Fimela.com, Jakarta Olahraga ekstrem seperti panjat tebing memiliki banyak manfaat yang struktur tubuh secara menyeluruh. Seperti dikutip dari British Journal of Sports Medicine, panjat tebing disebut juga sebagai full-body exercise yang secara langsung akan membantu memperkuat otot seluruh tubuh.
Bahkan sejumlah jurnal menjelaskan bahwa olahraga panjat tebing menjadi pilihan olahraga untuk mencegah dan pengurang masalah kesehatan mental. Dengan melakukan panjat tebing dapat mengurangi terjadinya depresi karena tubuh akan difokuskan untuk menjaga keseimbangan selama olahraga.
Selain itu, panjat tebing bisa menjadi pilihan olahraga bagi kamu yang mengalami masalah kecemasan berlebihan. Meski demikian, olahraga panjat tebing tetap memiliki risiko cedera.
Sebagai olahraga ekstrem, panjat tebing dapat menimbulkan risiko cedera otot jika tidak dilakukan dengan tepat. Menurut dr. Ardi Setiawan, Sp.OT (K) Hip & Knee dari Mandaya Royal Hospital Puri, cedera otot yang dialami oleh pemanjat tebing harus diatasi dengan penanganan medis yang tepat berdasarkan tingkat keparahannya.
Pertolongan pertama yang tepat
"Dimulai dari terapi paling minimal hingga lebih lakukan injeksi. Injeksi dilakukan dengan guiding USG untuk melihat ujung jarum kita berada di mana sehingga obat yang diberikan lebih tepat sasaran. Last choice adalah metode operasi. Menggunakan lubang kecil untuk memasukkan kamera sehingga tim dokter bisa menilai kondisi sendi atau otot tersebut tanpa meninggalkan efek berarti," kata dr. Ardi Setiawan.
Sebelum mendapatkan perawatan medis yang tepat, dr Venansius Suryanta SpOT, spesialis ortopedi subspesialis traumatologi dari Royal Hospital Puri, Jakarta menjelaskan untuk melakukan pertolongan pertama dengan tepat. Pertolongan pertama ini bisa dilakukan saat terjadi cedera otot ekstremitas atasu maupun bawah menggunakan metode PRICE. Apa itu?
1. Protection
Langkah awal ini dilakukan untuk memproteksi bagian yang cedera. Kemudian mengistirahatkan bagian yang cedera tersebut, baik pada jari, pergelangan tangan, otot bahu, maupun ankle.
2. Rest
Pemanjat tebing harus melakukan istirahat selama beberapa hari setelah terjadinya cedera. Sangat disarankan untuk tidak melanjutkan aktivitas berat.
3. Ice
Lakukan kompres menggunakan es untuk tiga sampai empat kali dalam 10-15 menit.
4. Compression
Kompresi bagian yang cedera menggunakan perban elastis berwarna cokelat. Kompresi ini akan membantu mengurangi nyeri dan bengkak di area yang cedera.
5. Elevation
Langkah elevasi ini dilakukan untuk meninggikan bagian yang cedera. Pada lengan misalnya, posisikan lengan lebih tinggi dari jantung. Apabila cedera terjadi pada ankle bisa disanggah menggunakan bantal. Elevasi ini bertujuan untuk mengurang bengkak dan nyeri.
Proteksi Atlet panjat tebing
Teknik penanganan cedera semacam ini akan diberikan oleh Tim Dokter Spesialis Orthopedi Mandaya Royal Hospital Puri untuk Atlet Panjat Tebing Indonesia yang telah memecahkan rekor dunia dalam kategori speed dengan catatan waktu 4,98 detik di IFSC Climbing World Cup 2023 di Seoul, Korea Selatan.
“Tim Dokter Spesialis Orthopedi Mandaya merupakan kesatuan subspesialisasi yang lengkap, terdiri dari dokter orthopedi konsultan jari, siku, bahu, tangan, panggul, lutut hingga spesialis olahraga. Tidak banyak rumah sakit yang memiliki tim dokter orthopedi selengkap ini, oleh sebab itu kami memberanikan diri untuk menjadi bagian dari tim Kesehatan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI)” ujar Erwin selaku Public Relation Director Mandaya Hospital Group.
Mandaya Royal Hospital Puri juga mengambil bagian dengan memberikan apresiasi berupa perlindungan asuransi kesehatan khusus olahraga beresiko tinggi senilai total 400 juta rupiah untuk melindungi para atlet saat terjadi cedera, fisioterapi, hingga operasi apabila dibutuhkan. Mandaya Royal Hospital selaku rumah sakit yang memiliki keunggulan pada bidang orthopedi juga berkomitmen akan terus mengawal Federasi Panjat Tebing Indonesia hingga menembus kejuaran Olimpiade 2024 di Paris.