Fimela.com, Jakarta Dalam perjalanan hidup, kita sering kali membawa beban dan luka emosional yang berasal dari masa lalu kita. Salah satu konsep yang berkaitan dengan hal ini adalah "wounded inner child" atau "anak batin yang terluka". Istilah ini merujuk pada bagian dalam diri kita yang masih membawa perasaan menderita akibat luka-luka emosional yang dialami saat kita masih anak-anak.
Dilansir dari Psychology Today, konsep wounded inner child dikenal sebagai bagian dari pendekatan terapi yang bertujuan untuk menyembuhkan luka emosional dan mengatasi masalah psikologis yang berakar dari masa kecil. Ketika kita mengalami situasi traumatis, penolakan, kekerasan, atau kekurangan perhatian saat masih anak-anak, luka-luka tersebut dapat membentuk pola pikir, emosi, dan perilaku kita di masa dewasa.
Selain itu, wounded inner child juga menggambarkan bagaimana luka-luka pada masa lalu terus mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Tanpa kita sadari, kita mungkin telah melakukan atau menunjukan sikap-sikap yang tidak sehat pada orang lain, yang sebenarnya kita sendiri juga tidak menginginkan untuk bersikap seperti itu. Hal tersebut juga dapat menggambarkan bahwa luka-luka yang kita alami di masa lalu masih tersembunyi di dalam diri kita dan sebenarnya belum sepenuhnya disembuhkan.
What's On Fimela
powered by
Ciri-ciri wounded inner child
Untuk semakin memahami dan menyadari wounded inner child pada diri kita, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum dari wounded inner child.
1. Perasaan rendah diri
Dilansir dari GoodTherapy, seseorang dengan wounded inner child sering kali memiliki rasa rendah diri yang mendalam. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak pantas mendapatkan cinta, atau merasa bahwa mereka selalu salah.
2. Ketakutan dan kecemasan yang kronis
Wounded inner child dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas dan takut berlebihan. Biasanya ketakutan dan kecemasan ini dapat terjadi dikarenakan pada saat masa kecil pernah mengalami penolakan atau kehilangan.
3. Sulit dalam menjalani hubungan
Seseorang dengan wounded inner child mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti kesulitan dalam mempercayai orang lain, atau kesulitan dalam mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya.
4. Perilaku yang merusak diri
Wounded inner child dapat mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk kecanduan, perilaku merusak diri, atau pola yang berulang dalam mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain.
Cara menghadapi wounded inner child
Salah satu cara untuk menghadapi wounded inner child adalah mendapatkan terapis psikolog atau dukungan emosional yang terarah. Terapis yang terlatih dapat membantu kita menjelajahi dan memahami akar dari luka-luka emosional kita, serta memberikan alat dan strategi untuk memulihkan dan merawat diri kita sendiri.
Melalui proses ini, kita dapat mengembangkan rasa pengampunan terhadap diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam luka-luka tersebut. Selain itu, kita juga dapat membangun kekuatan dan kepercayaan diri yang baru, serta mengubah pola pikir negatif menjadi positif.
Disamping itu, memahami wounded inner child juga dapat membantu kita untuk menjadi orangtua yang lebih baik di masa depan. Dengan menyadari dan memahami luka-luka yang kita alami di masa kecil, kita dapat menghindari mengulang pola yang merugikan dan membantu anak-anak kita tumbuh dengan cara yang sehat dan bahagia.
*Penulis: Amelia Septika.