Fimela.com, Jakarta Bicara soal UMKM memang tak ada habisnya, selain karena ini merupakan topik yang selalu menarik untuk diulik, ternyata banyak tugas dan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan. Di acara Festival 6, Lintas Generasi Tanpa Batas! yang diselenggarakan di Senayan Park Jakarta, Sabtu (8/7), Wenseslaus Manggut selaku Chief Content Officer KapanLagi Youniverse (KLY) membuka acara dengan kutipan yang menguggah.
"Morat-marit betul bangsa kita kalau tidak ada UMKM. Kalau UMKM daerah menyala, berarti bupatinya luar biasa. Banyak kisah orang-orang sukses membangun sesuatu, tapi tenggelam, maka Liputan6 mendedikasikan dirinya untuk memberi kesempatan bagi para terang tersebut agar bisa menginspirasi."
Acara Festival 6, Lintas Generasi Tanpa Batas! dibuka dengan Sharing Session bertema 'Jitu Membawa UMKM Daerah Mendunia.' Sesi ini dihadiri oleh Novita Hardini Mochammad (Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek), Dr. Khairul (Walikota Tarakan), dan Ir. Siti Azizah, MBA (Deputi Bidang Kewirausahan Kementeriaan Koperasi), membahas tentang berbagai tantangan yang dirasakan oleh para pelaku UMKM di berbagai daerah dan hal-hal yang bisa dilakukan pemerintah pusat untuk membantu mengembangkan sayap UMKM daerah ke dunia internasional.
Menurut Ir. Siti Azizah, di Indonesia sendiri, ada 64,2 juta jumlah pelaku UMKM dan ini tersebar di seluruh provinsi. Yang lebih menarik, jumlah ini bahkan 97%nya menyumbang tenaga kerja.
Festival 6 Lintas Generasi Tanpa Batas!, Sharing Session 'Jitu Membawa UMKM Daerah Mendunia'
"Sebenarnya banyak sekali produk kita yang sudah ada di mancanegara dan pemerintah pusat terus mendukung para pelaku UMKM untuk bisa terus mengembangkan bisnis mereka, lewat berbagai kebijakan yang sudah dibuat," ungkap Ir. Siti Azizah membuka sesi perbincangan.
Hal ini kemudian dibenarkan oleh Novita Hardini Mochammad, yang menceritakan bahwa saat ini, pihaknya sedang berusaha mengenalkan batik Trenggalek ke ranah global, melalui berbagai acara pameran. Sedangkan di Tarakan sendiri, menurut Dr. Khairul, sama halnya dengan Trenggalek, beberapa produk mereka sudah berhasil go international.
"UMKM menyumbang 76% pendapatan daerah dan menurut data di tahun 2022, pelaku UMKM di Tarakan sendiri sudah hampir 28.000. Peningkatan signifikan ini dikarenakan pandemi, sehingga banyak orang harus bekerja dari rumah dan yang paling banyak adalah ibu-ibu," jelas Dr. Khairul.
Bukan tanpa tantangan, karena kenyataannya, para pelaku UMKM ini banyak terkendala untuk bisa melebarkan sayap bisnis mereka ke ranah yang lebih luas, maupun ke pasar global. Beberapa tantangan yang kemudian dibahas di sesi ini adalah minimnya modal dan akses menjangkau pasar yang lebih luas.