Fimela.com, Jakarta Deretan instalasi dan pameran siap menjadikan liburan di Marina Bay Sands semakin seru dan penuh arti. Menjadi destinasi bisnis dan rekreasi, Marina Bay Sands tak henti-hentinya menyuguhkan ragam atraksi yang sempurna bagi para wisatawan.Sebagai resor terpadu, Museum ArtScience yang hadir di kawasan Marina Bay Sands menjadi salah satu ajang rekreasi yang bisa dikunjungi.
Terdapat sejumlah aktivitas mulai dari seni, teknologi, dan budaya, yang bisa dilakukan di ArtScience Museum. Penasaran apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.
What's On Fimela
powered by
Digital Light Canvas by teamLab
Sebuah pameran multidisiplin yang bekerjasama dengan teamLab. Di sini, SIapapun bia terhanyut dalam rangkaian instalasi digital yang interaktif. Kamu juga bisa mencoba Digital Light Canvas. Para pengunjung dapat bereksplorasi menjelajah ekosistem flora dan fauna, menjelajah lewat layar-layar digital yang besar. Bahkan kamu juga bisa menggambar sebuah karya yang ditampilkan ke dalam instalasi, serta bisa direalisasikan menjadio cendera mata berupa pin, t-shirt, hingga tote bag yang menggemaskan.
Menembus batas dunia dengan Virtual Reality
VR Gallery menjadi atraksi menarik untuk dicoba. Sebuah ruang galeri permanen yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir, menjadikan pengalaman menembus batas dalam skala sinematik menembus batas realita. Kali ini, kamu bisa tenggelam bersama VR film bertajuk The Starry Sand Beach. Kamu akan dibawa ke dalam lautan dalam dongeng ilmiah. Melihat makhluk purba, kenangan, dan dampak perubahan iklim.
Artis terkenal Hsin-Chien Huang dan sutradara dokumenter Nina Barbier membawa kita dalam perjalanan melewati bintang-bintang dan jauh ke dalam lautan dalam dongeng ilmiah VR ini di mana makhluk purba, kenangan, dan dampak perubahan iklim yang berkembang menjadi hidup. Salah satu mitos paling menarik di Jepang, Pantai Pasir Berbintang memetakan legenda Pulau Taketomi dan asal usul menawan dari spesies pasir berbentuk bintang yang disebut foraminifera.
Menggabungkan keajaiban kompleks dari penelitian mencengangkan ini dengan sifat virtual-reality yang tidak berbentuk dan dinamis, seniman Hsin-Chien Huang membuat lingkungan menakjubkan di mana sejarah, sains, dan legenda bertemu untuk menceritakan kisah harapan: kehidupan sekecil a sebutir pasir dapat mengubah dunia.
Sensory Odyssey: Into the Heart of Our Living World
Sebuah pameran imersif yang mampu membuat panca indera kita merasakan seluruh pengalaman yang dihadirkan. Sensory Odyssey membawa kita ke dalam sebuah perjalanan yang menakjubkan melalui tujuh ekosistem, menghadirkan sensasi alam yang nyata melalui pengelihatan, pendengaran, penciuman.
Petualangan di mulai pada bagian pertama yaitu malam di savanah, bagian dua kita akan berada di hutan tropis, dilanjutkan dengan mengikuti jejak para kelelawar, lalu kita juga akan melihat kehidupan bawah tanah, melihat padang rumput dan serangga, pada bagian laut biru yang dalam, pengunjung juga dapat melihat keindahan bawah laut yang magis.Tak sampai situ saja, kita juga akan sampai ke antartika, melihat Greenland sebagai pemandangan kutub yang menakjubkan.
Selain itu, pengunjung juga akan berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dengan pohon bakau yang memiliki peran penting di dalam ekosistem dunia. Pada kesempatan ini, Museum ArtScience juga bekera sama dengan WWF-Singapura untuk menanam pohon bakau asli di Delta Rajang-Belawai-Paloh, Sarawak, Malaysia, sebagai habitat penting bagi lumba-lumba Irlandia yang terancam punah.
Selama delapan bulan, Sensory Odyssey sukses di Paris tepatnya di Museum Nasional Sejarah Alam. Kehadiran perdananya di Asia dibuka di Singapura. Dan para oengunjung dapat menghubungkan perjalanan mereka melalui tujuh habitat dengan berjalan melalui terowongan yang saling terhubung, dengan tampilan instrumen berupa suara, cahaya, yang terinspirasi dari elemen air, udara, api, dan bumi.
#Breaking Boundaries