Psikolog Ungkap Metode Montessori untuk Anak Bermain, dari Hands on Learning hingga Floor time

Anisha Saktian Putri diperbarui 19 Jul 2023, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Anak-anak memiliki hak untuk bermain, hal ini dikarenakan bermain menjadi aktivitas yang penting untuk perkembangan anak. Maka, orangtua pun dapat menyediakan area dan alat permainan, hingga memastikan semuanya bersih. 

Parents Educator sekaligus Co-Founder Bumi Nusantara Montessori, Pritta Tyas, M.Psi, Psikolog mengatakan memenuhi hak bermain anak dengan metode montessori. Ia mengatakan ada beberapa prinsip metode montessori, pertama Unique Inner A Judge, merupakan keinginan alami anak untuk belajar.

Misalnya, menyusun balok permainan, menyusun warna-warna, dan lainnya. Nantinya, kemampuan visual spasial  anak untuk mengingat sesuatu melalui benda atau objek 3 dimensi, sehingga menstimulasi anak untuk mengetahui suatu hal yang berhubungan dengan ruang menggunakan indra penglihatan dan daya ingat mereka. 

“Pada dasarnya anak-anak memiliki keinginan alami untuk belajar. Misalnya saja menurunkan mainan sendiri ke lantai, menyusun balok-balok sesuai keinginan. Jadi orangtua tidak melarang-larang, jangan membatasi seperti hari main di suatu tempat, agar anak bisa mengeksplorasi minatnya” ujar Pritta dalam acara Peluncuran Kampanye ‘Berani Main di Lantai’ oleh So Klin Lantai” di Buumi Playscape, Jakarta. 

Kemudian, ada hands on learning di usia 3-6 tahun. Metode ini anak akan mempelajari suatu hal secara langsung melalui tangannya, misalnya mempelajari konsep matematika sederhana dengan objek kubus sebagai media pembelajaran terhadap anak.

“Permainan mengeksplorasi balok 3D sehingga anak bisa merabanya, percobaan sains, puzzle, posisi bermain bisa di lantai, ngga harus duduk. Jadi badan tangan diusakan gerak ahar anak bisa mengingatkannya,” tambahnya. 

2 dari 3 halaman

Floor time

Ilustrasi mainan balok untuk anak balita perempuan/credit: pexels

Selain itu, untuk memberikan stimulasi pada anak, teknik floor time merupakan salah satu cara yang bisa dipilih. Floor time memberikan rasa nyaman pada anak, dan posisi orang tua sejajar dengan anak agar tidak memberi pengaruh buruk pada indera mata anak yang sedang berkembang. Jika anak harus menengadah karena posisi anak di lantai dan orang tua berdiri, maka akan mengganggu perkembangan mata.

“Dasar teknik floor time adalah bermain dan berinteraksi dengan anak di lantai selama 20-30 menit. Contoh permainan yang dapat dilakukan pada saat floor time adalah menyusun puzzle atau balok, dan masih banyak lagi. Floor time dapat menstimulasi kekuatan otot-otot inti, kaki, lengan, dan punggung; melatih keterampilan motorik kasar dan halus, dan merangsang perkembangan sensorik yang melibatkan 7 sistem indera,” ujar Pritta.

Zahratun Mutmainah, Brand Manager SoKlin Lantai mengatakan dalam menstimulasi anak di lantai, tidak perlu lagi khawatir akan paparan virus kuman dan bakteri karena SoKlin Lantai telah menambahkan minyak esensial alami pada rangkaian produk SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence.

“Rangkaian SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak dalam bereksplorasi di lantai, lantai higienis, bersih kesat dan wangi tahan lama hingga 8 jam. Bahan alami dan wanginya meningkatkan mood. Rumah bersih dan membuat betah di rumah sehingga dapat tercipta waktu yang berkualitas dan bonding yang erat dengan keluarga,” ujarnya

3 dari 3 halaman

Berikan Anak Kebebasan Terbatas

Ilustrasi anak bermain (Photo by MI PHAM on Unsplash)

Anak akan dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki saat ia mempunyai ruang dan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba sesuatu dengan caranya.

Orangtua atau pendamping perlu memberikan freedom with limitation pada anak. Penerapannya dapat dengan tidak terlalu banyak memberikan instruksi atau interupsi saat anak beraktivitas, dan memberi anak kesempatan melakukan sesuatu seperti apa yang mereka bayangkan.

Orangtua tetap perlu memberikan batasan yang tegas apabila apa yang dilakukan anak telah membahayakan diri mereka, orang lain, atau lingkungannya. Freedom with limitation memiliki beberapa manfaat antara lain mendorong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab, dan anak merasa dihargai dan dihormati sehingga menumbuhkan kepercayaan diri.

Dalam Kampanye SoKlin Lantai #BeraniMaindiLantai, Pritta Tyas memberikan tips dalam menyiapkan lingkungan pembelajaran di lantai, di antaranya:

1. Letakkan alat permainan anak di rak terbuka sehingga mengundang anak untuk aktif bermain. Hindari meletakkan alat permainan dalam kotak tertutup.

2. Perhatikan tinggi rak mainan anak. Pastikan anak dapat dengan mudah mengambil dan mengembalikan mainannya, sehingga dapat melatih kemandirian anak.

3. Kategorikan permainan anak. Pisahkan penempatan puzzle, alat art & craft, permainan sensori dan permainan lainnya.

4. Berikan area bermain di lantai yang cukup luas bagi anak. Pada beberapa jenis permainan, akan lebih leluasa bila anak memainkan di lantai daripada menggunakan meja kursi.

5. Hindari menggunakan terlalu banyak warna dalam dekorasi ruangan. Sebaiknya gunakan warna yang nyaman pada mata anak dan tidak menimbulkan overstimulasi, seperti warna natural kayu, putih, atau warna lembut lainnya.

6. Rotasikan mainan secara berkala. Mainan dapat dirotasi bila anak terlihat bosan, terlalu mudah atau sudah tidak tertarik.