Pentingnya Komunikasi Dua Arah dengan Anak dan Tips Menerapkannya

Fimela Reporter diperbarui 30 Agu 2024, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak merupakan pondasi yang kuat dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Lebih dari sekadar memberikan instruksi, komunikasi dua arah memungkinkan kamu untuk memahami dan mendukung anak dengan lebih baik.

Dilansir dari Parenting for Brain, melakukan komunikasi dua arah dengan anak dapat memengaruhi psikologis anak dimana anak dapat merasa didengar, dihargai, dan lebih terlibat dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga lah yang dapat membantu anak merasa nyaman untuk berbagi pengalaman, kekhawatiran, dan kegembiraan mereka dengan orangtua.

Selain itu, komunikasi dua arah yang dilakukan oleh orangtua kepada anak juga dapat memberikan contoh yang baik dan membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif dalam hubungan mereka dengan orang lain di masa depan. Lalu, bagaimana menerapkan komunikasi dua arah pada anak dengan baik? Simak penjelasan dibawah ini ya sahabat Fimela.

1. Dengarkan dengan tulus

Dilansir dari Child Mind Institute, langkah awal untuk melakukan komunikasi dua arah pada anak dengan baik yaitu memberikan perhatian penuh saat anak berbicara dan tunjukkan minat pada apa yang mereka sampaikan. Selama mendengarkan anak berbicara, sebaiknya hindari gangguan seperti gadget atau pekerjaan yang dapat menjadi distraksi dalam melakukan komunikasi bersama anak. 

 

2 dari 3 halaman

2. Validasi perasaan

Pentingnya memvalidasi perasaan anak dalam komunikasi dua arah .Foto:pexels.com/Anete Lusina.

Dalam melakukan komunikasi dua arah dengan anak, tunjukkan sikap bahwa kamu sebagai orangtua mampu memahami perasaan anak dan menghargainya. Jika mereka sedih, marah, atau bahagia, kita harus mengakui dan memvalidasi perasaan tersebut. Dengan bersikap seperti ini, mereka akan merasa didukung secara positif oleh orangtua.

3. Ajukan pertanyaan terbuka

Dalam menerapkan komunikasi dua arah pada anak dengan baik, sebaiknya gunakan pertanyaan terbuka untuk merangsang anak berbicara lebih banyak. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban "ya" atau "tidak" serta berikan mereka kesempatan untuk berbagi pandangan mereka secara lebih mendalam. Dengan menerapkan cara ini, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman mereka dengan lebih detail.

4. Praktek empati

Paktek empati melibatkan usaha untuk melihat dunia dari perspektif anak, mencoba memahami perasaan, pemikiran, dan pengalaman mereka sejauh mungkin. Dengan melakukan pratek empati ini, kamu dapat mengenali dan menghargai pandangan mereka. Selain itu, anak juga dapat merasa lebih nyaman berbagi pikiran, perasaan, dan masalah mereka dengan orangtua.

3 dari 3 halaman

5. Beri ruang untuk anak beropini

Memberikan ruang untuk anak beropini. Foto: Shutterstock.

Dalam komunikasi dua arah dengan anak, memberikan ruang untuk mereka beropini adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat dan mendukung perkembangan mereka.

Dilansir dari Psychology Today, memberikan ruang bagi anak untuk menyampaikan pendapat mereka tidak hanya memperkuat hubungan dan kepercayaan, tetapi juga mendukung perkembangan mereka dalam berpikir mandiri, berkomunikasi dengan baik, dan menghargai keunikan mereka sebagai individu. Hal ini tentunya merupakan fondasi penting dalam membentuk kesehatan psikologis anak dan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan berpikir kritis.

6. Jadwalkan waktu khusus

Menjadwalkan waktu khusus untuk berkomunikasi dengan anak adalah praktik penting dalam membangun komunikasi dua arah yang efektif. Dengan mengalokasikan waktu khusus secara teratur, kamu dapat memberikan pesan kepada anak bahwa kamu peduli dengan pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka. Selain itu, cara ini juga efektif dalam memperkuat ikatan emosionalmu dengan anak, 

Demikian beberapa tips menerapkan komunikasi dua arah pada anak dengan baik. Dengan menerapkan tips ini, kamu dapat membangun komunikasi yang baik, memperkuat hubungan antara anak dengan orangtua, mendukung perkembangan emosional anak, dan membangun kepercayan yang kokoh dengan anak. Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi penting untuk menyesuaikan pendekatan komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian mereka. 

 

*Penulis: Amelia Septika