Fimela.com, Jakarta ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf paling umum pada masa kanak-kanak. Biasanya pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering berlangsung hingga dewasa. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif, atau menjadi terlalu aktif.
Tanda dan gejala ADHD
Adalah normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu atau lainnya. Namun, anak-anak dengan ADHD tidak tumbuh begitu saja dari perilaku ini, karena gejalanya berlanjut, bisa parah, dan bisa menyebabkan kesulitan di sekolah, di rumah, atau dengan teman.
Seorang anak dengan ADHD mungkin
1. Banyak melamun
2. Melupakan atau kehilangan banyak hal
3. Menggeliat atau gelisah
4. Terlalu banyak bicara
5. Membuat kesalahan ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu
6. Sulit menahan godaan
7. Kesulitan mengambil giliran
8. Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain
Jenis ADHD
Ada 3 cara berbeda ADHD muncul, tergantung pada jenis gejala mana yang paling kuat pada individu.
1. Predominantly Inattentive Presentation
Sulit bagi individu untuk mengatur atau menyelesaikan tugas, memperhatikan detail, atau mengikuti instruksi atau percakapan. Orang tersebut mudah teralihkan atau melupakan detail rutinitas sehari-hari.
2. Predominantly Hyperactive-Impulsive Presentation
Orang tersebut gelisah dan banyak bicara. Sulit untuk duduk diam dalam waktu lama. Anak-anak yang lebih kecil bisa berlari, melompat, atau memanjat terus menerus.
Individu merasa gelisah dan bermasalah dengan impulsif. Seseorang yang impulsif mungkin sering menyela orang lain, mengambil sesuatu dari orang lain, atau berbicara pada waktu yang tidak tepat.
Sulit bagi orang tersebut untuk menunggu giliran atau mendengarkan arahan. Seseorang dengan impulsif mungkin mengalami lebih banyak kecelakaan dan cedera daripada yang lain.
3. Combined Presentation
Gejala dari kedua jenis di atas sama-sama ada pada orang tersebut. Karena gejala bisa berubah seiring waktu, presentasi juga bisa berubah.
Penyebab ADHD
Para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD. Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, tapi penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting.
Selain genetika, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya, termasuk
1. Kerusakan otak
2. Paparan risiko lingkungan selama kehamilan atau pada usia muda
3. Penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan
4. Kelahiran prematur
5. Berat lahir rendah
Penelitian tidak mendukung pandangan populer bahwa ADHD disebabkan oleh makan terlalu banyak gula, terlalu banyak menonton televisi, pola asuh, atau faktor sosial dan lingkungan, seperti kemiskinan atau kekacauan keluarga. Tentu saja, banyak hal, termasuk ini bisa memperburuk gejala, terutama pada orang-orang tertentu. Namun, bukti tidak cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa mereka adalah penyebab utama ADHD.
Diagnosa
Memutuskan apakah seorang anak menderita ADHD adalah proses dengan beberapa langkah. Tidak ada tes tunggal untuk mendiagnosis ADHD dan banyak masalah lain, seperti kecemasan, depresi, masalah tidur, dan jenis ketidakmampuan belajar tertentu, bisa memiliki gejala serupa.
Salah satu langkah dari proses tersebut melibatkan pemeriksaan medis, termasuk tes pendengaran dan penglihatan, untuk menyingkirkan masalah lain dengan gejala seperti ADHD. Mendiagnosis ADHD biasanya mencakup daftar periksa untuk menilai gejala ADHD dan mengambil riwayat anak dari orang tua, guru, dan terkadang anak tersebut.
Perawatan
Dalam kebanyakan kasus, ADHD paling baik diobati dengan kombinasi terapi perilaku dan pengobatan. Untuk anak usia prasekolah (usia 4-5 tahun) dengan ADHD, terapi perilaku, terutama pelatihan untuk orang tua, direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama sebelum pengobatan lain dicoba.
Apa yang terbaik bisa bergantung pada anak dan keluarga. Rencana perawatan yang baik akan mencakup pemantauan ketat, tindak lanjut, dan membuat perubahan, jika diperlukan.
Tips mengelola gejala
1. Tetap sehat
Menjadi sehat penting untuk semua anak dan bisa sangat penting untuk anak-anak dengan ADHD. Selain terapi perilaku dan pengobatan, pola hidup sehat bisa memudahkan anak menghadapi gejala ADHD.
Beberapa perilaku sehat yang bisa membantu adalah kebiasaan makan, beraktivitas fisik, membatasi jumlah menatap layar elektronik, tidur yang cukup, dan mendapatkan pertolongan medis. Jika kamu atau dokter memiliki kekhawatiran tentang ADHD, kamu bisa segera membawa anak ke spesialis, seperti psikolog anak, psikiater anak, atau dokter perkembangan anak.
ADHD pada orang dewasa
ADHD bisa bertahan hingga dewasa. Beberapa orang dewasa menderita ADHD tapi tidak pernah didiagnosis.
Gejalanya bisa menyebabkan kesulitan di tempat kerja, di rumah, atau dengan hubngan. Gejala mungkin terlihat berbeda pada usia yang lebih tua, misalnya hiperaktif mungkin muncul sebagai kegelisahan yang ekstrem. Gejala bisa menjadi lebih parah ketika tuntutan masa dewasa meningkat.