Fimela.com, Jakarta Kondisi tubuh yang lemah dapat membuat seseorang mudah terserang penyakit, terutama dengan anak-anak. Berbagai penyakit tidak berbahaya ataupun berbahaya dapat menyerang anak, salah satunya Hepatitis. Beberapa waktu belakangan ini, penyakit hepatitis kembali diperbincangkan karena kasusnya yang menyerang anak-anak. Dilansir dari medlineplus.gov, hepatitis merupakan peradangan pada hati.
Peradangan sendiri merupakan pembengkakan yang terjadi ketika jaringan tubuh terluka atau terinfeksi. Hal tersebutlah yang dapat merusak dan mempengaruhi fungsi hati. Hepatitis dapat menjadi infeksi akut atau infeksi kronis. Dilansir dari cdc.gov, hati merupakan organ vital yang memproses nutrisi, menyaring darah, dan melawan infeksi.
Oleh karena itu, jika hati meradang, fungsinya dapat terpengaruh. Banyak hal yang dapat menyebabkan hepatitis seperti penggunaan alkohol berat, racun, beberapa obat, dan kondisi medis tertentu. Namun, umumnya hepatitis sering terjadi akibat virus. Hepatitis yang paling umum terjadi biasanya yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Biasanya hepatitis tidak memberikan gejala secara langsung sehingga seseorang yang terkena tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi.
Penyebab dan Gejala Hepatitis Pada Anak
Dilansir dari riseandshine.childrensnational.org, hepatitis tidak hanya menyerang dan terjadi pada orang dewasa, tetapi juga terhadap anak-anak. Hepatitis pada anak dapat disebabkan oleh virus hepatitis A, B, dan C. Selain itu, virus lainnya seperti cytomegalovirus, virus Epstein-Barr, virus herpes simplex, virus varicella zoster (cacar air), enterovirus, rubella, Adenovirus dan parvovirus. Namun, hepatitis juga dapat terjadi akibat beberapa faktor berikut:
- Infeksi bakteri
- Cedera atau kerusakan hati
- Trauma perut di daerah hati
- Serangan pada hati oleh sistem kekebalan tubuh
- Permasalahan hati itu sendiri
Biasanya hepatitis menimbulkan beberapa gejala seperti yang dilansir dari hopkinsmedicine.org:
- Rasa tidak enak
- Nyeri perut, terutama di sudut kanan atas
- Kelelahan
- Penyakit kuning
- Urin berwarna gelap
- Kotoran berwarna terang
- Sakit perut
- Mual tanpa muntah
- Perut bengkak karena retensi cairan
Diagnosa, Cara Mengatasi, dan Mencegah Hepatitis
Dalam mendiagnosis hepatitis pada seseorang terdapat beberapa hal yang diperlukan seperti yang dilansir dari hopkinsmedicine.org:
- Pemeriksaan fisik yang mungkin atau tidak menunjukkan pembengkakan pada hati.
- Tes darah untuk memeriksa enzim hati yang meningkat saat hati rusak atau terinfeksi dan memeriksa keberadaan salah satu dari lima virus penyebab hepatitis.
- Ultrasonografi hati untuk mendeteksi adanya perubahan.
- Biopsi hati yang berfungsi untuk memastikan peradangan yang dicurigai.
Setelah anak terdiagnosis hepatitis sebaiknya kamu memberikan pengobatan atau perawatan yang tepat karena biasanya tergantung pada tingkat keparahan, gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Pengobatan yang dilakukan biasanya untuk menghentikan kerusakan pada hati anak dan meredakan gejalanya, berikut beberapa perawatan yang dapat dilakukan:
- Mengontrol rasa gatal, mengobati virus, atau mengontrol penyakit autoimun
- Perawatan suportif seperti mengonsumsi makanan yang sehat dan memiliki waktu tidur yang cukup
- Tes darah
- Rawat inap jika sudah memiliki tingkatan keparahan yang tinggi
- Transplantasi hati untuk gagal hati stadium akhir.
Namun, sebelum terjadinya hepatitis pada anak sebaiknya, kamu dapat mencegahnya dengan memastikan anak untuk menerima vaksin hepatitis A dan B. Selain itu, kamu juga dapat membicarakan kepada anak sesuai usianya tentang risiko penggunaan narkoba, berbagi jarum suntik, dan melakukan hubungan seks tanpa pelindung.
*Penulis: Fani Varensia