Fimela.com, Jakarta Di Indonesia setiap orang berisiko terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) tanpa memandang dimana mereka tinggal, usia, dan gaya hidup. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, dari awal tahun sampai dengan minggu ke-20 tahun 2023 telah tercatat 33.027 kasus demam berdarah dengan 258 kematian.
DBD juga pernah dialami oleh aktor dan pembawa acara, Ringgo Agus Rahman bahkan sampai dua kali. Ia mengungkapkan penyakit ini membuatnya begitu trauma.
"Saat masih kira-kira umur 15 tahun waktu SMP pernah aku panas tinggi 40 derajat celsius dan dirawat di rumah sakit. Sampai ngerasa ngga kuat panasnya. Tahun lalu (2022) kena lagi dua kali masih sama perasaan tidak enak sampai mengigau akhirnya dirawat 8 hari sampai ninggalin kerjaan saking ngga kuat,” papar Ringgo.
Pengalaman DBD juga dirasakan Sabai, saat duduk di bangku sekolah dengan gejala lemas, panas, tidak bisa bangun. Tak hanya Ringgo dan Sabai, anak keduanya Mars terdiagnosis DBD saat usia satu tahun.
“Di tahun sebelumnya, 2021 anak kedua dua mars di usia satu tahun juga kena apa yang kami alami. Kami juga ngga tega anak satu tahun diinfus, disuntik untuk ambil darah, sampai takut melihat perawat, Cukup lama menghilangkan trauma tersebut” kata Ringgo dan Sabai.
What's On Fimela
powered by
Cegah dengan Vaksin
Dari pengalaman tidak enak tersebut, Ringgo dan Sabai pun melakukan pencegahan, dari setiap malam “bersahabat” dengan raket nyamuk, membabat taman di rumah, hingga vaksin.
“Saking traumanya saya sampai babat taman di rumah agar tidak jadi sarang nyamuk. Lalu kamu sekeluarga memutuskan vaksin DBD, kecuali anak nomor 2 karena belum berusia 6 tahun. Apalagi anak pertama kan belum kena jadi langsung cepat-cepat cegah" kata Ringgo.
Vaksinasi demam berdarah saat ini telah mendapat rekomendasi untuk anak dan dewasa oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Saat ini vaksinasi demam berdarah dapat diberikan pada setiap orang dengan rentan umur 6-45 tahun dengan anjuran dari dokter.
Lebih lanjut, orangtua memiliki peran yang penting dalam meminimalisir jumlah kasus demam berdarah. Mereka diharapkan bisa waspada dan melakukan antisipasi dengan cepat saat terjadi lonjakan kasus demam berdarah di lingkungan rumah, sekolah, tempat penitipan anak, maupun tempat bermain anak.
“Dengan adanya perlindungan dari demam berdarah yang komprehensif dengan #Ayo3MPlusVaksin, kami merasa lebih tenang karena bisa memberikan perlindungan lebih dan mengurangi kemungkinan terjangkit demam berdarah berat sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit,” ungkap Ringgo.
Sabai mengatakan vaksin DBD ia lakukan di rumah, bahkan tanpa efek samping apa-apa dan langsung bisa melakukan kegiatan.
“Anak pertama vaksin di rumah, disuntik pagi efeknya biasa aja, malah sorenya dia langsung main basket,” kata Sabai.