Fimela.com, Jakarta Kesadaran akan konsep ramah lingkungan kini tidak lagi sebatas pada memilah sampah dan menggunakan produk rumah tangga. Seiring waktu, konsep ramah lingkungan sudah masuk ke industri kecantikan dengan kehadiran sederet skincare vegan. Bahkan muncul sebuah tren baru yang disebut sebagai clean beauty yang kini banyak menjadi fokus para beauty enthusiast.
Meningkatnya peminat skincare vegan hingga jadi topik perbincangan hangat memang bukan tanpa alasan. Selain karena lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan pada skincare vegan akan lebih aman bagi perawatan kulit, terutama mereka yang mengalami kondisi kulit tertentu, seperti kulit sensitif.
Menurut sejumlah jurnal dan penelitian skincare vegan didefinisikan sebagai produk kecantikan yang menggunakan bahan-bahan yang sepenuhnya berasal dari tumbuhan. Sementara menurut Co-Founder dan Chief Product Officer Base Ratih Permata Sari, belum ada definisi secara regulatif yang menjelaskan makna sebenarnya dari clean beauty yang sebenarnya memiliki kaitan erat dengan skincare vegan.
"Dari BPOM atau FDA belum ada definisi yang tepat (soal clean beauty). Tapi ada banyak brand yang melakoni clean beauty dengan melakukan green washing atau clean washing yang mengedepankan keamanan ketika diberikan ke konsumen sejak proses sourching," kata Co-Founder dan Chief Product Officer Base Ratih Permata Sari.
Proses di balik skincare vegan
Base sendiri melakoni serangkaian proses rumit dalam menghasilkan produk skincare vegan dengan prinsip clean beauty. Tujuannya tak lain adalah menghasilkan skincare yang efektif bagi kulit namun juga aman bagi lingkungan.
Bekerja sama dengan mitra laboratorium di Indonesia, Inggris, dan Korea Selatan, tim riset Base skincare mengulik serangkaian bahan dari sebuah tumbuhan untuk diformulasikan sebagai produk yang efektif bagi kulit.
"Dari satu tahun ada banyak phyto kimia yang punya banyak fungsi. Contoh di suncreen kita ada kandungan ekstrak wortel. Di wortel sendiri ada lebih dari 50 phyto kimia, tapi Base hanya meng-highlight tiga, yakni beta karoten, vitamin A, dan flavonoid dengan ekstraksi yang efektif," jelas Ratih.
Salah satu acuan Base dalam memilih kandungan untuk formulasi skincare-nya adalah sertifikat COSMOS. COSMOS sendiri merupakan sertifikasi yang menjamin bahwa kandungan yang digunakan telah memenuhi kriteria organik dan natural dalam praktik sustainability tertinggi. Secara resmi, COSMOS menyesuaikan dengan standar internasional yang dikembangkan oleh ECOCERT di Prancis.
Tetap efektif di kulit
Meski demikian menggunakan tumbuhan sebagai bahan baku, Base menyebut manfaat skincare yang dirasakan bisa tetap maksimal bagi kulit. Hal ini dikarenakan proses pengolahan tumbuhan yang digunakan menggunakan metode bioteknologi dan proses yang ekstraksi yang spesifik sehingga dapat teruji secara klinis.
Produk skincare vegan menggunakan bahan yang memiliki kemungkinan lebih kecil terhadap reaksi iritasi di kulit. Ada beberapa kondisi yang rentan terhadap iritasi apabila bersentuhan dengan bahan kimia, hewani, maupun bahan tambahan lainnya. Sehingga skincare dengan kandungan tumbuhan ini menjadi alternatif praktis.
Kemasan ramah lingkungan
Hal serupa juga dilakukan Base hingga sampai pengemasan dan distribuksi produk. Memastikan setiap produk yang dibuat dikemas dalam botol atau wadah daur ulang serta tidak menggunakan elemen plastik baru yang dapat memperbesar dampak kerusakan lingkungan.
Terbaru, BASE melanjutkan program carbon offset melalui green collective dengan melakukan mangrove clean up and planting. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada 3 Juni 2023 di Lombok Barat bersama Indonesia Biru Foundation.
Sebanyak 200 mangrove ditanam di kawasan tersebut guna menyeimbangkan jejak karbon yang telah dikeluarkan dari aktivitas individu atau perusahaan. Kegiatan carbon offset ini diharapkan dapat membantu menyeimbangkan jejak karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.