Fimela.com, Jakarta Menjalani bisnis dengan pasangan bisa menjadi awal mula yang baik untuk memulai komitmen serius. Banyak pasangan yang akhirnya memutuskan untuk menjalani bisnis bersama sebelum menikah. Dengan tujuan ingin membangun finansial yang lebih baik sebelum membina rumah tangga.
Hal ini dilakukan Adian Pratama dan Pricillia Nirmala yang menjalani bisnis Nasi Uduk Surabaya sebelum masuk ke jenjang pernikahan. Dimulai sejak September 2022, pasangan ini mengawali bisnis dengan modal sebesar Rp5juta. Kurang dari satu tahun, bisnis keduanya kini sudah ekspansi hingga memiliki tiga cabang di Surabaya.
“Awalnya, saya juga sempat merasa ragu untuk membangun usaha bersama pasangan. Namun setelah kami berdiskusi lebih lanjut, kami berdua mencoba saling berkomitmen untuk fokus membuka usaha bersama. Bermodalkan rasa saling percaya dan pengalaman bisnis saya di industri cloud kitchen, kami berfokus membangun usaha kuliner online dengan memanfaatkan layanan pesan antar makanan online, seperti ShopeeFood,” jelas Adian Pratama, salah satu pemilik Nasi Uduk Surabaya dan juga Co-Founder Deligo.
Namun, menjalani bisnis dengan pasangan bisa jadi malapetaka. Ketika kamu dan pasangan tidak mampu menjalani komitmen, apalagi sampai harus putus hubungan di tengah perjalanan bisnis. Untuk itu, berikut beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat hendak menjalani bisnis dengan pasangan.
1. Satukan hati, tetapkan visi dan misi
Langkah pertama dalam membangun bisnis bersama pasangan adalah menetapkan visi dan misi yang jelas. Diskusikan nilai-nilai mendasar yang penting untuk menjaga profesionalitas dalam menjalani bisnis. Hal tersebut tentunya akan membantu kalian menjalani usaha dengan lebih terarah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
“Setelah lulus kuliah, saya dan Pricil memang berencana untuk bisa mandiri secara finansial. Seperti yang kami bagikan di media sosial, tujuan kami membangun bisnis adalah untuk nabung menikah dan membeli rumah. Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, kami berusaha menjaga komunikasi dua arah dan mengutamakan profesionalitas. Kami membuat batasan yang jelas tentang bagaimana kami menjalani hubungan bisnis dan percintaan,” jelas Adian.
2. Punya keterampilan berbeda, bagi tugas yang jelas
Umumnya, setiap individu memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Manfaatkan perbedaan tersebut untuk melengkapi satu sama lain agar tujuan usaha kalian tercapai. Lakukan pembagian tugas yang jelas dan adil sejak awal berdasarkan keterampilan dan kemampuan masing-masing. Adian menceritakan bahwa, “Di Nasi Uduk Surabaya, saya lebih fokus untuk merencanakan strategi manajemen bisnis secara keseluruhan, melakukan negosiasi dengan mitra bisnis dan melayani para ojek online. Sedangkan Pricil lebih fokus untuk menjaga kualitas rasa makanan, menangani karyawan, dan mengatur laporan keuangan. Tugas utama tersebut kami bagi berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keterampilan kami masing-masing.”
3. Pahami kebutuhan pasar, maksimalkan platform digital
Saat ini, masyarakat tidak dapat terlepas dari kemudahan layanan digital untuk membantu kehidupan mereka sehari-hari. Para pelaku usaha juga seolah dituntut untuk selalu up-to-date dengan perkembangan layanan digital. Dalam usaha kuliner sendiri, media sosial dan layanan pesan antar makanan adalah dua platform digital utama yang harus dimaksimalkan penggunaannya.
“Kehadiran layanan pesan antar makanan seperti ShopeeFood kini bisa membantu para pelaku usaha mulai berjualan dengan modal yang lebih minim, karena mereka bisa hanya memanfaatkan dapur rumah. Jualan online lewat ShopeeFood juga dapat menjadi salah satu cara untuk memperluas jangkauan pemasaran. Untuk meningkatkan transaksi, kami juga aktif mengikuti kampanye ShopeeFood seperti Tanggal Kembar, Pay Day, Menu Diskon, dan masih banyak lagi. Hal tersebut terbukti efektif dimana hampir 50% dari total penjualan kami berasal dari ShopeeFood. Selain itu, kami juga berusaha meningkatkan awareness usaha kami dengan membuat konten-konten menarik dan inspiratif di TikTok,” tambah Adian.
4. Jaga profesionalitas, buat batasan uang pribadi dan bisnis
Uang adalah hal yang sangat sensitif bagi setiap orang, tak terkecuali dengan pasangan. Untuk tetap menjaga profesionalitas, buat batasan yang jelas untuk uang pribadi dan bisnis. Bagi keuntungan yang adil sesuai dengan tanggung jawab dan peran masing-masing. Buat juga laporan keuangan yang transparan untuk memantau perkembangan usaha kalian bersama-sama.
5. Jaga Kualitas dan Loyalitas Utama
Menjaga kualitas rasa dan loyalitas pembeli adalah kunci utama yang harus selalu dipertahankan pelaku usaha kuliner untuk menjaga eksistensi bisnisnya secara panjang. Ke depannya, Adian dan Pricil berencana untuk terus memperluas jangkauan Nasi Uduk Surabaya dengan menambah cabang baru hingga membuka restoran.