Fimela.com, Jakarta Dalam rangka menyambut Hari Lahir Pancasila, SETARA dan Unilever Indonesia melakukan diskusi bersama dengan tema “Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila” yang diikuti lebih dari 700 milenial dan Gen Z sebagai cara mendorong dan mengajak anak mudah untuk memiliki sikap toleransi yang semakin tinggi.
Selain itu, dalam diskusinya ini juga rangkaian komitmen Unilever Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif serta bertoleransi, termasuk berbagai gerakan yang melibatkan generasi muda sebagai penggerak perubahan juga turut dikupas. Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni pada setiap tahunnya menjadi momen untuk merefleksikan berapa nilai-nilai toleransi yang telah tertanam dari kelima sila yang ada. Walaupun Pancasila merupakan titik temu dan pemersatu kemajemukan di Indonesia, tetapi tak dipungkiri bahwa masih banyak kasus intoleransi dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia.
Halili Hasan, Direktur Eksekutif SETARA Institute menjelaskan bahwa kini Indonesia masih berada di peringkat 7 dari 11 negara ASEAN pada indeks kesenjangan gender. Hal tersebut, didukung dengan data Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2022 terdapat 4.371 kasus dan 79% di antaranya adalah kekerasan berbasis gender. Selain itu, Indonesia juga mengalami persoalan serius berkaitan dengan kuatnya stigma seputar penyandang disabilitas dan mengalami peningkatan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia yang tercatat oleh SETARA Institute tahun sepanjang tahun 2022.
Merawat Toleransi
Dengan melihat data-data yang telah dipaparkan, sekarang ini setiap masyarakat Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab untuk ikut serta dalam merawat toleransi di mana pun mulai dari pemerintah, individu, hingga institusi atau organisasi.
“Menginjak tahun ke-90 beroperasi di tanah air, kami terus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam komitmen ED&I Unilever Indonesia yang kami terapkan sendiri di lingkungan kerja, dan melalui kampanye dan program Perusahaan ataupun brand-brand kami. Kami ingin turut berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan Equity, Diversity & Inclusion (keadilan, keberagaman, dan inklusi) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi,” ujar Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia.
Berdasarkan kebutuhan dan urgensi yang ada setidaknya terdapat tiga fokus komitmen ED&I Unilever Indonesia yaitu:
- Keadilan gender. Sudah beberapa tahun belakangan Unilever Indonesia tidak lagi hanya membicarakan kesetaraan atau equality, melainkan keadilan atau equity untuk memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan dukungan yang sesuai dengan kemampuan serta kebutuhan unik dari setiap perempuan dalam menunjukkan potensi dan kiprahnya.
- Keadilan untuk penyandang disabilitas. Menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi para penyandang disabilitas dan membuka peluang yang adil bagi mereka dalam membuktikan kemampuan yang dimiliki tanpa keraguan.
- Penghapusan diskriminasi dan stigma dengan mempromosikan rasa saling percaya, menghormati hak asasi, serta memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan diskriminasi dan stigma.
Meningkatkan Semangat Toleransi di Indonesia
Pada 2022, Unilever Indonesia telah melakukan berbagai kemajuan yang menjadi pijakan untuk melahirkan berbagai inisiatif baru sembari menjalin kolaborasi lebih kuat dengan berbagai pihak yang memiliki misi sejalan untuk meningkatkan dan menghidupkan semangat toleransi di Indonesia, salah satunya dengan merangkul generasi muda untuk semakin peka dan mendukung upaya ED&I. Berikut terdapat beberapa fakta yang mencerminkan masa depan Indonesia yang lebih inklusif, seperti:
- Indonesia Millennial Report 2022 menunjukkan 61% milenial mendukung kesetaraan gender, dan 62% percaya bahwa perempuan memiliki kemampuan setara untuk menjadi pemimpin
- Di situs indorelawan.org, tercatat setidaknya lebih dari 160 gerakan/program yang dimotori generasi muda untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas
- Riset International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Lembaga Demografi FEB UI di 2022 menyebutkan 74% Gen-Z mendukung adanya tempat ibadah agama minoritas di sekolah-sekolah
Sejak 2021, Unilever Indonesia telah menggelar program “Every U Does Good Heroes” yang bertujuan untuk memberikan mentorship, micro grant, dan pembinaan lanjutan pada sederetan sosok generasi muda agar mampu menjadi sociopreneurs masa depan dan mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda lainnya untuk menjaga dan merawat toleransi. Salah satu pemenang “Every U Does Good Heroes 2022” adalah Tito Tri Kadafi, Co-founder & Director Bastra ID.
“Saya percaya, dengan membuat lebih banyak generasi muda mampu bernegosiasi dan berargumentasi secara asertif, maka dunia yang lebih toleran terhadap keberagaman akan berpotensi untuk tercipta. Bastra ID menggagas sejumlah program seperti Kartu Berembug: media permainan kartu yang mengajarkan negosiasi dan argumentasi lisan pada siswa SMP dan SMA, serta kelas ‘Remaja Belajar Menulis Konten’, berupa program inkubasi penulisan essai untuk belajar berargumentasi dan bernegosiasi secara tertulis. Kita tidak bisa memastikan sebuah kota menjadi toleran, tapi kita bisa mengusahakannya,” ujar Tito.
“Semangat generasi muda harus terus dipupuk agar toleransi dalam bentuk pengakuan dan perlakuan yang adil, non diskriminatif, dan inklusif dalam menyikapi kemajemukan akan terus menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Semoga dialog hari ini akan melahirkan lebih banyak aksi nyata yang sejalan dengan langkah kami dalam mendorong Equity, Diversity & Inclusion demi dampak yang terus berlipat ganda,” tutup Kristy.
*Penulis: Fani Varensia