Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan memiliki gejala dan efek samping yang berbeda-beda saat sedang mengalami kehamilan, mungkin ada yang memiliki emosional tidak stabil atau merasakan beberapa gejala seperti mual atau pusing dalam beberapa waktu. Hal tersebut, wajar terjadi dan dapat menjadi tanda bagi kamu yang belum menyadari jika mengalami kehamilan.
Dilansir dari mayoclinic.org, kehamilan dapat disadari jika kamu melewatkan tanggal menstruasi yang seharusnya dan mengalami beberapa gejala seperti kram, sembelit, hidung tersumbat hingga berkurangnya nafsu makan. Dengan memiliki gejala yang jelas, kamu boleh segera untuk mengeceknya di rumah terlebih dahulu. Setelah hasil menunjukkan positif, kamu baru segera mengeceknya ke dokter.
Seringkali seorang perempuan yang sedang dalam fase kehamilan akan memiliki perubahan hormon yang berpengaruh kepada perasaan yang dirasakan sehingga sangat wajar jika mereka akan mudah berubah secara emosional seperti tiba-tiba menangis atau mudah marah. Oleh karena itu, sebagai pasangan atau keluarga sebaiknya kalian dapat memahaminya.
Penyebap perubahan mood saat kehamilan
Perubahan mood saat kehamilan merupakan hal yang wajar terjadi bagi para ibu hamil. Lantas apa penyebabnya?
Perubahan kadar hormon
Dilansir dari healthline.com, saat kehamilan biasanya hormon estrogen dan progesteron perempuan meningkat sangat tinggi. Hormon tersebut menjadi faktor yang memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan mental seseorang karena estrogen dapat menimbulkan kecemasan, lekas marah, dan depresi, sedangkan progesteron merupakan hormon yang membantu mengendurkan otot dan persendian serta mencegah kontraksi dini sehingga wajar saja jika kamu jadi mudah kelelahan, lesu, dan sedih.
Kelelahan dan kurang tidur
Kelelahan atau kekurangan waktu tidur karena trimester pertama dapat memberikan pengaruh pada perubahan suasana hati seseorang bahkan terkadang membuat kamu menjadi sulit untuk bersemangat saat kelelahan. Oleh karena itu, pastikan kamu memiliki waktu istirahat yang cukup karena kalau tidak energi yang digunakan dan terkuras hanya membuatmu semakin kelelahan dan menjadi beban untuk tubuh serta pikiran.
Perubahan fisik
Perubahan fisik saat kehamilan tentu sangat wajar dialami oleh para ibu hamil, tetapi terkadang hal tersebut justru membuat mereka menjadi kecewa akan bentuk tubuh yang sangat berbeda dalam hitungan minggu.
Kecemasan dan stres
Penyesuaian pola hidup yang sangat berbeda setelah memiliki anak memang merupakan hal yang wajar, tetapi hal tersebut juga dapat membuat kamu menjadi tertekan bahkan stres karena timbulnya perasaan khawatir dan gelisah yang terus menerus. Oleh karena itu, kamu dapat menenangkan diri dengan melakukan hal-hal yang disukai saat ada waktu luang atau meditasi.
Pola dan faktor perubahan mood mulai dari awal kehamilan
Namun, biasanya beberapa penyebab tersebut terbagi dalam beberapa fase kehamilan seperti yang dilansir dari verywellfamily.com.
Awal kehamilan
Tak hanya hormon yang dapat merubah suasana hati saat kehamilan, tetapi ketidaknyamanan kehamilan juga dapat menjadi penyebab tekanan emosional seperti rasa mual bahkan muntah atau yang biasa yang disebut dengan morning sickness yang dapat dipicu dari rasa lapar yang sedikit atau karena bau lainnya yang tidak disukai saat kehamilan. Hal tersebut, akan menimbulkan stres karena rasa mual yang selalu tiba-tiba datang dan nantinya akan menimbulkan rasa kelelahan yang juga menjadi faktor perubahan suasana hati. Namun, saat awal kehamilan hal-hal tersebut wajar terjadi.
Trimester kedua
Pada fase ini, hormon masih mengalami perubahan, tetapi jauh lebih sedikit daripada 3 bulan pertama. Biasanya pada trimester kedua, kebanyakan perempuan hanya merasakan kebanyakan energi, tetapi tidak lagi merasakan mual. Namun, umumnya yang menjadi faktor perubahan suasana hati yaitu perubahan bentuk tubuh yang signifikan. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh membaca informasi berkaitan dengan sesuatu yang salah kehamilan dan persalinan.
Trimester ketiga
Pada trimester ketiga, faktor yang mempengaruhi perubahan suasana hati biasanya karena kelelahan dan kesulitan tidur atau bahkan ketakutan mengasuh anak dengan cara yang salah.
*Penulis: Fani Varensia.