Fimela.com, Jakarta Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender merupakan salah satu agenda prioritas yang dimandatkan oleh Presiden RI. Menteri PPPA RI, Bintang Puspayoga, pun menyampaikan hal ini karena partisipasi yang setara dari perempuan dan laki-laki merupakan kunci kesejahteraan suatu bangsa.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 mencatat bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan mencapai 54,4%, sedangkan laki-laki sudah mencapai 83,98%. Partisipasi kerja perempuan perlu ditingkatkan melalui pemberdayaan ekonomi.
“Ada 64 juta usaha mikro di Indonesia, dengan lebih dari setengahnya atau 60 persennya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Artinya, perempuan adalah penopang ekonomi nasional. Untuk mendorong keterlibatan lebih banyak perempuan dalam ekonomi nasional, kita butuh berkolaborasi salah satunya melalui pemanfaatan digital,” ujar Menteri Bintang.
Dukungan berbagai pihak menjadi sangat krusial. Untuk itu, Tokopedia berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA RI) dan UPRINTIS (komunitas pemberdayaan perempuan UMKM) meluncurkan Modul Perempuan Maju Digital. Modul ini dihadirkan untuk meningkatkan daya saing perempuan pelaku UMKM yang ingin memulai dan mengembangkan bisnis secara online.Menteri PPPA RI juga berharap Modul Perempuan Maju Digital yang diluncurkan mampu mendukung pengentasan masalah akses digital bagi perempuan pelaku usaha di Indonesia.
“Ekonomi digital adalah masa depan dunia. Peluncuran modul ini diharapkan membantu meningkatkan keterampilan digital perempuan pelaku usaha sehingga bisa berdaya secara maksimal. Mari kita satukan kekuatan untuk saling mendukung, berbagi, menginspirasi dan memotivasi. Dengan saling memberdayakan satu sama lain, perempuan wirausaha bisa berdaya demi Indonesia Maju,” tutur Menteri Bintang.
Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Hilmi Adrianto, mengatakan, peran perempuan pelaku UMKM sangat esensial dalam perekonomian nasional. Terbukti dari data pemerintah dimana dari total 65,5 juta UMKM–yang notabene penyokong PDB Indonesia–sebanyak 64 juta adalah usaha mikro, dan lebih dari setengahnya dijalankan perempuan. Perempuan menggerakkan 34% usaha menengah, 50,6% usaha kecil dan 52,9% usaha mikro.
“Melihat peran dan potensi perempuan pelaku UMKM, Tokopedia–sebagai perusahaan teknologi Indonesia dengan marketplace yang terdiri dari lebih dari 14 juta penjual dan hampir 100%nya UMKM–terus berupaya mendorong kemajuan perempuan pelaku UMKM agar makin mendapat panggung dan menjadi pilihan masyarakat. Salah satunya dengan berkolaborasi bersama KemenPPPA RI dan meluncurkan Modul Perempuan Maju Digital,” tambah Hilmi.
Founder UPRINTIS Indonesia, Novita Hardini, berkata, perempuan pelaku usaha menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menambah pendapatan keluarga, pelatihan kewirausahaan yang terbatas, kemandirian dalam pengambilan keputusan bisnis, pencatatan keuangan, meningkatkan skala usaha dan masih banyak lagi. Kolaborasi Tokopedia dan UPRINTIS lewat Modul Perempuan Maju Digital diharapkan bisa membantu perempuan wirausaha menjawab tantangan-tantangan ini.
“Perjuangan perempuan untuk merdeka yang benar-benar merdeka tidaklah mudah, maka caranya hanya dengan terus berupaya meningkatkan keterampilan diri, terutama keterampilan berwirausaha. Pertumbuhan ekonomi perempuan adalah tujuan besar UPRINTIS Indonesia,” kata Novita
Modul Perempuan Maju Digital dan Upaya Lain Tokopedia untuk Pemberdayaan Perempuan
Ada berbagai topik bahasan dalam Modul Perempuan Maju Digital; hasil kerja sama Tokopedia, KemenPPPA RI dan UPRINTIS. Mulai dari 10 langkah awal pemberdayaan bisnis milik perempuan, e-commerce membuat perempuan sukses dalam ekonomi digital, cara memajukan bisnis milik perempuan, hingga hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi perempuan pengusaha di era digital.
Modul Perempuan Maju Digital dapat diakses secara gratis lewat Pusat Edukasi Seller Tokopedia. Modul ini juga disosialisasikan ke perempuan pelaku UMKM lewat Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD) yang rutin diadakan di berbagai daerah di Indonesia.
“KPMD adalah turunan inisiatif Hyperlocal Tokopedia; inisiatif yang bertujuan meningkatkan daya saing pelaku UMKM agar punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, tanpa harus pindah ke ibukota. Di KPMD, Tokopedia bersama pemerintah provinsi dan kota, memberikan edukasi offline khusus bagi perempuan pelaku UMKM di berbagai daerah, seperti Medan, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali dan akan terus merambah kota lain,” jelas Hilmi.
Selain KPMD–masih dalam rangka pemberdayaan perempuan–Tokopedia bersama pemerintah terus membantu perempuan pelaku UMKM mendapatkan izin usaha atau Nomor Induk Berusaha (NIB) secara online. “Sepanjang 2022, Tokopedia dan pemerintah telah membantu lebih dari 5.000 pelaku UMKM, termasuk perempuan, mendaftar NIB,” kata Hilmi.
Ada pula fitur Bangga Lokal di halaman utama Tokopedia, yang berisi produk dari UMKM termasuk yang dijalankan perempuan, sekaligus sebagai upaya mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Jumlah Perempuan Penjual dan Pembeli di Tokopedia Melonjak, Riset: 58,7% Pekerja yang Diberdayakan Penjual Tokopedia adalah PerempuanBerkat upaya pemberdayaan perempuan oleh Tokopedia bersama para mitra strategis, animo perempuan dalam memulai dan mengembangkan bisnis di Tokopedia terus meningkat. “Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Gianyar (Bali) menjadi beberapa wilayah di Indonesia dengan kenaikan tertinggi jumlah perempuan penjual selama semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan hampir 1,5 kali lipat,” ujar Hilmi.
Riset LPEM FEB UI 2023 mengungkapkan bahwa penjual di Tokopedia mempunyai rata-rata dua pekerja dan lebih dari setengah (58,47%) dari pekerja yang diberdayakan oleh penjual di Tokopedia adalah perempuan.
Selain membawa dampak bagi perempuan pelaku UMKM, Tokopedia juga mencatat antusiasme yang tinggi dari perempuan dalam berbelanja online sekaligus menggerakkan roda ekonomi. “Kampar (Riau), Sampang (Jawa Timur) dan Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat) menjadi beberapa wilayah di Indonesia dengan kenaikan tertinggi jumlah perempuan pembeli, selama semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan hampir 2 kali lipat,” kata Hilmi.