Pendoman dan Bahaya Diet Defisit Kalori

Fimela Reporter diperbarui 18 Jul 2023, 20:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Diet dilakukan beberapa orang dengan sebagian besar tujuan untuk menurunkan berat badan. Namun, terkadang diet yang dilakukan dengan membatasi pengonsumsian makanan tertentu sehingga setelah selesai melakukan diet, berat badan akan kembali seperti sebelumnya. Oleh karena itu, biasanya saat seseorang akan melakukan diet mereka akan disuruh untuk mengubah pola hidup menjadi sehat.

Memang mengubah pola hidup tidaklah mudah, tetapi sangat bermanfaat dalam mempertahankan berat badan dalam waktu yang lebih lama baik saat diet maupun setelahnya. Selain itu, diet memang tidak memberikan hasil yang instan, tetapi bertahap  sehingga perlu komitmen yang kuat untuk menjalankannya dan tidak gagal atau menyerah di tengah jalan. 

Diet dapat dilakukan setiap orang dengan caranya masing-masing, salah satunya diet defisit kalori. Dilansir dari insider.com, diet defisit kalori merupakan pengonsumsian makanan yang memiliki kalori yang lebih sedikit daripada yang dibakar oleh tubuh setiap harinya. Hal tersebut, biasanya dilakukan dengan berbagai cara seperti mengurangi porsi makan, mengonsumsi makanan rendah kalori, atau memperbanyak aktivitas fisik.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Diet defisit kalori

Ilustrasi Diet Defisit Kalori. Foto: shutterstock.com.

Dilansir dari medicalnewstoday.com, dalam menciptakan defisit kalori saat diet yaitu dengan mengubah apa yang harus dimakan dan diminum seseorang setiap harinya. oleh karena itu, setiap orang perlu mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, tetapi memiliki kalori yang rendah. 

Menurut pedoman diet untuk orang Amerika 2020-2025, pola makan sehat dengan kalori lebih sedikit harus mencakup beberapa makanan, seperti:

  1. Sayuran, termasuk hijau tua, merah, oranye, bertepung, dan sayuran lainnya.
  2. Buah-buahan utuh.
  3. Protein seperti daging tanpa lemak, unggas, telur, polong-polongan, kacang-kacangan, produk kedelai, dan makanan laut.
  4. Susu rendah lemak atau bebas lemak, termasuk susu, yogurt, keju, atau minuman kedelai yang diperkaya minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kanola serta hindari pengonsumsian minuman manis dan makanan yang mengandung lemak trans.

Selain itu, kamu juga dapat memotong kelebihan kalori dari diet dengan cara berikut yang dilansir dari healthyeater.com:

  1. Mengurangi minuman manis seperti soda.
  2. Hindari makanan olahan dan camilan.
  3. Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran.
  4. Mengurangi porsi makan.
  5. Membuat pilihan yang lebih sehat saat makan di luar.
  6. Menghindari bumbu berkalori tinggi.
  7. Menggunakan piring yang lebih kecil.
  8. Menghindari makan larut malam.
  9. Pastikan tubuh mendapatkan protein yang cukup.
  10. Minum air yang banyak.
3 dari 3 halaman

Bahaya diet defisit kalori

Ilustrasi Bahaya Diet Defisit Kalori. Foto: pexels.com by Pavel Danilyuk.

Dalam melakukan diet defisit kalori, sebaiknya kamu perlu untuk mengetahui polanya terlebih dahulu karena dapat membahayakan diri sendiri. Dilansir dari health.clevelandclinic.org, terdapat beberapa bahaya dari diet defisit kalori yang perlu kamu ketahui:

  1. Diabetes tipe 2. Melakukan diet defisit kalori dapat mengakibatkan penurunan gula darah yang terlalu rendah sehingga kamu tetap harus memperhatikan kadar gula darah saat melakukan diet. 
  2. Masalah ginjal. Fluktuasi air sambil mengurangi asupan kalori dapat membuat ginjal jadi tegang dan bermasalah.
  3. Tekanan darah tinggi atau rendah. Perubahan hidrasi dan asupan air saat diet dapat memberi pengaruh pada tekanan darah seseorang sehingga pastikan tubuh tetap terhidrasi dan terpenuhi asupan airnya dengan baik. 

Dengan beberapa bahaya yang ditimbulkan sebaiknya kamu melakukan konsultasi dengan layanan kesehatan terlebih dahulu sebelum memulai diet defisit kalori.

 

*Penulis: Fani Varensia.