Dominasi Gen Y dan Z Perlu Sejalan dengan Literasi Investasi

Anisha Saktian Putri diperbarui 02 Jul 2023, 21:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kesadaran masyarakat akan berinvestasi sebagai bentuk pendapatan pasif, tabungan, ataupun dana cadangan meningkat pesat setelah pandemi COVID-19 sempat menghentikan perputaran roda ekonomi nasional.

Kesadaran akan investasi perlu diiringi dengan tingkat literasi yang baik untuk memperoleh manfaat investasi sebaik mungkin.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per April 2023, tercatat mayoritas jumlah single investor identification (SID) sebesar 58% terdiri dari Generasi Y dan Generasi Z dengan batas usia 30 tahun. Persentase kategori usia ini lebih besar dari kategori usia lainnya seperti Generasi X maupun baby boomer.

Di sisi lain, tren investasi yang berkembang di kalangan Gen Y dan Gen Z tak lepas dari faktor teknologi digital yang memungkinkan keterbukaan informasi mengenai investasi dan kemudahan akses transaksi dalam berinvestasi hanya melalui aplikasi. Terbentuk sebagai digital native dan tren Fear of Missing Out (FOMO) yang kian bergaung di media sosial juga menjadi pemantik bagi para calon investor muda untuk berkecimpung di pasar modal.

Meskipun begitu, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022 melaporkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68%, sementara tingkat inklusi keuangan berada di angka 85,10%. Fenomena ini turut menjadi perhatian PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) melalui unit bisnisnya, Jenius dari Bank BTPN dan BTPN Sinaya, untuk memberdayakan nasabahnya dalam pengelolaan dana investasi sehingga mampu memberikan dampak dan hidup yang lebih berarti bagi banyak orang, tak hanya bagi investor melalui timbal balik yang sesuai namun juga bagi masyarakat Indonesia seperti sektor UMKM melalui pendanaan usaha.

“Melalui unit bisnis BTPN Sinaya, Bank BTPN menawarkan berbagai produk investasi yang mampu memenuhi kebutuhan para investor dengan profil risiko yang disesuaikan dengan profil masing- masing investor serta dikelola oleh manajer investasi terpercaya,” ujar Anita Ekasari selaku Digital Banking Acquisition, Service, and Marketing Head Bank BTPN

2 dari 2 halaman

Produk Investasi Tepat

Produk Investasi Tepat, credit: Jenius

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi para calon investor akan pilihan produk investasi yang tepat, khususnya bagi investor pemula, Jenius memberikan beberapa pertanyaan guna membantu investor memahami profil dan tujuan investasi hingga produk investasi yang sesuai. Hal ini membantu para investor untuk mengetahui tingkat toleransi terhadap risiko investasi dan komposisi kategori produk yang sesuai.

“Aplikasi Jenius memungkinkan investor untuk melihat berbagai referensi komposisi sebelum berinvestasi yang disusun berdasarkan profil risiko investor, update terbaru mengenai pergerakan saham, tren pertumbuhan ekonomi dan lainnya sebagai bagian dari edukasi meningkatkan kesadaran investor akan kondisi pasar,” kata Anita.

Berdasarkan hasil survei Insight and Future Trends of Investments in Indonesia yang dilakukan oleh Populix pada November 2022, Gen Z cenderung memilih investasi reksa dana, sementara Gen Y lebih tertarik untuk berinvestasi di logam mulai emas. Dua alasan utama responden memilih instrumen yang dituju yakni karena terdaftar di OJK dan profil risiko yang rendah.

“Dengan peningkatan signifikan minat investor Generasi Y dan Generasi Z di aplikasi Jenius, kita bisa melihat preferensi mereka terhadap produk reksa dana. Preferensi ini juga lekat kaitannya dengan platform digital yang memudahkan untuk berinvestasi serta adanya analisis singkat mengenai situasi pasar,” jelas Anita.

Berdasarkan data Bank BTPN, produk investasi reksa dana yang populer di Jenius yakni ekuitas, pasar uang, dan pendapatan tetap.Meskipun informasi investasi bisa diakses melalui media sosial, situs, akun investasi hingga platform digital seperti Jenius, para investor perlu memitigasi risiko dengan baik. Ancaman resesi global dan ketidakpastian dinamika pasar memang masih membayangi upaya pemulihan ekonomi menuju endemi, namun di masa seperti ini para investor kian diharapkan bisa lebih banyak melakukan transaksi investasi guna memberikan insentif bagi perekonomian.

Lebih lanjut, data KSEI per April 2023 melaporkan peningkatan jumlah investor di pasar modal dalam negeri yang mencapai 10,88 juta investor. Jumlah ini didominasi oleh investor yang berprofesi sebagai pegawai swasta, PNS, dan guru sebesar 32,39%.Selain literasi keuangan, pengetahuan dan strategi investasi yang sesuai profil diri, salah satu strategi yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan diversifikasi investasi. 

“Selain Jenius, Bank BTPN memberikan beragam pilihan produk investasi melalui BTPN Sinaya, seperti reksa dana (reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran), obligasi (seri obligasi ritel pemerintah, seri sukuk ritel pemerintah), dan produk bancassurance,” papar Anita