Cara Hidup Tenang dengan Filosofi Stoik

Fimela Reporter diperbarui 12 Okt 2023, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta “Yang kamu butuhkan dalam hidup ini adalah kepastian pada penilaian saat ini, tindakan untuk mengambil kebijakan, dan sikap bersyukur pada saat ini untuk semua yang menghampirimu,” kata-kata mutiara Marcus Aurelius.

Semua orang di dunia ini menginginkan hidup dengan tenang mulai dari ketenangan hari sampai pikiran. Khususnya saat menghadapi lika liku kehidupan, yang memiliki berbagai macam tantangan kehidupan.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hidup yang tenang adalah dengan cara menerapkan metode stoik dalam kehidupan sehari-hari kita. Stoik sendiri merupakan sebuah buku harian dari salah satu kekaisaran terhebat Roma yang berisikan surat-surat pribadi, pialang bijak, ceramah mantan budak dan pengasingan yang dialaminya. 

 

 

2 dari 7 halaman

Apa itu Stoik

(Foto: Unsplash/Milan Popovic)

Dalam biografi yang kemudian dijadikan filosofi kehidupan tenang, beberapa hal yang menjadi poin utama adalah tentang cara bertahan hidup, rintangan, kebijaksanaan hidup dan kebersamaan untuk membentuk sebuah landasan hidup. Stoicisme merupakan filosofi kuno yang sering diterapkan oleh orang-orang kaya dan orang yang kurang mampu untuk mengejar kehidupan yang baik.

Filosofi ini mulai bermunculan sekitar abad 304 SM oleh seorang pedagang bernama Zeno saat pelayarannya menuju Athena. Akan tetapi perjalanan itu tidak berlangsung dengan aman karena dirinya terdampar di sebuah tempat bernama Stoa Poikile. Saat beradisana Zeno memulai hidupnya untuk mengajarkan filosofi ini dan mendapatkan pengikut yang bernama Zenonians. Selain itu Zeno juga mendirikan sekolah filosofis.

Terdapat tiga orang penting yang perlu kamu ketahui dalam segala pencetusan filosofi Stoik ini, yaitu Marcus Aurelius yang merupakan kekaisaran romawi, Penasehat politik Seneca dan budak yang menjadi guru terkemuka Epictetus.

 

 

3 dari 7 halaman

Keberanian

(Foto: Unsplash/Sammie Chaffin)

Keberanian

pertama adalah keberanian. Kita ambil contoh dari salah satu novel yang berjudul All the Pretty Horses dari  Cormac McCarthy. Kunci utama yang dijelaskan karakter Perez kepada John Grady adalah pertanyaan yang menyentuh kehidupan dan apa yang harus dilakukan untuk menjalani kehidupan yang berat ini. 

“Dunia ingin tahu apakah Anda memiliki cojones. Jika kamu berani?”

Seneca mengatakan bahwa mengasihani orang tidak akan mengalami kesialan. Kata-kata yang diungkapkannya adalah “kamu melewati hidup tanpa lawan, tidak ada yang tahu apa yang bisa kamu lakukan bahkan dirimu sendiri.”

Dunia ini ingin tahu seberapa kuat kemampuan anda dalam menempatkan diri. Maka dari itu terkadang mereka menempatkan kamu ke dalam situasi yang sulit. Selalu tanggapi situasi dengan beberapa pertanyaan yang bisa anda jawab mulai dari,

  1. Apakah saya punya keberanian?
  2. Apakah saya berani?
  3. Apakah saya akan menghadapi masalah ini atau melarikan diri?
  4. Apakah saya akan berdiri atau jatuh?

Biarkan alam bawah sadar menjawab hal ini dan biarkan mereka bertindak dengan keberanian yang mereka miliki sambil mengingat keberanian itu penting.

 

Kesederhanaan

Tentu saja, keberanian bukanlah segalanya dalam filosofi ini, melainkan kesederhanaan juga. Memang keberanian itu penting, tetapi terkadang keberanian juga bisa menjadi kecerobohan saat menjalaninya, bahkan bisa sampai mencelakai orang lain. Di titik inilah Aristoteles mulai menggunakan contoh “Golden Mean” ujung perkataannya adalah pengecut adalah orang yang kurang berani, tetapi orang yang berani terlalu banyak melakukan kecerobohan. 

Itu adalah maksud dari kesederhanaan, intinya tidak perlu melakukan apapun dengan berlebihan. Lakukan saja dengan jumlah yang benar dan tepat. Karena diri kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Menurut Aristoteles keahlian bukanlah suatu tindakan, melainkan suatu kebiasaan yang kita lakukan sebagai kebiasaan.

"kemampuan dikonfirmasi dan tumbuh dalam tindakan yang sesuai, berjalan dengan berjalan, dan berlari dengan berlari ... oleh karena itu, jika Anda ingin melakukan sesuatu, biasakanlah," ujar Epictetus.

Intinya jika kita ingin berhasil, bahagia, sukses dan hebat. Kita harus melakukan dan mengembangkan kemampuan setiap harinya dan itu kemudian akan menjadi kebiasaan. Karena formulasi kecil dapat memberikan hasil yang luar biasa.

 

 

4 dari 7 halaman

Keadian juga merupakan kunci

(Foto: Unsplash/Tingey Injury Law Firm)

Keadilan

 

Jadilah pemberani dan temukanlah keseimbangan. Poin ini lah yang menjadi kunci utama dari Stoik. Sebenarnya semua hal tidak akan berarti untuk kaum stoik selain dari keadilan dan melakukan hal yang benar. 

Hal ini banyak dipercaya saat menerapkan stoik karena pengaruhnya kepada orang lain. Bahkan Marcus Aurelius menegaskan kalau keadilan adalah kebajikan dari segala sumber.

“sumber dari semua kebaikan lainnya,” ujar Marcus Aurelius.

Semenjak adanya stoik, semuanya akan berputar terhadap mendorong dan mengadvokasi keadilan. Kebanyakan praktek stoik itu membawa resiko besar untuk diri sendiri dan membutuhkan keberanian yang besar terutama dalam melakukan dan membela-bela orang-orang dan gagasan yang mereka cintai.

Beberapa contohnya bisa dilihat oleh apa yang dilakukan George Washington dan Thomas Jefferson dalam membentuk negara baru yang bertujuan untuk berjuang dengan ketidak sempurnaan untuk memperjuangkan demokrasi dan keadilan.

Orang yang mempelajari dan menerapkan stoik akan melihat dunia dengan jelas, tetapi juga akan melihat dunia apa adanya. Mereka akan membantu dengan strategis dan keberanian.

Kebijaksanaan

Keberanian, kesederhanaan dan keadilan adalah keuntungan yang didapatkan dalam kehidupan. Namun, seberapa besar keberanian yang harus dimiliki? apakah hal ini cukup adil? Apakah ini cukup?  

Itulah yang menjadi kebaikan akhir dalam mengetahui pembelajaran yang hidup untuk menjelajahi dunia. Kebijaksanaan selalu menjadi hadia utama dalam menerapi stoik. Zeno mengungkapkan kita diberi dua mata, dua telinga, dan satu mulut karena sebuah alasan pertama untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara, memiliki dua mata diwajibkan untuk membaca dan mengamati daripada berbicara.

Dapat kita simpulkan kalau dengarkan dulu omongan orang sebelum membuat kesimpulan dan keputusan, karena hal ini dapat memberikan dampak bagi tokoh-tokoh yang terseret dan tentukan pilihan apa yang kiranya bijak untuk masa depan.

Stoik adalah kunci dunia ini, kemampuan untuk membedakan antara sekumpulan besar informasi yang tersedia dak kebijaksanaan sebenarnya yang perlu anda lakukan dalam menjalani kehidupan yang baik. Epictetus menekankan kalau kuncinya adalah belajar.

Tujuannya bukan hanya untuk memperoleh informasi melainkan jenis informasi yang tepat. Makanya ada penekanan untuk melakukan meditasi, dalam segala hal, tekan Epictetus. 

Sama halnya di zaman sekarang untuk menyerap dan mengkonsumsi berita dengan benar, jangan mudah percaya terhadap satu informasi, carilah beberapa referensi dan tentukan pendapatmu dengan bijaksana. 

 

 

5 dari 7 halaman

Dilansir oleh Dailystoic.com ada 9 cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang tenang.

(Foto: Unsplash/Colton Duke)

Dikotomi Kontrol

Hal yang paling penting untuk dilakukan dalam penerapan stoik adalah membedakan tentang apa yang bisa kita kontrol dan apa yang tidak bisa kita kontrol. Contohnya seperti penerbangan tertunda karena cuaca yang tidak baik. Keinginan sebesar apapun kita untuk bisa pergi ke daerah tujuan tidak akan bisa kita lakukan untuk mengubah hal tersebut. Maka dari itu jangan habiskan waktu anda hanya untuk itu. 

Intinya jika menghadapi hal yang sulit, mungil dan buatlah jurnal agar bisa melaluinya dan terus ingat lakukan apa yang bisa kita kontrol saja dan apa yang tidak bisa dikontrol jangan pedulikan. Fokuskan diri anda terhadap apa yang bisa anda kontrol.

Jurnaling

Membuat jurnal bisa menjadi salah satu kunci yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang tenang. Epictetus melakukan journaling saat dia menjadi buruh pada kekaisaran Romawi. Bukan hanya Epictentus, Marcus Aurelius dan Seneca juga melakukan hal yang sama.

Yang pertama kali melakukan ini adalah Epictentus, yang kemudian menyarankan hal ini kepada murid-muridnya. Ia mengatakan tulislah tentang hari-hari mu dan ungkapkan lah keluh kesah anda dalam jurnal tersebut. Seneca mengungkapkan dirinya merasa lebih nyaman pada saat tidur ketika melakukan ini. Marcus adalah jurnalis yang luar biasa dan syukurnya karya tulisnya bisa bertahan sampai saat ini.

Journaling sebenarnya memiliki istilah yang sederhana dalam stoik yaitu dikenal dengan sebutan diary. Journaling dalam stoik dibuat untuk membuat kebiasaan yang kemudian bisa menjadi pembelajaran dalam kehidupan. Simpanlah jurnal selalu didekat kamu agar kamu bisa menuliskan semua yang kamu rasakan dan ingin selesaikan.

Berlatih menerima kemalangan

Karena saran dari seorang Nero, Seneca dapat menikmati kekayaan yang besar dan mengungkapkan kalau dirinya harus meluangkan beberapa hari untuk merasakan kemiskinan. Hal ini dilakukan karena kenyamanan memiliki kesamaan seperti perbudakan yang takut hidupnya diambil begitu saja. Maka dari itu kalian harus pelan-pelan belajar untuk merasakan kemalangan agar kalian tidak terkejut saat kemalangan itu datang dengan tiba-tiba.

Perasaan seperti kecemasan dapat memiliki akar ketakutan akan ketidak pastian dan pengalaman yang kurang. Berlatihlah untuk menghadapi apa yang kamu takutkan di hidup ini.

 

 

6 dari 7 halaman

Tidak hanya itu Point of View juga menjadi pertimbangan

(Foto: Unsplash/Gijs Coolen)

Melatih persepsi 

Latihan yang paling sering diterapkan dalam stoik adalah Turning the Obstacle Upside Down. intinya adalah semua hal itu tidak mustahil, karena hal yang buruk bisa berubah menjadi hal yang baik.

Contohnya kalian diminta untuk membantu satu orang untuk melewati kesulitan mereka. Meskipun kamu tahu kalau kamu tidak bisa melakukannya. Daripada membuat dirimu susah mendingan memutar balikan segala hal dan lebih mengarah kepada kebijakan, contoh berlatih untuk menjadi sabar dan pengertian. 

Salah satu contoh kasus dalam melatih persepsi bisa dilihat dari kasus Obama dalam skandal pendeta. Hal yang Obama lakukan pada saat itu adalah memahami dan mendengarkan kemudian berbicara dengan rakyat Amerika dengan dewasa. Akibat hal ini dia mampu untuk mengubah hal negatif dan mendapatkan kepositifan dalam permasalahan.

Tidak ada waktu yang tepat dan benar untuk berlatih stoik. Hanya ada persepsi di dunia ini, kontrol kah persepsi mu dan kamu bisa menemukan persepsi apa yang ingin kamu miliki.

Mengingat 

Penting untuk diingat “gairah” bukanlah penggunaan kata modern untuk antusias ataupun kepedulian terhadap suatu hal. Don Robertson dalam bukunya, ketika kaum stoik mengatasi perihal nafsu, mereka selalu merujuk pada emosi yang tidak rasional, tidak sehat, dan berlebihan. Contohnya adalah kemarahan. Berlatihlah untuk menggantinya dengan kegembiraan bukan kesenangan yang berlebih. Latihan untuk mengingat semua hal yang kecil.

Hal yang kita bisa pelajari dalam kesalahan adalah untuk menjadi rendah hati dan waspada. Itu adalah hal yang bisa dirasakan setiap hari dalam hidupmu. kamu tidak perlu takut seseorang mengambilnya dari mu atau, lebih buruk lagi, semuanya akan berputar kepada dirimu saja.

 

Melihat dari banyak perspektif

Sama artinya dalam dunia penyebaran informasi pada sekarang ini. Untuk mendapatkan informasi yang terpercaya tidak boleh hanya dari satu informasi saja, melainkan dari bayang sisi. Kemudian dari hal itu kalian bisa menentukan sisi dan poin-poin yang ingin kalian dukung dan percaya.

Semua hal memiliki kebijaksanaan yang besar tergantung dalam perspektif mana yang ingin diambil dan ditekuni karena setiap sudut pasti ada kebaikan diantaranya. Jangan mengubah nilai-nilai yang kalian pegang hanya karena kemewahan, kekuatan, peperangan dan ketakutan dalam menjalani hidup. Intinya langkah kebelakang dari kekhawatiran dan selalu ingatkan dirimu tentang tugas yang harus diberikan kepada orang lain dan pandangannya.

 

 

7 dari 7 halaman

Nilai-nilai yang harus dipegang

(Foto: Unsplash/Riccardo Annandale)

Meditasi ke arah moralitas 

“Let us prepare our minds as if we’d come to the very end of life. Let us postpone nothing. Let us balance life’s books each day. … The one who puts the finishing touches on their life each day is never short of time,” dari Seneca.

kutipan di atas menjelaskan tentang pembelajaran antik yang membahas tentang moral kehidupan. Hal terpenting dalam dalam mempelajari apa yang menjadi praktik filosofi yang tidak membunuh dan dibunuh. Kebijakan dan moral bisa dipilih, Marcus mengatakan jika tidak nyaman tinggalkan saja. Hal tersebut akan terus menjadi pengingat untuk anda dalam menentukan kehidupan.

Pertahankan apa yang kamu rasa benar, lepaskan jika tidak mampu. Pada waktu yang benar pasti kamu akan merasakan kenyamanan dalam hidup. Biarkan rasa ketidaknyamanan dan keingin matian untuk menjadi pengingat. Lakukanlah meditasi dan renungkanlah sehari-hari dan tentukanlah moral yang kalian junjung.

Premedikasi kejadian yang buruk 

Lihatlah atau buatlah sebuah kasus, pikirkanlah apa yang anda akan lakukan pada jika anda berada dalam kondisi tersebut.  Apa hal buruk yang bisa orang ambil. Secara logika pikirkanlah hal ini sebelum melakukannya. Terkadang kejadian ini mungkin saja bisa terjadi dimasa depan. Tindakan yang kita pikirkan ini adalah latihan psikologi yang memiliki dampak dan latihan yang kuat untuk membangun ketahanan dan kekuatan.

Contohnya, Seneca, akan membuat suatu kasus dalam otaknya dan membayangkan apa rencana yang akan dilakukannya saat hal itu terjadi. Dia akan memikirkan apa yang akan dia lakukan dalam situasi tersebut. Bahkan terkadang dia akan menulis apa yang dia akan lakukan dan terapkan.

Dengan melakukan latihan tentang hal buruk apa yang mungkin akan terjadi Seneca akan selalu siap siaga dalam menaklukan semua ini saat kejadiannya akan terjadi.

Cintai takdir/Amor Fati 

Kaum stoik akan paham dengan istilah i

Tidak hanya akrab kaum stoik akan menerimanya juga. Dua ribu tahun saat kaisar Marcus Aurelius menulis jurnalnya ia berkata “Api yang berkobar membuat nyala api dan kecerahan dari segala sesuatu yang dilemparkan ke dalamnya.” Epictetus berkata jangan mengharapkan apa yang belum terjadi seperti apa yang kita inginkan, berharaplah apa yang terjadi seperti apa yang terjadi.

Maka dari itu Amor Fati adalah istilah seriotiotipe dari kaum stoik. Intinya hanya harapkan apa yang terbaik terjadi terhadap apa yang terjadi setiap harinya. Jangan hindari, melainkan sesuatu yang perlu ditunjukan dan bukan untuk dihindari. Semuanya akan baik-baik saja, sukai saja apa yang telah anda dapatkan. Seperti kamu mendapatkan oksigen.