7 Tips Membesarkan Anak Setelah Perceraian Orangtua

Fimela Reporter diperbarui 30 Sep 2024, 10:57 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki keluarga yang harmonis tentu menjadi impian semua orang, tetapi terkadang orangtua harus mengambil jalan perceraian. Keputusan orangtua yang harus bercerita bisa mengubah keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu, kamu dan pasangan harus saling memahami dan mendorong satu sama lain supaya dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang.

Perlu lebih banyak komunikasi yang harus terjalin ketika muncul masalah baru setelah perceraian. Jika hal ini dibiarkan dalam waktu yang lama tentunya akan menimbulkan perceraian.

Dilansir dari americanbar.org, perceraian merupakan keputusan atau penetapan pengadilan bahwa perkawinan yang sah sudah tidak ada lagi sehingga antar pasangan sudah tidak memiliki keterkaitan dan dapat menikah lagi. Biasanya proses perceraian akan melewatkan persidangan yang juga akan memutuskan beberapa hal lainnya seperti hak asuh anak dan pembagian properti.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Cara Membesarkan Anak Setelah Perceraian

ilustrasi Cara Membesarkan Anak Setelah Perceraian. Foto: copyright Pexels/Dam Tuong Quan.

Perceraian yang dilakukan oleh para orangtua terkadang memberikan dampak yang buruk kepada anak-anaknya sehingga perlu pengasuhan yang tepat agar anak tetap tangguh dan bahagia setelah perceraian, diantaranya, dilansir dari gabardi.com:

  • Jelaskan terlebih dahulu kepada anak mengenai perpisahan atau perceraian dengan cara yang jelas supaya mereka dapat memahami dan merasa tetap memiliki keluarga.
  • Jelaskan kepada anak bahwa perceraian bukan kesalahan mereka secara berulang supaya anak terhindar dari stres.
  • Menghormati kebutuhan anak seperti kebutuhan akan rutinitas, stabilitas, cinta, dan rasa memiliki dengan kedua orangtuanya. Bercerai bukan menjadi penghalang untuk kamu dan pasangan tetap memberikan pengasuhan yang terbaik dan setara karena dengan hal tersebut dapat membantu anak tetap merasa aman.
  • Jangan biarkan anak terlibat dalam konflik kamu dan mantan pasangan termasuk juga menjelek-jelekannya. Memberikan teladan pengendalian diri dan bersikap ramah satu sama lain dapat membuat anak setidaknya tidak terlibat dalam konflik yang ada karena perceraian dapat memberikan pengaruh pandangan anak akan hubungan. 
  • Jangan terlalu cepat memperkenalkan anak kepada pasangan barumu sebelum benar-benar yakin karena dapat membuat anak merasa pesimis tentang hubungan romantis dan menganggap bahwa semua hubungan intim pasti akan gagal.
  • Sebaiknya tidak menikah lagi dalam waktu yang cepat setelah perceraian karena perubahan drastis dapat mengganggu proses penyembuhan dan menantang kemampuan anak untuk mengatasi secara efektif serta memungkinkan anak mengalami kecemasan atau depresi. 
  • Menghormati batasan anak dan berikan mereka waktu untuk bertemu dengan orangtua mereka yang lain. Oleh karena itu, sesama orangtua sebaiknya dapat memberikan waktu khusus dan tidak mengganggu anak.
  • Mewaspadai tanda-tanda peringatan dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Jika anak menimbulkan perubahan perilaku yang signifikan dalam beberapa minggu seperti tidur berlebihan, penurunan nilai, atau perubahan suasana hati yang ekstrim, sebaiknya kamu mencarikan mereka bantuan profesional.  
3 dari 3 halaman

Hal yang Harus dan Tidak Dilakukan Dalam Membesarkan Anak Setelah Perceraian

Ilustrasi Hal yang Harus dan Tidak Dilakukan Dalam Membesarkan Anak Setelah Perceraian. Foto: pexels.com/Nathan.

Dalam melakukan beberapa cara tersebut, sebaiknya kamu juga memperhatikan beberapa hal yang harus dan tidak harus dilakukan dalam mengasuh anak setelah perceraian, seperti yang dilansir dari mediate.com:

  • Jangan membicarakan hal negatif tentang mantan pasangan ke anak.
  • Jangan berdebat di depan anak.
  • Jangan membantu anak untuk mengabaikan jadwal kunjungan.
  • Jangan biarkan anak tunduk kepada orangtua yang kasar.
  • Jangan melanggar perjanjian yang telah dibuat oleh kamu dengan mantan pasangan.
  • Jangan menahan informasi tentang anak dari pasangan.

 

 

*Penulis: Fani Varensia