihan keju untuk bayi juga harus di bawah 100 mg,” ujar dokter Citra.
Tekstur MPASI pada Usia 6 Bulan
Pada tahap awal MPASI, bayi masih dalam tahap adaptasi. Mereka baru mengenal makanan padat untuk pertama kalinya. Makanan perlu dihaluskan menjadi bubur atau puree dengan tekstur yang sangat halus. Tekstur ini akan membantu bayi perlahan membiasakan diri dengan makanan padat.
Tekstur MPASI pada Usia 7-8 Bulan
Memasuki usia 7 bulan, tekstur MPASI bayi perlu ditingkatkan. Bayi sudah siap untuk mencoba menu MPASI dengan tekstur yang sedikit lebih kasar. Bisa memblender makanan, tanpa perlu menyaringnya lagi. Di usia ini, bayi sudah mulai terbiasa dengan makanan padat dan perlu diperkenalkan dengan tekstur yang berbeda.
Tekstur MPASI pada Usia 9-10 Bulan
Di usia 9 bulan, tekstur MPASI perlu ditingkatkan lagi. Kini bayi sudah siap untuk mencoba makanan yang tidak diblender. Hanya perlu mencacah makanan dan membuatnya menjadi bubur kasar. Di usia ini, bayi juga sudah mulai diperkenalkan dengan finger food atau makanan yang dapat mereka pegang sendiri.
Tekstur MPASI pada Usia 11 Bulan
Memasuki usia 11 bulan, bayi sudah siap untuk naik tekstur lagi. Jika sebelumnya bayi diberikan makanan tanpa disaring atau bubur kasar, kini sudah waktunya mereka mencoba nasi tim. Nasi tim memiliki tekstur yang agak lembek namun tetap dapat dijadikan sarana latihan bayi untuk masuk ke tahap berikutnya.
Tekstur MPASI pada Usia 12 Bulan
Di usia 1 tahun, anak sudah siap untuk mencoba makanan keluarga seperti anggota keluarga yang lain. Bayi sudah bisa makan nasi dengan lauk rendang, ayam goreng, serta sup sama seperti orangtuanya.