Fimela.com, Jakarta Alat kontrasepsi saat ini masih menjadi topik yang tabu untuk dibahas. Padahal ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi pasangan suami istri untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Terdapat beberapa metode kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan pasangan suami istri. Sebelum membahas lebih lanjut, sebenarnya apa alat kontrasepsi itu?
Kontrasepsi merupakan sebuah alat atau cara untuk menunda kehamilan, biasa dikenal dengan sebutan KB. Melansir dari Better Health, kontrasepsi ini berfungsi agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma, sehingga mereka tidak akan menyatu dan menghasilkan janin. Selain itu, menggunakan kontrasepsi juga bisa mengurangi risiko terkena penyakit kelamin menular. Walaupun tidak sepenuhnya efektif, namun setidaknya bisa mencegahnya dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Ketika memilih metode kontrasepsi, sangat penting untuk memiliki keputusan bersama. Keduanya harus sama-sama bertanggung jawab dan konsisten untuk menjalani segala prosedur metode kontrasepsi yang dipilih. Cari informasi sebanyak mungkin sebelum memilih apa yang cocok untuk kamu dan pasangan. Tiap-tiap metode memiliki pro dan kontranya masing-masing, pastikan telah memikirkan dengan matang saat memilih. Di bawah ini ada beberapa metode kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan.
Pil KB
Pil KB adalah sejenis pil hormon yang memadukan dua hormon estrogen dan hormon progesteron untuk mencegah terjadinya ovulasi. Ini metode yang sangat umum dan banyak digunakan oleh pasangan suami istri untuk menunda kehamilan. Cara kerja pil KB ini mereka akan menipiskan dinding rahim, sehingga sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma akan sulit untuk tumbuh. Pil ini termasuk metode yang paling efektif setidaknya 99% mencegah kehamilan jika diminum secara rutin.
Namun sayangnya pil KB tidak bisa membantu mencegah penularan penyakit seksual, seperti HIV dan AIDS. Mengonsumsi pil KB ada tiga dosis, 21 hari, 28 hari, dan pil kecil 35 hari. Satu pil harus dikonsumsi setiap hari, jika terlewat maka gandakan pada hari setelahnya. Perlu diingat pula jangan pernah asal meminumnya tanpa adanya diagnosis yang pasti. Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan dosis yang tepat agar terhindar dari efek samping yang berbahaya.
Intrauterine Device atau IUD
IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang efektif dan tahan lama. Alat kecil berbentuk seperti huruf T berbahan plastik yang nantinya akan ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Ada dua jenis IUD, IUD hormonal dan IUD non-hormonal atau tembaga. Keduanya sama-sama efektif untuk menunda kehamilan selama beberapa tahun. IUD hormonal mengandung hormon progesteron yang dilepaskan perlahan di dalam rahim. Mereka akan membuat lendir serviks menjadi lebih kental, sehingga sulit dilalui sperma.
Sementara IUD non-hormonal terbuat dari bahan tembaga yang bekerja untuk menghambat sperma bergerak, ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan. Umumnya IUD hormonal efektif selama 5 tahun, sedangkan IUD tembaga bisa melindungi sampai 10 tahun.
- Metode ini cukup mudah dan praktis
- Setelah IUD dimasukkan, pasangan tidak perlu menambahkan alat lainnya sebelum berhubungan.
- Ada beberapa risiko efek samping dari IUD walaupun sangat jarang terjadi
- Pendarahan, nyeri, dan infeksi rahim.
- Biaya terbilang mahal
Implan
Selanjutnya ada metode implan, berbentuk seperti tongkat plastik yang lembut dengan panjang sekitar 4 cm. Metode kontrasepsi ini dilakukan dengan cara implan disuntikkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Mereka akan melepaskan hormon progesteron ke dalam tubuh. Implan bekerja untuk mencegah ovarium melepaskan sel telur setiap bulannya. Selain itu juga implan akan mengentalkan cairan di sekitar serviks, sehingga sperma akan sulit mencapai sel telur. Efektivitas implan sebanyak 99% dan akan bertahan hingga 3 tahun. Kamu mungkin akan sedikit merasa tekanan atau ketidaknyamanan akibat dari suntikan implan tersebut.
- Kelebihan dari implan, mereka tidak akan membuat pendarahan pada alat reproduksi perempuan
- Menstruasi akan lebih tidak menyakitkan
- Bertahan 3 tahun
- Setelah dicabut, kesuburan akan kembali normal
Vaginal Ring atau cincin vagina
Cincin vagina atau NuvaRing adalah cincin berbahan plastik kecil lembut yang akan ditempatkan di dalam vagina. Melansir dari NHS UK, nantinya di dalam cincin tersebut akan melepaskan dosis hormon estrogen dan progesteron secara terus-menerus ke dalam aliran darah untuk mencegah kehamilan. Ini juga akan mengentalkan serviks agar menghambat sel sperma untuk bergerak melalui serviks. Metode kontrasepsi ini bisa digunakan kapan saja selama siklus menstruasi jika tidak sedang hamil. Cara kerja dari cincin vagina ini digunakan selama 21 hari saja lalu dilepaskan dan dibiarkan istirahat selama 7 hari. NuvaRing perlu diganti selama sebulan sekali. Walaupun hanya kecil risikonya, efek samping yang dirasakan sama seperti metode lainnya, seperti pendarahan, pusing, mual, sampai payudara kaku.
Diafragma
Alat kontrasepsi selanjutnya adalah diafragma atau sebuah cup berbentuk kubah dengan bahan silikon tipis yang digunakan ketika sebelum berhubungan seks. Bentuknya seperti kubah ini berfungsi untuk menutupi leher rahim sehingga sperma tidak akan bisa masuk ke dalam rahim untuk membuahi sel telur. Berbeda dengan alat kontrasepsi sebelumnya, kamu bisa memasang dan mengeluarkan diafragma kapan saja sebelum dan setelah berhubungan. Sayangnya, diafragma tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual.
- Hati-hati bahan lateks atau silikon bisa menyebabkan iritasi
- Diafragma memiliki tingkat efektif 92%-96% untuk mencegah kehamilan.
- Perlu waktu untuk mempelajari penggunaannya
- Harganya cukup terjangkau
Kondom perempuan atau internal
Alat kontrasepsi satu ini sudah sangat umum dan banyak digunakan oleh pasangan dalam kehidupan sehari-hari. Kondom internal perempuan adalah cara efektif dan sangat praktis untuk menghindari kehamilan. Mereka bekerja untuk menjadi penghalang jalannya sperma dan cairan lainnya untuk masuk ke vagina. Hampir serupa dengan kondom pria pada umumnya, perbedaan yang terlihat hanya memiliki satu ukuran. Bentuknya seperti cincin di setiap ujungnya dan cenderung tertutup. Digunakan sesaat sebelum melakukan hubungan seks.
- Bisa melindungi dari penyakit menular IMS
- Cukup terjangkau
- Tidak seefektif kondom pria
- Tidak bisa digunakan berbarengan dengan kondom pria
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries