Fimela.com, Jakarta Menjelang Hari Raya Idul Adha, kemungkinan besar akan ada banyak orang yang mengolah daging kambing maupun sapi dengan cara dibakar, entah dijadikan sate, barbeque atau steak. Sayangnya, proses pemasakan dengan cara dibakar di atas bara api atau arang memiliki risiko kesehatan yang tinggi, salah satunya adalah pembentukan heterocyclic amines (HCAs) atau zat pemicu kanker karena proses pembakaran daging.
What's On Fimela
powered by
Bahaya Senyawa HCAs untuk Tubuh
Senyawa HCAs sangat berbahaya karena diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker perut, paru, pancreas, payudara, dan prostat. namun risiko itu bisa dikurangi selama kita menggunakan bumbu masakan yang baik. Dilansir dari USA Today, para ilmuwan menemukan bahwa beberapa jenis bumbu ternyata dapat mencegah pembentukan HCAs pada daging bakar.
Bumbu dapur pencegah kanker
Para peneliti dari Kansas State University telah menemukan bahwa tiga jenis bumbu dapur, yaitu temu kunci, rosemary, dan kunyit ternyata memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi hingga dapat mencegah pembentukan HCAs pada daging sapi yang dimasak dengan cara dibakar, digoreng, dipanggang, atau diasap. Ketiga jenis bumbu dapur ini telah terbukti dapat menurunkan produksi HCAs hingga lebih dari 40%.
1. Kunyit
Rimpang kunyit sudah umum dijadikan obat untuk berbagai penyakit sejak dahulu, dan ternyata mampu mencegah kanker. Kandungan antioksidannya tinggi, bersifat antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker. Kunyit mampu menghambat pertumbuhan sel kanker, mengurangi angiogenesis (pertumbuhan pembuluh pada tumor), dan mengurangi metastasis (penyebaran kanker). Sudah banyak penelitian yang membuktikan khasiat kunyit untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan kanker.
2. Temu kunci
Temu kunci merupakan salah satu tanaman obat yang umum dijadikan bumbu masakan di Indonesia. Dilansir dari PubMed Central, temu kunci dipercaya mampu mencegah kanker usus besar dan payudara karena temu kunci memiliki sifat antikanker, anti-alergi, antiinflamasi dan antibakteri. Lebih jauh, temu kunci juga mengandung antioksidan dan antiluka sehingga membantu mempercepat penyembuhan penyakit dan luka luar. Komponen fitokimia umumnya termasuk alkaloid, minyak atsiri, flavonoid, dan fenolat.
3. Rosemary
Dilansir dari WebMD, rosemary mengandung senyawa asam carnosic yang dikenal dengan sifat antioksidannya yang kuat sehingga dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh dan bahkan menurunkan risiko berkembangnya tumor. Bukan hanya itu, kandungan Fitokimia dalam rosemary sangat tinggi sehingga dapat menguatkan imun tubuh, melawan penyakit dan menjaga kesehatan secara keseluruhan, terutama menjaga fungsi hati, menurunkan risiko asma dan menjaga kesehatan mata.
Daging risiko tinggi menyebabkan kanker
Pada awalnya, para peneliti mengetahui bahwa produksi HCAs pada daging sapi yang dimasak jauh lebih tinggi dibandingkan daging babi dan ayam. Hal ini diperkirakan karena di dalam daging sapi/kambing yang dimasak terjadi aktivitas mutan yang tinggi. Oleh sebab itu, para peneliti mempelajari beberapa jenis bumbu yang diperkirakan dapat mencegah produksi HCAs, antara lain: jinten, ketumbar, temu kunci, rosemary, dan kunyit. Dari semua bumbu yang dipelajari, rosemary adalah bumbu yang paling kuat dalam menghambat produksi HCAs.
Jadi, jangan ragu memanfatkan berbagai bumbu dapur antikanker di atas jika berniat membakar daging saat Idul Adha nanti.
#Breaking Boundaries