Nafas Tak Sedap Salah Satunya Disebabkan oleh Merokok, Lalu Apa Lagi?

Fachri pada 20 Jul 2023, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Nafas tak sedap atau yang umum dikenal sebagai bau mulut adalah masalah yang kerap terjadi dan mempengaruhi siapa pun tak kenal usia ataupun golongan. Nafas tak sedap timbul oleh berbagai penyebab dari kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari.

Secara ilmiah, nafas tak sedap dikenal sebagai halitosis. Halitosis merupakan kondisi di mana mulut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal ini seringkali terjadi karena disebabkan oleh kehadiran bakteri di dalam mulut yang menghasilkan berbagai senyawa sulfur yang mampu memberikan bau yang tidak sedap dihirup.

Penyebab halitosis pun beragam, termasuk masalah kesehatan mulut seperti gangguan periodontal (penyakit gusi), gigi yang rusak atau berlubang, serta kondisi medis lain seperti sinusitis atau gangguan pencernaan. Kebiasaan merokok dan konsumsi makanan tertentu juga dapat menyebabkan halitosis.

Dari masalah yang timbul tersebut, nafas tak sedap seringkali menganggu kepercayaan diri seseorang dan dapat memengaruhi kualitas interaksi sosial mereka. Akan tetapi, berbagai masalah tersebut dapat kamu atasi hingga tuntas jika memahami asal muasal, penyebab, serta langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi nafas tak sedap.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Penyebab Nafas Tak Sedap

Ilustrasi nafas tak sedap. Credit: Shutterstock.com

Nafas tak sedap atau halitosis biasanya disebabkan oleh adanya bakteri di dalam mulut yang menghasilkan senyawa-senyawa sulfur. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini merupakan penyebab nafas tak sedap yang bisa membuat seseorang tidak percaya diri dan menganggu aktivitas sehari-hari.

1. Bakteri di Mulut

Bakteri adalah penyebab utama nafas tak sedap. Di dalam mulut, terdapat sejumlah besar bakteri, termasuk bakteri anaerob, yang hidup di area yang sulit dijangkau, seperti antara gigi dan gusi.

Bakteri ini mendapatkan makanan dari partikel makanan yang tertinggal di mulut dan menghasilkan senyawa-senyawa sulfur volatil (volatile sulfur compounds/VSCs) sebagai produk sampingan dari metabolisme mereka. Senyawa sulfur inilah yang menyebabkan bau tidak sedap pada nafas.

2. Kurangnya Kebersihan Mulut

Kurangnya kebersihan mulut, seperti jarang menyikat gigi, tidak menggunakan benang gigi, atau tidak membersihkan lidah secara rutin, dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan sisa makanan di dalam mulut. Ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dan menghasilkan VSCs yang menyebabkan bau mulut.

3. Infeksi dan Penyakit Gusi

Infeksi bakteri pada gusi (penyakit periodontal) adalah penyebab umum lain dari halitosis. Gusi yang meradang dan berdarah menyediakan tempat bagi bakteri untuk berkembang biak dan menghasilkan bau tidak sedap. Plak dan tartar yang menumpuk di sekitar gusi juga dapat menyebabkan infeksi dan memperburuk masalah bau mulut.

3 dari 6 halaman

Penyebab Lainnya

Ilustrasi nafas tak sedap. Credit: Shutterstock.com

4. Masalah Kesehatan Lainnya

Beberapa kondisi kesehatan lain juga dapat menyebabkan nafas tak sedap. Contohnya termasuk sinusitis (peradangan sinus), infeksi tenggorokan, dan gangguan pernapasan seperti amandel yang membesar. Ketika saluran pernapasan atas terganggu, seseorang dapat bernafas melalui mulut, menyebabkan kekeringan yang memicu halitosis.

5. Konsumsi Makanan Tertentu

Makanan tertentu, seperti bawang, bawang putih, makanan berbumbu kuat, dan minuman beralkohol, mengandung senyawa-senyawa yang dapat diabsorpsi ke dalam aliran darah dan dikeluarkan melalui paru-paru. Akibatnya, senyawa-senyawa tersebut dapat memberikan aroma tidak sedap pada nafas.

6. Kebiasaan Merokok dan Penggunaan Produk Tembakau

Merokok dan mengonsumsi produk tembakau dapat menyebabkan bau rokok menempel di mulut dan paru-paru, menyebabkan bau tidak sedap pada nafas yang sulit dihilangkan.

7. Mulut Kering (Xerostomia)

Produksi air liur yang kurang atau mulut kering dapat menyebabkan halitosis. Air liur berperan penting dalam membersihkan mulut dari bakteri, sehingga kurangnya air liur dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau mulut.

Itulah beberapa penyebab yang dapat menimbulkan nafas tak sedap dalam kegiatan sehari-hari. Apa kamu kerap merasakannya?

4 dari 6 halaman

Cegah Nafas Tak Sedap

Ilustrasi nafas tak sedap. Credit: Shutterstock.com

Mencegah nafas tak sedap melibatkan menjaga kebersihan mulut dan mengadopsi kebiasaan sehat. Untuk itu, berikut ini beberapa tips mencegah nafas tak sedap yang terasa.

1. Rutin Menjaga Kebersihan Mulut

Sikat gigi dua kali sehari, setiap pagi dan sebelum tidur, selama setidaknya dua menit. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk membersihkan gigi secara efektif dan mengurangi bakteri. Selain itu, bersihkan area antara gigi dengan benang gigi setidaknya sekali sehari untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang dapat menjadi makanan bagi bakteri.

2. Bersihkan Lidah

Bersihkan lidah secara teratur dengan sikat gigi atau alat pembersih lidah yang dirancang khusus. Lidah merupakan tempat berkembang biaknya banyak bakteri penyebab bau mulut. Membersihkan lidah dapat membantu mengurangi jumlah bakteri dan bau tidak sedap pada nafas.

3. Gunakan Obat Kumur atau Semprotan Antiseptik Mulut

Penggunaan obat kumur atau semprotan antiseptik mulut yang mengandung bahan aktif seperti klorheksidin atau cetylpyridinium chloride dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut dan mencegah terjadinya bau mulut.

4. Minum Air yang Cukup

Pastikan Anda cukup mengonsumsi air untuk mencegah mulut kering. Air liur berperan dalam membersihkan mulut dari bakteri, dan kekurangan air liur dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau mulut.

5 dari 6 halaman

Cara Mencegah Lainnnya

Ilustrasi nafas tak sedap. Credit: Shutterstock.com

5. Hindari Makanan Penyebab Bau Mulut

Kurangi konsumsi makanan seperti bawang, bawang putih, makanan berbumbu kuat, dan minuman beralkohol yang dapat meningkatkan risiko nafas tak sedap. Jika mengonsumsi makanan tersebut, sikat gigi atau bilas mulut setelah makan untuk membantu menghilangkan aroma tidak sedap.

6. Hentikan Kebiasaan Merokok dan Penggunaan Produk Tembakau

Merokok dan menggunakan produk tembakau dapat menyebabkan bau rokok menempel pada mulut dan paru-paru, yang sulit dihilangkan. Berhenti merokok akan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan.

7. Periksakan Kesehatan Mulut Secara Rutin

Jadwalkan kunjungan rutin ke dokter gigi setidaknya dua kali setahun untuk pemeriksaan dan membersihkan gigi. Dokter gigi dapat mengidentifikasi masalah gigi atau gusi yang mungkin menyebabkan halitosis dan memberikan penanganan yang tepat.

8. Perhatikan Kesehatan Tubuh Secara Umum

Perhatikan kesehatan tubuh secara umum, termasuk kesehatan pencernaan dan kesehatan saluran pernapasan atas. Gangguan pencernaan atau infeksi saluran pernapasan dapat berkontribusi pada nafas tak sedap.

9. Kurangi Kecemasan dan Stres

Stres dapat menyebabkan mulut kering dan meningkatkan risiko nafas tak sedap. Atasi stres dengan cara-cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau berbicara dengan seseorang yang dapat memberikan dukungan.

6 dari 6 halaman

Penanganan Nafas Tak Sedap

Ilustrasi nafas tak sedap. Credit: shutterstock.com

Ada beberapa penanganan yang bisa kamu lakukan jika ingin menuntaskan masalah nafas tak sedap. Mau tahu apa saja? Simak di bawah ini.

Makan Permen Karet Tanpa Gula

Mengunyah permen karet tanpa gula dapat membantu merangsang produksi air liur dan mengurangi bau mulut sementara.

Bilas Mulut dengan Obat Kumur

Penggunaan obat kumur yang mengandung klorheksidin atau cetylpyridinium chloride dapat membantu mengurangi bakteri dan bau mulut.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis

Jika nafas tak sedap berhubungan dengan masalah kesehatan yang mendasari, seperti gangguan pencernaan atau masalah pernapasan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis yang sesuai.

Nafas tak sedap bisa menjadi masalah yang cukup mengganggu, tetapi dengan menjaga kebersihan mulut dan mengadopsi pola hidup sehat, masalah ini dapat diatasi. Jika nafas tak sedap terus berlanjut meskipun telah mengikuti langkah-langkah pencegahan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kemungkinan penyebab dan pengobatan yang tepat.

 

(*)