Fimela.com, Jakarta Dalam perjalanan hidup, kita sering membawa beban emosional dan pengalaman masa lalu yang dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar. Dua konsep yang sering muncul dalam konteks ini adalah emotional baggage dan inner child.
Meskipun keduanya berhubungan dengan pengalaman emosional masa lalu, mereka sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Seperti apa perbedaannya? Simak penjelasan dibawah ini ya sahabat Fimela.
Pengertian Inner Child
Dilansir dari PsychCentral, inner child mengacu pada bagian dari diri kita yang membawa kenangan, perasaan, dan kebutuhan emosional dari masa kecil. Ini adalah representasi dari diri kita saat masih anak-anak yang menyimpan ingatan akan masa lalu, terutama perasaan dan pengalaman yang membentuk pandangan tentang diri kita dan dunia di sekitar kita.
Selain itu, jiwa kecil ini bisa menjadi cerminan pengalaman positif bagi diri kita, seperti kebahagiaan dan cinta, tetapi juga bisa membawa luka dan ketidakamanan yang mungkin timbul dari pengalaman traumatis atau kurangnya dukungan emosional.
Pengertian Emotional Baggage
Dilansir dari Healthline, emotional baggage mengacu pada beban emosional yang kita bawa dari pengalaman masa lalu. Ini bisa berupa trauma, rasa sakit, atau kegagalan yang belum terselesaikan.
Selain itu, emotional baggage ini juga dapat dipengaruhi oleh hubungan toksik, cedera emosional, atau pengalaman traumatis yang belum diproses dengan baik. Setiap kali kita mengalami situasi yang menyerupai atau menyentuh titik rawan masa lalu, emotional baggage dapat "muncul kembali" dan mempengaruhi cara kita merespons situasi saat ini. Beban emosional ini dapat menciptakan siklus negatif dan pengulangan pola perilaku yang tidak sehat.
Mengatasi Emotional Baggage dan Inner Child
Untuk menemukan kedamaian batin dan berkembang menjadi seseorang yang bahagia dan lebih baik, penting bagi kita untuk mengenali perbedaan antara emotional baggage dan inner child, serta belajar cara mengatasi keduanya:
1. Menghadapi emotional baggage
Identifikasi beban emosional masa lalu kamu dan berusahalah untuk memprosesnya dengan dukungan dari orang terpercaya atau profesional. Dalam hal ini, terbuka dan berbicaralah tentang perasaan kamu, rasa sakit, atau trauma yang masih berdiam di dalam hati. Dengan menghadapinya, kamu dapat melepaskan diri dari siklus negatif dan memberi ruang bagi pertumbuhan pribadi.
Mengatasi Emotional Baggage dan Inner Child
2. Beri perhatian dan cinta pada inner child
Beri perhatian dan cinta pada jiwa kecilmu. Ketika kamu merasa takut atau terluka, berbicaralah dengan dirimu sendiri seperti sedang berbicara dengan seorang anak kecil yang perlu dijaga. Jadikan dirimu sebagai orangtua yang penuh cinta dan pengertian.
3. Praktikkan self-care
Jaga dirimu dengan baik, seperti memberi waktu untuk bersantai, bermain, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan. Dengan memprioritaskan kebutuhan dan kesejahteraan emosionalmu, kamu dapat membantu merawat inner child dan mengurangi emotional baggage yang kamu bawa.
4. Berpikir positif
Ketika kamu merasa overthinking, segera ubah pola pikir negatif tersebut dengan menggantinya dengan afirmasi yang positif. Berbicaralah pada dirimu sendiri dengan penuh kasih, memberi dukungan, dan mengingatkan diri bahwa kamu pantas untuk bahagia dan diterima.
Mengatasi emotional baggage dan inner child adalah langkah awal menuju pemulihan dan pertumbuhan diri yang lebih baik. Ingatlah bahwa proses ini memerlukan waktu dan kesabaran. Dengan menyelami perbedaan di antara keduanya dan berkomitmen untuk perbaikan diri, kamu dapat menciptakan kedamaian batin yang mendalam dan hidup yang lebih bahagia.
*Penulis: Amelia Septika.