Kenali Perbedaan antara Infus Kromosom dan Infus Whitening sebagai Prosedur Memutihkan Kulit

Fimela Reporter diperbarui 01 Jul 2023, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Standar kecantikan kerapkali identik dengan kulit putih dan kencang bak artis Korea. Kini, sudah banyak klinik kecantikan yang menawarkan tindakan perawatan yang mampu membuat tampilan kulit menjadi lebih putih. Infus kromosom dan infus whitening adalah beberapa contoh populernya. Sayangnya, prosedur tersebut akan menggoroh kocek yang tidak sedikit. Jangan mudah tergiur dengan klinik kecantikan dengan harga murah, penting untuk mengetahui kualitas dan bahaya dari tindakan yang dilakukan. 

Setiap orang lahir dalam kondisi warna kulit yang berbeda, ini bergantung pada genetik turunan kedua orangtuanya. Beberapa orang mungkin lahir dengan kulit putih cerah, sementara sebagian lahir dengan kulit cenderung gelap. Pasalnya, dengan adanya stigma cantik itu harus putih, membuat banyak orang ingin merubah warna kulit aslinya menjadi lebih putih.

Berbondong-bondong mereka melakukan suntik putih demi masuk ke dalam standar kecantikan. Salah satunya yang banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia adalah infus kromosom dan infus whitening. Sebelum mengambil tindakan tersebut, barangkali pahami dan resapi terlebih dahulu apa perbedaannya, apakah efektif membuat kulit putih, dan bagaimana dengan efek sampingnya. Simak sekilas informasi seputar perbedaan infus kromosom dan infus whitening di bawah ini.

2 dari 4 halaman

Infus Kromosom

Prosedur memutihkan kulit melalui infus. (unsplash.com/@sammoghadamkhamseh)

Infus kromosom adalah salah satu contoh dari berbagai perawatan untuk mendapatkan kulit putih. Prosedur ini melibatkan penggunaan suntikan yang diisi dengan stem cell dan vitamin C yang mengklaim dirinya mampu untuk menghambat gen SLC24A5. Melansir dari GeneCards,  SLC24A5 adalah gen yang terdapat pada kromosom 15 dan dikaitkan dengan perbedaan pigmentasi kulit. Tinggi rendahnya melanin dipengaruhi oleh gen SLC24A5, yang di mana akan berdampak pada pigmentasi kulit. Ketika angka gen SLC24A5 meningkat, maka aktifitas melanin pun ikut bertambah. Kondisi ini akan berpengaruh pada kulit yang bertambah gelap. 

Begitupun sebaliknya, gen SLC24A5 yang semakin rendah, justru membuat kulit semakin putih. Melihat fungsi utama dari infus kromosom adalah untuk menghambat aktifitas gen SLC24A5, menjadikannya sangat populer di kalangan kecantikan.

Infus Whitening

Hampir sama dengan infus kromosom yang mampu membuat kulit menjadi lebih putih, namun ada sedikit perbedaan pada zat yang dimasukkan ke dalam kulit. Prosedur infus whitening adalah prosedur mencerahkan kulit dengan memasukkan zat-zat terkait pencerahan, seperti vitamin C, kolagen, dan glutathione. Ketiga zat tersebut berkaitan dengan tinggi rendahnya sel melanin yang berkaitan dengan perubahan pigmentasi kulit. 

Tak hanya berfungsi untuk memutihkan kulit, banyak orang yang beralih ke infus whitening karena zat kolagen dan glutathionenya yang juga mampu menjaga penampilan awet muda. 

3 dari 4 halaman

Perbedaan infus kromosom dengan infus whitening?

Ilustrasi melakukan infus kromosom dan infus whitening. (unsplash.com/@obionyeador)

Mungkin masih banyak masyarakat yang bingung akan perbedaan antara kedua prosedur tersebut. Mereka kerap melihat keduanya sama-sama berfungsi untuk memutihkan kulit. Nyatanya, kedua prosedur tersebut adalah berbeda. Infus kromosom proses memasukkan zat stem cell dan vitamin C untuk menghambat pertumbuhan gen SLC24A5, sementara infus whitening memanfaatkan gluthatione untuk menahan agar melanin tidak akan terbentuk. 

Infus whitening menggunakan zat seperti vitamin C, kolagen, dan glutathione untuk membantu membuat tampilan kulit lebih putih. Melansir dari laman Marham, glutathione memang terbukti untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Seseorang yang kekurangan glutathione, mereka cenderung akan mempercepat datangnya proses penuaan. Maka dari itu, banyak dari mereka yang berlomba-lomba beralih melakukan infus whitening demi meningkatkan kadar glutathione. Sedangkan infus kromosom bekerja dengan melibatkan gen SLC24A5, yakni zat kromosom pada tubuh manusia.

4 dari 4 halaman

Bagaimana dengan keamanannya?

Ilustrasi sedang perawatan wajah. (unsplash.com/@karelysruiz)

Pasalnya, baik infus kromosom maupun infus whitening tidak akan menjamin bekerja dengan baik untuk semua orang. Belum ada penelitian khusus yang menyebutkan bahwa kedua tindakan tersebut aman dilakukan untuk memutihkan kulit. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan dan keamanannya. Meskipun tidak berpotensi dialami oleh semua orang, adapun beberapa risiko berbahaya dari melakukan tindakan infus kromosom dan infus whitening, antara lain:

  • Keduanya memiliki risiko adanya reaksi alergi. Ini karena akibat dari suntikan yang membuat kulit lebih rentan terhadap bakteri lingkungan. 
  • Berpotensi menyebabkan infeksi mata. Ketika zat infus masuk melalui suntikan, ini akan langsung menuju aliran darah yang akan berdampak pada mata. 
  • Usai menerima suntikan, ini memungkinkan kamu untuk terkena masalah pencernaan seperti diare. Kondisi ini terjadi akibat dari zat pemutih kulit yang masuk ke dalam aliran darah. 
  • Kondisi lebih parah, yakni Sindrom Steven Johnson. Ini adalah kondisi kelainan kulit yang terjadi karena reaksi dari beberapa pengobatan. Kelainan langka yang memengaruhi selaput lendir kulit, mata, dan alat kelamin. Namun ini adalah risiko yang kecil dan tidak berpotensi semua akan mendapatkannya. 

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries