Fimela.com, Jakarta Jazz Gunung Bromo akan kembali hadir di tahun 2023 sebagai selebrasi seni, budaya dan ekonomi kreatif. Tahun ini merupakan gelaran ke-15 sejak pertama dihelat pada tahun 2009 lalu.
Selalu ada hal-hal menarik yang dipersembahkan Jazz Gunung pada para peminatnya yang dijuluki Jama'ah Al Jazziyah. Begitu pun di tahun 2023, sejumlah kejutan menarik sudah dipersiapkan PT Jazz Gunung Indonesia selaku penyelenggara.
Jazz Gunung Bromo 2023 akan terselenggara di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur dari tanggal 21-22 Juli 2023 mendatang dengan kapasitas sebanyak 2000 penonton per hari. Mereka yang tampil adalah para legenda musik Indonesia dari generasi ke generasi karena konsistensi dan karyanya yang fenomenal sesuai zamannya.
Selain merayakan kebersamaan dengan alunan musik jazz yang merdu, Jazz Gunung juga punya misi-misi penting untuk mendukung seluruh stakeholders, mulai dari musisi, UMKM, penikmat musik, hingga warga di sekitar venue penyelenggaraan.
“Tahun ini penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo memasuki tahun ke-15. Komitmen kami selain untuk memberi ruang apresiasi kepada para musisi jazz lintas generasi, juga untuk tetap berkontribusi kepada dampak pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkap penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono dalam Press Conference yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, Selasa (13/6).
Lineup Lintas Generasi
Deretan penampil di Jazz Gunung Bromo 2023 sudah diumumkan untuk gelaran tahun ini, menyatukan musisi lintas generasi. Mereka di antaranya Ermy Kullit, Mus Mudjiono, Atiek CB, dan Margie Segers selaku sosok-sosok legenda karena karya dan konsistensinya untuk tetap tampil sampai saat ini. Ada juga Ardhito Pramono, Yura Yunita, Deredia, Denny Caknan, Salma Salsabil (Indonesian Idol), Daniel Dyonisius, dan Yongkeys mewakili lini musisi muda yang kuat dengan warna musiknya.
“Setiap Jazz Gunung selalu membawa penasaran. Bagaimana kegilaan-kegilaan dalam bermain (musik) jazz secara spontan akan terjadi, kolaborasi antar musisi. Para pendiri acara Mas Sigit, Mas Bintang dan Dewa Budjana, mereka membangun acara ini dengan kepekaan-kepakaan terhadap nilai-nilai etnik lokal dan budaya tradisional Indonesia. Itu jadi pembeda nuansa Jazz Gunung dengan acara jazz lainnya. Rasa penasaran itu akan selalu menggoda penonton untuk kembali ke hadir di Jazz Gunung,” ujar Butet Kartaredjasa dalam acara yang sama.
Lalu di lini kolaborasi diisi oleh Ring of Fire Project dan Blue Fire Project by Bintang Indrianto yang selalu hadir setiap tahunnya di Jazz Gunung dengan membawa kolaborasi musik yang hanya bisa disaksikan di Jazz Gunung.
Jazz Gunung memberi ruang bagi para musisi muda untuk merasakan interaksi musikal dengan para legenda. Daya tarik nama yang sedang populer tentu jadi magnet, tapi festival ini tetap menjaga identitas diri dengan sentuhan etnik, budaya, dan semangat untuk saling berkontribusi terhadap sesama.
Festival Musik Lokal yang Berdaya
Jazz Gunung yang juga didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Menteri Sandiaga S. Uno yang menghadiri press conference mengatakan Jazz Gunung sebagai acara pariwisata dan kreatif mampu memberdayakan UMKM loka.
“Hal lain yang jadi penting di perhelatan ini yang menargetkan 5.000 ribu penonton, mengajak 10 grup musik dan musisi serta melibatkan 115 pelaku UMKM lokal di Bromo. Ini sejalan dengan program Bangga Berwisata di Indonesia karena yang punya target menggerakkan 1,4 miliar wisatawan nusantara dan juga kebangkitan UMKM yang kita harapkan mendorong terciptanya lapangan kerja. Jazz Gunung ini berhasil membuktikan bahwa industri pertunjukan bukan hanya bertahan, tapi mampu berkembang pesat,” kata Sandiaga yang menghadiri press conference secara langsung.
Tahun ini Jazz Gunung Bromo juga akan dimeriahkan dengan pembukaan Rumah Batik Afifah, Rumah Dokumentasi Batik Batang dan Pesisiran, penyelenggaraan Pasar Batik, bursa batik nusantara, sekaligus acara “Belajar Batik bersama pak Dudung”, dan Acara Bincang Batik Rifaiyah dan Pesisiran bersama Dudung Alie Syahbana (Maestro Batik Pekalongan), Miftahkhutin (Pembatik Batang Rifaiyah), dengan host Sigit Pramono (Penganggas Rumah Batik Afifah).
Penyelenggara memberikan potongan harga tiket untuk yang mengambil tiket terusan 2 hari pertunjukkan dan juga untuk pembelian tiket hari pertama. Untuk penjualan tiket bisa didapatkan di jazzgunung.com dengan tarif 1 hari di kelas Tribune Rp 550,000, VIP Rp 1,000,000, dan VVIP Rp 2,000,000. Sementara untuk tarif 2 hari/terusan Tribune Rp850,000, VIP Rp1,700,000, dan VVIP Rp 3,700,000.