5 Mitos dan Fakta ADHD yang Perlu Diketahui agar Tidak Salah Diagnosis

Fimela Reporter diperbarui 25 Sep 2024, 11:11 WIB

Fimela.com, Jakarta ADHD atau gejala gangguan hiperaktif defisit adalah kondisi mental yang dialami 8,4 persen anak dan 2,5 persen orang dewasa. Melansir dari Everyday Health, ADHD juga berupa kesulitan fokus, sulit untuk teratur, dan mengendalikan impuls.

Sayangnya banyak orang mempercayai informasi salah mengenai ADHD. Hal ini menimbulkan stereotip berbahaya seperti pengidap ADHD adalah orang tidak cerdas, malas, atau hasil dari pola asuh buruk orang tua. Agar tidak salah paham, simak penjelasan berikut ini mengenai mitos dan fakta ADHD.

2 dari 6 halaman

1. Anak ADHD Selalu Hiperaktif

Ilustrasi anak bermain dengan orangtua. (dok. Paddle Pop)

Hal ini tidak sepenuhnya benar. Faktanya, ADHD dibagi menjadi tiga gejala yakni hiperaktif-impulsif, lalai atau malas, dan gabungan keduanya. Anak ADHD dengan gejala hiperaktif-impulsif umumnya ditandai dengan gelisah, tidak bisa tenang dan mudah marah. Sedangkan anak dengan gejala lalai mengalami tanda sebaliknya yakni pelupa, ceroboh dan sulit fokus.

3 dari 6 halaman

2. ADHD Disebabkan Pola Asuh Buruk

ilustrasi orangtua/polkadot_photo/Shutterstock

Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan ADHD disebabkan oleh pola asuh orang tua yang buruk. Genetika lebih berpengaruh besar untuk diagnosis ADHD. Selain itu, fungsi otak anak, paparan nikotin dan alkohol selama masa kandungan, cedera kepala, dan lahir prematur menjadi penyebab lain dari ADHD pada anak.

4 dari 6 halaman

3. Gula dapat Memicu ADHD pada Anak dan Orang Dewasa

Ilustrasi makanan manis. (Unsplash)

Gula dan makanan olahan bukanlah penyebab ADHD. Ahli mengatakan terdapat kemungkinan bahwa gula berpengaruh pada timbulnya gejala ADHD, namun pernyataan ini tidak dapat dibuktikan secara akurat. Meski demikian, lebih baik untuk membatasi asupan gula secara umum karena gula berpotensi menyebabkan penyakit lain seperti diabetes dan obesitas.

5 dari 6 halaman

4. Hanya Anak Laki-laki yang Mengalami ADHD

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/ANURAK+PONGPATIMET

ADHD memang banyak menyerang anak laki-laki, namun perlu diketahui bahwa informasi ini adalah mitos. Ahli mengatakan ADHD dapat menyerang siapapun tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Diagnosis yang dialami orang dewasa dan anak tentu berada pada tingkat berbeda. Sebagian besar anak laki-laki yang mengalamu ADHD cenderung menunjukkan gejala hiperaktif sedangkan anak perempuan menunjukkan gejala malas dan lalai.

6 dari 6 halaman

5. ADHD adalah Ketidakmampuan Belajar

Menghadapi kemajuan teknologi dan automasi di masa mendatang, anak perlu keahlian khusus agar bisa bersaing. Keahlian apa saja?

Faktanya, ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang sama sekali tidak berpengaruh pada kemampuan belajar anak. Hal ini sering menimbulkan salah paham karena anak dengan ADHD cenderung mendapat teguran dari guru di sekolah karena perilaku gelisah, aktif berlebihan, atau lalai dalam tugas. Tindakan ini menimbulkan stigma buruk bahwa ADHD dikaitkan dengan prestasi buruk. Padahal, penderita ADHD mampu menjadi sukses bila dapat disikapi dengan baik oleh orang sekitar.

Penting untuk mengetahui gejala, tanda, dan informasi mendalam lain mengenai ADHD agar tidak salah paham. Bila anak, orang sekitar, atau dirimu sendiri dicurigai mengalami ADHD, segera konsultasikan pada ahli dan jangan buat diagnosa sendiri.

Penulis: Mufiidaanaiilaa A.S