4 Opsi Kontrasepsi Alami dalam Pengendalian Kehamilan

Fimela Reporter diperbarui 23 Jun 2023, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Pencegahan kehamilan dapat dilakukan setiap pasangan dengan berbagai cara baik secara alami menggunakan alat kontrasepsi atau melakukan pensterilan pada pihak perempuan atau pria. Dilansir dari medlineplus.gov, pengendalian kelahiran atau yang biasa dikenal sebagai kontrasepsi merupakan penggunaan obat-obatan, alat, atau pembedahan untuk mencegah kehamilan.

Dengan kontrasepsi, orang yang berhubungan seks dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Kontrasepsi sendiri memiliki banyak bentuk yang berbeda dan tidak ada yang 100% efektif bekerja, tetapi menjadi metode yang lebih efektif daripada yang lain. Selain untuk mencegah kehamilan, kontrasepsi juga dapat mencegah Penyakit Menular Seksual, dilansir dari healthdirect.gov.au. 

Tak hanya mencegah kehamilan, penggunaan kontrasepsi juga dapat memberikan manfaat lainnya seperti yang dilansir dari healthline.com:

  1. Mengatur siklus menstruasi dan membuatnya tidak terlalu menyakitkan
  2. Dapat menghilangkan jerawat hormonal
  3. Mengurangi risiko kanker rahim dan kista ovarium
  4. Meredakan gejala pramenstruasi dan gangguan dysphoric pramenstruasi
  5. Membantu mengelola endometriosisM
  6. embantu mangatasi migran menstruasi
  7. Mengurangi risiko anemia.
2 dari 3 halaman

Opsi Pengendalian Kehamilan Alami

Ilustrasi Opsi Pengendalian Kehamilan Alami. / Foto: shutterstock.com.

Pencegahan kehamilan dapat dilakukan oleh pasangan ketika sudah benar-benar matang dengan keputusan yang dibuatnya dengan berbagai cara alami. Dilansir dari cdc.gov, penggunaan opsi pengendalian kehamilan alami biasanya hanya 77% efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak disengaja. Lalu, apa saja opsi pengendalian kehamilan alami itu? mari simak bersama!

Metode suhu tubuh basal

Dilansir dari medicalnewstoday.com, metode ini mengharuskan seseorang menggunakan termometer basal untuk mengukur suhu setiap harinya saat pertama kali bangun tidur karena peningkatan suhu yang berkelanjutan sekitar 0,5° F menjadi tanda ovulasi. Biasanya ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari. Selama masa ovulasi, sebaiknya kamu tidak melakukan hubungan seks vaginal atau harus menggunakan bentuk kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan yang tidak disengaja.

Metode lendir serviks

Metode ini melibatkan penilaian jumlah dan kualitas lendir serviks untuk menentukan ovulasi. Setiap orang dapat memeriksa lendir serviks dengan berbagai cara, salah satunya menyeka vagina menggunakan tisu toilet sebelum buang air kecil. Setelah itu, kamu dapat memeriksa warna dan tekstur cairannya. Tak hanya itu, kamu juga dapat memeriksanya ketika cairan keluar di celana dalam atau memasukan jarih bersih ke dalam vagina.

 

3 dari 3 halaman

Kesadaran akan Kesuburan

Ilustrasi Kesadaran akan kesuburan. / Foto: copyrightshutterstock/WAYHOME studio.

Dilansir dari webmd.com, metode ini didasarkan pada tubuh sendiri tanpa bantuan alat ataupun obat-obatan sehingga tidak berbiaya, aman, dan bisa sangat efektif jika menggunakannya dengan mudah. Biasanya metode ini dilakukan dengan memprediksi hari mana dalam sebulan yang memiliki kemungkinan terbesar akan kehamilan sehingga kamu dapat melewatkan seks pada hari-hari tersebut. 

Metode Ritme

Strategi ini membutuhkan banyak pekerjaan rumah seperti melacak menstruasi selama 6-12 bulan sebelum memulai. Setelah itu, gunakan informasi yang telah dikumpulkan untuk menghitung waktu kamu sedang subur. Rumus yang dapat digunakan seperti berikut:

Kurangi 18 dari jumlah hari dalam siklus terpendek. Hitung berapa hari setelah kamu memulai menstruasi dan itu adalah hari subur pertama. Kurangi 11 dari jumlah hari dalam siklus terpanjang dan hitung banyak hari dari awal menstruasi. Itu merupakan hari subur terakhir kamu.

Dengan telah melacak tanggal subur, kamu dapat mencegah berhubungan seks pada antara hari-hari subur pertama dan terakhir. Selain mencatat, kamu dapat menggunakan aplikasi untuk mempermudah pelacakan tersebut. 

 

 

*Penulis: Fani Varensia