Banyak Dibicarakan di Mana-Mana, Ketahui Pentingnya Menyembuhkan Inner Child

Annissa Wulan diperbarui 12 Jul 2023, 11:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Inner child sedang ramai menjadi perbincangan di mana-mana. Tagar seperti #innerchildhealing dan #innerchildlove terlihat di mana-mana di media sosial, dengan beberapa orang berbagi aktivitas penyembuhan mereka, sedangkan yang lain menggambarkan percakapan dengan diri mereka yang lebih muda.

Tapi sebenarnya konsepnya sendiri bukan hal baru. Psikolog Carl Jung dikreditkan dengan menciptakannya sekitar 100 tahun yang lalu dan penelitian telah lama menunjukkan bahwa kualitas masa kecil kita berhubungan dengan hasil di kemudian hari.

Menurut teori, kita semua memiliki inner child. Kita tumbuh dewasa, kita menjadi lebih besar, dan otak kita menjadi lebih logis, tapi ini tidak menghapus pikiran, perasaan, atau ingatan kita sejak masa kanak-kanak.

Beberapa orang memiliki masa kecil yang bahagia dan sehat dengan pengasuh yang suportif, yang melindungi mereka dari penyebab stres, dan mereka secara alami selaras dengan, sekaligus menerima inner child mereka. Tapi yang lain mengalami pengalaman sulit, pelecehan, penelantaran, kehilangan orangtua karena sakit, berurusan dengan kemiskinan atau perceraian, dan tidak memiliki kemampuan untuk memproses perasaan tersebut.

"Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa efek ingatan masa kanak-kanak itulah yang mendorong kita untuk membuat pilihan yang kita buat di masa dewasa," ungkap Shari Botwin, terapis trauma dan penulis Thriving After Trauma: Stories of Living and Healing.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Apa itu inner child?

Dilansir dari time.com, otak manusia asosiatif dan menyatukan ingatan, perasaan, dan pengalaman yang berhubungan satu sama lain. Credit: pexels.com/freestocks.

Dilansir dari time.com, otak manusia asosiatif dan menyatukan ingatan, perasaan, dan pengalaman yang berhubungan satu sama lain. Misalnya, ada sesuatu yang menyebabkan kamu merasa malu di tempat kerja dan kamu memiliki reaksi yang tidak proporsional, seperti menangis histeris atau meledak karena marah.

Kemungkinan inner childmu diaktifkan karena mengingat perasaan malu dan ditolak oleh orangtua. Atau mungkin pasanganmu tidak segera membalas pesan dan kamu yakin itu berarti ia meninggalkanmu, karena kamu merasa ditinggalkan sebagai anak kecil.

Kamu mungkin menyadari bahwa kamu merespons dengan cara yang tidak sesuai dengan usia dewasamu, karena kamu meniru perilaku dan emosi masa kecil. Jika kamu bertanya-tanya apakah kamu bisa memperoleh manfaat dari menyembuhkan inner child, pertimbangkan apakah kamu bisa merenungkan masa kecilmu dengan keseimbangan emosional.

Beberapa orang dengan inner child yang terluka akan mengalami perasaan tidak terhubung atau tidak koheren. Ini bisa jadi mereka menunjukkan jeda dalam narasi dan bahwa mereka melewatkan sesuatu yang menyakitkan, mungkin karena terlalu sulit untuk dilihat.

Shari Botwin menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri beberapa pertanyaan ini

1. Apakah aku sering merasa menjadi korban?

2. Apakah aku membiarkan orang lain mendikte perasaanku?

3. Apakah aku berjuang untuk menetapkan batasan dalam hubungan?

4. Saat aku merasa kesal dalam situasi saat ini, apakah perasaan yang aku rasakan tentang hari itu, atau berhubungan dengan hal-hal dari masa kecilku?

5. Apakah aku sering menemukan diriku menghidupkan kembali pengalaman yang sudah terjadi?

6. Apakah aku merasa lebih aman saat memasang dinding?

3 dari 3 halaman

Menyembuhkan inner child tidak terjadi dalam semalam

Menyembuhkan inner child tidak terjadi dalam semalam, pekerjaan ini bisa memakan waktu bertahun-tahun. Credit: pexels.com/EnginA.

Menyembuhkan inner child biasanya terdiri dari pertama-tama mendapatkan kesadaran tentang inner child dan kemudian memvalidasi sudut padangnya. Saat kamu mulai memahami tujuan dan kebutuhannya, kamu bisa mengalihkan perhatianmu untuk menumbuhkan rasa aman dan kepastian.

Kamu akan belajar cara mengasuh kembali inner childmu, yang berarti memastikan ia merasakan cinta dan keamanan yang kurang kamu miliki selama masa kanak-kanak. Tujuannya adalah memiliki alat untuk bisa melindungi diri kita sendiri dengan lebih baik dan untuk memahami bagaimana menanggapi pemicunya dengan cara yang lebih adaptif.

Menyembuhkan inner child tidak terjadi dalam semalam, pekerjaan ini bisa memakan waktu bertahun-tahun. Tapi ini sepadan, karena kamu mungkin akan mampu menjalin hubungan orang dewasa yang lebih sehat.

Trauma masa kecil dikaitkan dengan perasaan bahwa kamu tidak bisa bergantung pada orang lain untuk membuatmu merasa tetap aman dan selalu ada untukmu, yang disebut keterikatan tidak aman. Mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi membuatmu lebih mungkin berevolusi menjadi gaya keterikatan yang aman.

Tidak ada waktu yang buruk untuk memulai menyembuhkan inner child. Jangan biarkan orang lain memberi tahu bagaimana dan kapan, atau di mana atau mengapa kamu harus melakukan pekerjaan ini.

Lakukanlah dengan cara yang menurutmu tepat. Dan ketahuilah bahwa manfaat yang kamu peroleh ketika kamu menghadapi bagian dirimu yang lebih muda yang terluka, tidak terlindungi, atau dimanfaatkan akan membuat hidupmu jauh lebih berharga sebagai orang dewasa dan jauh lebih bahagia.